Kamis, 29 April 2010

Bapak Mukmin Suprayogi

KATA PENGANTAR




Tidak mudah menentukan calon untuk diwawancari demi terselesainya tugas yang diberikan Prof. Sulistyo Basuki, dalam mata kuliah Metode Penelitian ini. Syarat utama yang diajukan oleh bapak Professor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi minimal S2 Ilmu Perpustakaan dan telah mengabdi 3 tahun di perpustakaan atau dosen ilmu perpustakaan. Tembakan pertama penulis adalah langsung kepada Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, Yogi demikian panggilan akrabnya, walaupun hanya kenal nama tapi tidak kenal wajah. Dan calon kedua adalah ibu Siti Sumarningsih, M.Lib atau dipanggil dengan bu Ining. Beliau adalah dosen penulis sewaktu kuliah di Universitas Yarsi.
Kedua orang calon tersebut penulis hubungi, dan Alhamdulillah keduanyapun merespon. Akhirnya, penulis pilih pak Yogi dengan pertimbangan bahwa beliau selain seorang pustakawan dan dosen ilmu perpustakaan, juga magister sain bidang perpustakaan, dengan konsentrasi bidang kearsipan. Kebetulan bidang tersebut sangat relevan dengan peminatan penulis.
Ditemui penulis pada hari Senin, 22 Februari 2010, pukul 8.30 pagi, di ruang dosen Fakultas Adab & Humaniora lantai 5, Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau bercerita sepak terjangnya sebagai pustakawan dan tenaga pendidik. Kampus UIN Jakarta merupakan tempat tugas beliau yang baru, setelah delapan tahun lamanya bertugas di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkulu. Selama bertugas di Bengkulu, selain dikenal sebagai pustakawan, juga beliau juga aktif sebagai dosen di beberapa tempat, antara lain: dosen Jurusan Dakwah Prodi Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Bengkulu, dosen Prodi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu, dosen Jurusan Office Management LP3I, dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu, dan guru Jurusan Bahasa SMAN 4 Bengkulu. Sebelum bertugas di Bengkulu, Pak Yogi, seorang pustakawan yang suka menyebut dirinya sebagai “pria panggilan” ini adalah dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra UI (sekarang FIB UI), dan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Yarsi, serta pustakawan dan dokumentalis PPII PUSDIPI Masjid Istiqlal, Harian Umum Berita Buana dan Republika, serta Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi UI.



PERJALAN HIDUP PUSTAKAWAN
MUKMIN SUPRAYOGI



Masa KecilMukmin Suprayogi, panggilan sehari-hari Yogi, terlahir di Jakarta, 1 Maret 1962. Anak pertama dari Almarhum H. Muhammad Hadi Soemarno (pensiunan PNS), dan Hj. Siti Faridah (ibu rumah tangga).

Masa Pendidikan
1968 – 1974: TK & SD Dharma Bakti Jakarta
1974 – 1977: SMPN 60 Jakarta
1977 – 1981: SMAN 10 Jakarta
1985: FSUI (Sarjana Muda Sastra Cina)
1990: FSUI (Sarjana Ilmu Perpustakaan)
2001: FSUI (Magister Sain Kearsipan)

Perjalanan Profesi
Riwayat pekerjaan yang telah dijalani tidak jauh dari keahlian yang ditekuninya, yaitu bidang Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan. Selain sebagai pustakawan, dosen, dan guru, ia juga pernah sebagai dokumentalis pada Harian Umum Berita Buana dan Republika. Secara runtut perjalanan kariernya tergambar dibawah ini :
Pustakawan Pusat Perpustakaan Islam Indonesia (PPII) Masjid Istiqlal, 1988 – 1990 (koord JIPI)
Pustakawan Lembaga Pers Dr. Sutomo, 1990 (pustakawan)
Pustakawan Harian Umum Berita Buana. 1990 – 1992 (dokumentalis)
Pustakawan Harian Umum Republika, 1993 – 1995 (Pjs. Kapusdok)
Pustakawan Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM FEUI), 1995 – 1997 (Kabag PIPE, Pusat Informasi Perencanaan Ekonomi)
Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan FSUI, 1988 – 1990 dan 1992 - 2002
Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Yarsi, 1993 – 2002, 2010 - sekarang
Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan FISIP Universitas Bengkulu, 2002 – 2009
Dosen Prodi KPI Jurusan Dakwah STAIN Bengkulu, 2003 - 2009
Dosen Jurusan Kesmas STIKES Tri Mandiri Sakti (TMS) Bengkulu (2003 – 2009)
Dosen Jurusan Office Management LP3I Bengkulu, 2007 - 2009
Guru Bahasa Mandarin SMAN 4 Bengkulu, 2005 – 2009
Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab UIN Jakarta, 2009 - sekarang
Selama bertugas di Bengkulu, Yogi pernah ditugaskan sebagai:
• Staf Proyek Pembangunan STAIN Benkulu (2003)
• Kepala Lab Komputer STAIN Bengkulu (2003-2004)
• Ketua Penyusunan Laporan AKIP STAIN Bengkulu (2004)
• Kepala Unit Kearsipan STAIN Bengkulu (2008)
• Kordinator Mata Kuliah SIM Jurusan Kesmas STIKES TMS (2003 – 2009)
• Anggota Tim Penyusunan Borang Akreditasi Jurusan Ilmu Perpustakaan UNIB (2008)

Pengalaman Berkarir di Jakarta
Jurusan Ilmu Perpustakaan FSUI mulai dilirik Yogi ketika ia masih aktif kuliah pada Prodi Sastra China pada akhir tahun 1985, dengan mengikuti mata kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan (PIP) yang diasuh Prof. Sulistyo Basuki. Sebelum memasuki perkuliahan, ia sempat melamar kerja di Perpustakaan JIP FSUI, tapi saat itu Ibu Soma (almarhumah Lily K. Somadikarta, M.Sc), ia disuruh menghadap Ibu Luwarsih Pringgoadisuryo (almarhumah), akhirnya ia melakukan magang kerja di perpustakaan selama lebih kurang 5 bulan di PDIN LIPI (sekarang: PDII LIPI), dari bulan Oktober 1985 – Maret 1986. Dengan bekal mengikuti kuliah PIP dan pengalaman pertama magang perpustakaan di PDIN LIPI, ia dapat menyelesaikan kuliah di JIP FSUI.
Awal karirnya diawali sebagai dosen sebetulnya telah ia mulai sejak masih kuliah, tahun 1988, atas permintaan Prof. Sulistyo Basuki, untuk membantunya sebagai asistensi di Lab Komputer. Di bawah usulan dan dibawah bimbingan beliau pula, Yogi dapat menyelesaikan skripsinya tentang Jaringan Informasi Pengkajian Islam (JIPI) tahun 1990. Karirnya sebagai dosen sempat terhenti ketika ia lebih asyik bekerja sebagai pustakawan dan dokumentalis di Harian Umum Berita Buana dan Republika.
Kemudian ia kembali ke kampus pada tahun 1992 untuk melanjutkan karirnya sebagai dosen. Saat itu JIP FSUI dipimpin DR. Karmidi Martoatmodjo dan Sekjur DR. Zulfikar Zen, MA (Pak Zul). Selain di UI, tahun 1993 Yogi mulai aktif juga membantu Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Yarsi. Disamping berkarir sebagai dosen UI dan Yarsi yang ia tekuni sampai dengan tahun 2002, pengalaman teknis sebagai praktisi pustakawan ia jalani di beberapa lembaga, antara lain: PPII Masjid Istiqlal, LPDS Dr. Sutomo, HU Berita Buana, HU Republika, dan LPEM FEUI. Yogi berkeyakinan, profesi sebagai dosen perlu diimbangi dengan pengalaman teknis, karena profesi pustakawan adalah “technical oriented”. Jadi, dalam mengajar tidak cukup dengan mengandalkan “text book”, melainkan harus diwarnai dengan praktiknya di lapangan. Dengan demikian, mahasiswa diajak untuk berfikir, bahwa kepustakawanan tidak hanya sekedar mampu mahami buku secara teoritis, melainkan juga harus dapat memahami kondisi realitas di lapangan. Wawasan Yogi semakin luas tatkala dia bergabung di PPII Masjid Istiqlal dan LPEM FEUI. Ia merasa bangga pernah bekerja di dua tempat tersebut, karena didalamnya terdapat sejumlah tokoh nasional dan cendekiawan, seperti: Adi Sasono (bekas Menteri Koperasi), M. Dawam Rahardjo (cendekiawan muslim), Faisal Basri (pengamat ekonomi), Sri Mulyani Indrawati (menteri keuangan), dan sebagainya. Yang paling menarik adalah ketika ia bercerita tentang sosok Drs. Y. Sofyan (pak Yayan). Beliau adalah pustakawan yang alumni dari Jurusan Ilmu Perpustakaan UNINUS Bandung. Melalui kerja keras dan kerja cerdas Pak Yayan, ia berhasil merancang bangun sistem manajemen informasi perpustakaan Harian Umum Berita Buana dan berdirinya industri pers bernama Republika. Pak Yayan pernah menunjukkan kepada Yogi sebuah agenda yang didesain dengan sangat rapi, dengan tegas ia nyatakan bahwa tanggal 4 Januari 1993 akan lahir koran baru di republik ini bernama Republika. Dan, Yogi adalah saksi mata kelahiran pertama “bayi” Republika pada tanggal itu di salah satu percetakan di kawasan Pulo gadung.
Karirnya sebagai pustakawan berakhir pada awal tahun 1997, ketika ia harus memilih salah satu dari dua profesi yang disandangnya, pustakawan atau dosen. Ia memilih dosen, dengan harapan dapat diangkat sebagai PNS fungsional tenaga edukatif di lingkungan UI (Depdiknas). Tapi, Tuhan berkehendak lain, bertepatan dengan hari ulang tahunnya, 1 Maret 1999, ia diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Capeg), dan ditempatkan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkulu. Atas kebijakan dari Ketua STAIN, ia boleh menyelesaikan kuliah magisterya di Jakarta. Setelah diwisuda pada pertengahan tahun 2001, ia sempat membimbing skripsi dua orang mahasiswa Universitas Yarsi. Kini keduanya telah lulus dan merupakan sarjana ilmu perpustakaan pertama yang dihasilkan dari Universitas Yarsi. Awal Pebruari 2002, ia meninggalkan kota kelahirannya untuk mengabdikan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan STAIN Bengkulu Departemen Agama RI.

Pengalaman Berkarir di Bengkulu
Banyak orang berkarier di bidang perpustakaan tapi malu menyebut dirinya sebagai Librarian, sebagai pustakawan. Namun, bagi seorang Yogi, ia justru bangga menyebut dirinya sebagai pustakwan ketimbang dosen. Dengan bekal dirinya sebagai seorang librarian, ia hijrah ke Bengkulu pada tahun 2002. Ia tinggalkan hiruk pikuknya kota Jakarta untuk memulai kehidupan yang serba baru, dimana kondisi alamnya masih terbebas dari segala macam polusi. Di Bengkulu inilah merupakan titik pertama kariernya sebagai PNS dengan STAIN Bengkulu sebagai unit kerjanya. Kiprah Yogi di Bengkulu sangat unik, dengan bekal ilmu perpustakaan yang dimilikinya, ia mampu menghadapi aneka ragam tantangan yang kiranya cukup menarik untuk disimak bagi para calon pustakawan.
Kiprahnya sebagai tenaga fungsional pustawan pratama hanya bertahan selama setahun (2002 – 2003). Terhitung mulai tahun 2003, ia mutasi ke tenaga pengajar, tahun berikutnya (2004) ia diangkat sebagai fungsonal edukatif dengan jabatan Asisten Ahli pada Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Jurusan Dakwah STAIN Bengkulu. Dua tahun kemudian (2006) pangkatnya naik menjadi lektor (III/c). Saat ini ia sedang mengurus kenaikan pangkat menjadi III/d. Unik memang, seorang dengan kualifikasi pendidikan yang sangat tidak paralel (Bahasa Mandarin dan ilmu perpustakaan) harus mengajar pada bidang lain yang penuh dengan nyuansa keagamaan (Prodi Komunikasi Penyiaran Islam), yang mana para mahasiswanya adalah calon-calon-calon ustad atau mubaligh, sedangkan dosennya bukan ustad. Hal ini tidak terlepas dari cara Yogi melobi kepada sejumlah pimpinan STAIN, yang pada akhirnya bermuara pada keputusan sidang Senat STAIN Bengkulu. Mula-mula ia harus menetapkan pilihan jurusan yang “paling cocok”, setidaknya yang mendekati dengan displin ilmu perpusakaan, yakni: Tarbiyah atau Syariah atau Dakwah. Yogi memilh Jurusan Dakwah dengan pertimbangan lebih dekat dengan disiplin ilmu perpustakaan ketimbang lainnya, karena perpustakaan mengajarkan tentang informasi, dan informasi itu harus dikomunikasikan kepada user. Demikian pula dengan Dakwah, ilmu ini mengajarkan seni menyampaikan pesan kepada umat tentang berbagai informasi keagamaan secara sistematis dengan menggunakan alat atau media, dan seterusnya. Mula-mula ia diserahi tugas mengajar mata kuliah kurikulum nasional, Ilmu Komunikasi, pada semester-semester berikutnya beban mata kuliah yang harus diampu semakin bertambah dan beragam, antara lain: Sistem Informasi Manajemen (SIM), Public Relation, Dasar-dasar Manajemen, Publisistik, Jurnalistik, Bahasa Inggris, Penulisan Feature dan Opini, dan Komunikasi Dakwah. Selain di STAIN Bengkulu, ia juga mengajar di STIKES TMS sebagai koordinator mata kuliah SIM Kesehatan. Sebagai koordinator, ia mengajar hanya 5 kali pertemuan, selebihnya diberikan kepada dosen lainnya yang berlatar belakang komputer dan manajemen kesehatan.
Disela-sela kesibukannya di STAIN dan STIKES TMS Bengkulu, ia masih konsisten untuk mengajar di bidang ilmunya sendiri pada tiga lembaga pendidikan, yakni UNIB, LP3I dan SMAN 4. Mata kuliah yang diserahkan oleh UNIB antar lain: SIM Perpustakaan, Sistem Jaringan Perpustakaan, Administrasi Perpustakaan, Manajemen Dokumen, dan Penulisan Karya Ilmiah dan Populer. Di LP3I ia hanya mengasuh mata kuliah Filing Management pada Jurusan Office Management, sedangkan di SMAN 4 ia mengajar mata pelajaran Bahasa Mandarin di Jurusan Bahasa. “laoshi” demikian panggilan murid-muridnya kepada Yogi, yang berarti guru. Bahasa Mandarin adalah ilmu “pamungkas” miliknya, setelah 20 tahun ia tinggalkan. Menurutnya, tawaran jadi guru diterima dengan alasan, karena ia merasa terpanggil, bahwa inilah saatnya untuk beramal jariah. Baginya, Bengkulu adalah ladang amaliyah sebagai bekal menghadap Sang Kuasa. Ia berkeyakinan, ilmu yang ia tebarkan itu akan menolong dirinya di akhirat kelak. Akhirnya, mukjizat Tuhan pun hadir, bulan November hingga Desember ia diikutsertakan sebagai salah satu peserta Diklat Bahasa Mandarin di Guangzhou, RRC.
Sekalipun sebregnya kegiatan yang pernah ia lakukan, dengan rendah hati ia menolak angapan orang lain bahwa dirinya pandai. Justru, karena merasa dirinya tidak pandai itulah, ia berusaha untuk menutupi kelemahannya. Caranya? ya berusaha untuk berlaku rajin. Dengan rajin, orang akan senang hati menerima kita apa adanya. Ia berpendapat, bila seorang ingin meraih sukses perlu memiliki siasat yang strategis. Yogi menawarkan konsep smile (suka, minat, informasi, level, elegant). Awal dari segalanya untuk meraih sukses seorang harus memiliki rasa suka. Dari rasa itu maka akan timbul minat untuk memperdalam bidang yang disukai itu. Dari hasil rasa suka dan minat itu maka seorang akan memperoleh informasi yang relevan dan ilmu yang bermanfaat. Ketika seorang telah berilmu, maka Tuhan pun akan mengangkat beberapa derajat (level) dibandingkan dengan lainnya. Level itu akan melekat terus pada diri seorang dengan penampilan yang sangat elegant. Jika perempuan dia akan tampil secara anggun, sedangkan laki-laki akan tampil berwibawa.
Saat ini, murid SMAnya tersebar di sejumlah perguruan tinggi, bahkan sudah ada yang berada di negara China untuk mengambil gelar Bachelor of Arts (BA) di bidang Chinese Teaching Program. Sebelum kembali ke Jakarta, ia meninggalkan prestasi cemerlang dan nama harum untuk SMAN 4, antara lain: dari 10 murid berprestasi tingkat Provinsi Bengkulu pada Jurusan Bahasa tahun lalu (2009), 6 orang berasal dari SMAN 4, mereka dapat hadiah motor dari Gubernur Bengkulu. Pada tahun 2009, Jurusan Bahasa SMAN 4 kembali meluluskan 100 persen.
Dari 12 orang muridnya, 5 orang diantaranya bahasa Mandarin ada memperoleh angka 10, dan paling rendah adalah 9. “Pak Yogi mengajar dengan hati”, demikian komentar Kepala Sekolah SMAN 4 kepada Yogi. Tampaknya ia akan dikenang selamanya sebagai pustakawan, dosen dan guru yang mengajarkan dengan hati. Menurutnya, hingga sekarang banyak murid dan mahasiswanya masih sering berkomunikasi lewat pesan singkat (SMS).
Di bidang non akademik, ia mengusulkan agar perlu diadakan pembenahan dokumen di lingkungan STAIN Bengkulu. Ada tiga alasan yang Yogi ajukan, yakni alasan informasi, alasan evidensi dan alasan akuntabilitas. Ia menyatakan, lokasi perpustakaan harus strategis yang dapat dijangkau dan terlihat oleh siapaun yang masuk ke dalam lingkungan kampus. Ini penting, untuk memperlihatkan kepada masyarakat (stake holder) bahwa STAIN Bengkulu berkeinginan menjadi lembaga pendidikan berkualitas, terutama ketika pejabat penilai baik pada tingkat inspektorat atau pun badan akreditasi datang meninjau STAIN Bengkulu. Dengan penjelasan ini akhirnya, Perpustakaan STAIN Bengkulu dibangun kembali gedung baru yang lebih representatif, terletak di tengah kampus dan lebih mewah ketimbang gedung rektorat. Dari komunikasi yang terbangun secara efetif, Yogi sempat diserahi beberapa tugas penting, antara lain: Ketua Pengadaan Lab Komputer, Kepala Lab Komputer, Tim Penyusunan Laporan AKIP, Staf Proyek Pembangunan, dan Kepala Unit Kearsipan.
Diantara jabatan yang pernah ia emban, yang paling berkesan adalah ketika dipercaya sebagai Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) STAIN Bengkulu. Yogi menyatakan sangat berterima kasih kepada bu Anon Mirmani, M.Sc, karena beliau pernah memberi fotokopi buku tipis berjudul LAKIP. “Yogi, kamu baca buku ini, untuk melihat arsip apa saja yang tercipta dalam suatu lembaga, sehingga kamu dapat membuat analisis makro”, demikian pesan singkat bu Anon langsung kepadanya. Yogi tidak pernah membayangkan bakalan diserahi tugas penting sebagai tim penyusunan laporan AKIP. Yang lebih membanggakanya adalah ketika laporan yang ia susun (hampir 100%) itu, dinyatakan baik dan benar oleh Sekretariat Jenderal Depag RI, padahal sebelumnya ditolak dan dikembalikan. Ini menunjukkan bahwa ilmu perpustakaan dan kearsipan saling mendukung untuk melancarkan kinerja administratif. Kinerja yang juga didukung dengan pengalamannya ketika ia bergabung dengan organisasi NGO, seperti: PPII Masjid Istiqlal, yang jauh berbeda dengan kinerja PNS.

Kembali Ke Jakarta
Penulis teringat akan lagu Koes Plus, ke Jakarta akuu kan kembaliii…, begitu juga yang terjadi pada diri Yogi. Setelah sepak terjang dan kiprahnya memperkenalkan sosok pustakawan profesional dengan berbagai atribut yang melekat pada dirinya kepada masyarakat Bengkulu, pada pertengahan tahun 2009, tepatnya akhir bulan Juli 2009 ia kembali ke Jakarta (back to habitat), kembali ke kota kelahirannya. Ia berkumpul kembali bersama keluarganya, setelah tiga tahun lamanya berpisah dengan istri dan kedua anaknya. Ayah dari Muthia Fariza (murid SMAN 1 Jakpus) dan M. Faisal W. Aziz (murid SMPN 229 Jakbar) dimutasi dari Jurusan Dakwah ke Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010, ia sudah mulai mengajar untuk mata kuliah “Otomasi Perpustakaan” dan “Metodologi Penelitian”. Semester genap ini ia kembali ia diserahi tugas mengajar mata kuliah “Dasar-dasar Kearsipan”, “Seminar Pra Skripsi”, dan Jaringan Informasi”. Selain di UIN, suami dari Tian Tristianan Sri Handayani, SE ini juga diminta mengajar di Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Yarsi. Di kampus ini, ia mengajar “Perpustakaan Digital”.

Sebagai pendatang baru di UIN Jakarta, ia sedang berusaha menata diri untuk mewujudkan tekadnya untuk mengimbangi kemajuan dengan sahabat pustakawan. Ia tidak ingin mengejar ketertinggalan, karena, jika hanya sekedar mengejar ketertinggalan, maka kita tetap pada posisi tertinggal. Tapi, jika kita masuk ke dalam situasi kemajuan, maka yang kita peroleh adalah kemajuan. Sebagai langkah pertama, November 2009 ia masuk ke dalam sebuah komunitas bergengsi, Senayan yang disebut sebagai SDC (Senayan Developers Community). Awal Pebruari 2010, ia dengan Tim SDC pergi ke Bengkulu untuk memasang Senayan Open Source pada Perpustakaan Daerah Curup dan STAIN Curup. Pada semester ini, kembali ia diuji kemampuannya, Dekan Fakultaas Adab dan Humaniora UIN Jakarta menugaskannya untuk menyusun Proposal Pendirian Prodi Bahasa Mandarin. Jika ia berhasil merampungkan garapannya, maka ini adalah “proyek” pertama sebagai dosen UIN. Amin! Ia berkeinginan semua dosen Prodi Sastra Mandarin yang akan mengajar di UIN Jakarta adalah lulusan dari Republik Rakyat China. Kedepannya, ia akan melibatkan murid-muridnya yang dari Bengkulu untuk mengajar di UIN Jakarta. Hal ini sesuai dengan arah pengembangan UIN yang ingin menjadi “Research University” dan “world class university”.
Untuk mewujudkan itu, perlu visi dan misi yang jelas. Menurut Yogi, Visi adalah mimpinya sebuah lembaga. Untuk mengejar mimpi, maka perlu dijabarkan ke dalam misi. Misi terdiri dari dua elemen, yang bersifat substantf dan bersifat fasilitatif. Substatif adalah core business lembaga, meliputi: pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi (Penelitian, pengabdian dan pendidikan), sedangkan Misi bersifat fasilitatif, dimana lembaga harus menjang kelancaran roda organisasi sehinggi visi tercapai, meliputi: keuangan, kepegawaian, logistik, dan seterusnya.
Indikator keberhasilan seorang tenaga pendidik, manakala dosen menyaksikan “keberhasilan seorang dosen adalah bila anak didiknya melebihi dirinya sebagai tenaga pendidik”. Misalnya, seorang dosen berpendidikan S2 maka mahasiswanya kelak harus S3, bila seorang dosen berpendidikan S3 maka mahasiswanya kelak harus Professor. Bila seorang dosennya Professor, maka kebanggaan seorang tenaga pengajar. Oleh sebab itu tugas seorang tenaga pengajar adalah sebagai fasilitator, motivator, dan “provokator”. Sebutan yang terakhir tidak harus bernuansa negatif, ketika dosen mampu untuk memprovokasi mahasiswa agar jadi guru besar, itu adalah sah-sah saja!

Orang-orang Dibalik Keberhasilan
Keberhasilan seseorang itu tak luput dari peran orang-orang disekitar, baik itu peran kedua orangtua, keluarga (anak dan istri) serta guru dan dosen yang membimbing hingga berkemampuan berpengetahuan dan kawan sejawat tempat berdiskusi, saling knowledge sharing.
Demikian pula dengan Yogi, ia bisa demikian berkat bimbingan dan gemblengan guru-gurunya, baik secara langsung dan formal mengajar dirinya di klas, maupun yang informal. Sebut saja, nama orang pertama, Bapak Prof. Sulistyo Basuki, Ph.D, yang memberi kesempatan pertama dan pembuka pintu agar saya dapat berkenalan dengan dunia pendidikan. Menurutnya, Pak Sulis dengan caranya yang khas menyuruhnya masuk klas untuk membantu mengajar praktek mata kuliah komputerisasi bahan pustaka di Fasilkom UI Salemba. “Gi, ngajar” begitu perintahnya singkat, dan menurutnya, kata singkat itulah yang membekas hingga sekarang!
Orang kedua dan ketiga adalah Bapak DR. Zulfikar Zen, MA dan Bapak Drs. Y. Sofyan, MM. mereka yang membuka wawasan Yogi di bidang kepustakawanan Islam. Pak Zul yang memasukannya ke lingkungan Yarsi, Pak Yayan yang memperkenalkan Yogi tentang dunia NGO dengan segala problematikanya.
Orang keempat dan kelima Ibu Siti Sumarningsih, M.Lib dan ibu Anon Mirmani, M.Sc, yang selalu seiring sejalan dan tempat berdiskusi dalam pengembangan ilmu perpustakaan dan ilmu kearsipan.

Pandangannya Terhadap Organisasi Perpustakaan
Pustakawan menurut Yogi harus berperan aktif dan bersikap “percaya diri” baik di lingkungan masyarakat internal tempatnya bekerja, maupun lingkungan ekstenal. Pustakawan harus masuk ke dalam sistem dalam satu organisasi perpustakaan, dan tidak seperti kelapa dalam tempurung. Artinya, pustakawan tidak boleh hanya berjalan di tempat. Yogi prihatin dengan organisasi IPI yang tampaknya sedang disemprot habis oleh pihak-pihak yang antipati terhadap kepengurusan IPI. Lepas dari masalah yang dipersoalkan, apakah tidak sebaiknya yang pro dan kontra duduk semeja, untuk membicarakan IPI ke depan. IPI harus legowo, mungkin begitulah cara mereka mengungkapkan “sayang” kepada IPI, sedangkan yang “oposisi” segera menyadari, bahwa jadi outsider tidak akan menjadikan IPI kemudian berubah. Apakah benar, yang menghujat jauh lebih baik daripada yang dihujat, menurut Yogi, bila ingin memperbaiki IPI, maka siapapun orangnya harus masuk ke dalam sistem, agar suaranya terdengar dan segera menjadi pertimbangan organisasi. Bukan berteriak di dalam dunia maya!

Hasil KaryaMembuat tulisan kemudian diterbitkan pada salah satu jurnal ilmiah merupakan kesempurnaan profesionalisme. Yogi sadar betul, selama di Bengkulu ia larut dan tenggelam dalam berbagai aktivitas mengajar, sedangkan komunikasi formal yang dimuat dalam jurnal ilmiah jarang dilakukan. Oleh karenanya, ia bertekad untuk mengimbangi kemajuan, bukan lagi mengejar ketertinggalan. Hal ini ia buktikan, dengan tulisannya yang dimuat pada majalah bulanan Intisari edisi Januari 2010, berjudul “Perpustakaan dan Perjalanan Hidup Manusia”. Di bawah ini adalah cuplikannya:
Dimulai dari angka pertama, 000 (Umum) melambangkan bahwa manusia lahir dalam keadaan tidak tahu apa pun dan tidak mengenal siapapun. Oleh sebab itu, bayi yang baru lahir pasti menangis. Tangisan bayi adalah lambang perpindahan ‘lokasi’ dari alam rahim ke alam dunia. Pada saat berbahagia itu, ayah bunda dan seluruh keluarganya menyambutnya dengan senyum tulus, bahkan sangking bahagianya tak terasa air mata yang bening pun meleleh di pipi. Tak dapat dibayangkan, alangkah gelisahnya, bila sang jabang bayi yang baru saja melihat alam dunia, lahir dalam keadaan terdiam dan tersenyum, apalagi tertawa. Wah, pasti heboh, dan esoknya akan muncul berita di surat kabar dengan judul yang cukup sensasi “bayi brojol langsung senyum”. Kemudian rumah itu bakalan kedatangan tamu tak diundang, karena dianggapnya telah lahir bayi ajaib dan pasti membawa keberkahan!
Angka kedua, 100 (Filsafat) diibaratkan anak yang baru saja beranjak usia balita, dia mulai berkenalan dengan ayah bundanya, kakaknya, opa dan omanya, adik sepupunya, pakde, bude, dan seterusnya. Pada taraf pemikiran yang masih sederhana dia sudah mulai tahu, panasnya api, dinginnya es, sejuknya AC, dan seterusnya.
Angka ketiga, 200 (Agama), pada saat sang “belahan jiwa” sudah mulai berpikir, kepadanya tidak lupa diperkenalkan adanya Tuhan, sang Pencipta dunia dan seisinya. Sering kali kita saksikan, orang tua membawa “si kecil” ke tempat-tempat ibadah, seperti: masjid, gereja, vihara, candi, kuil, dan sebagainya.
Angka keempat, 300 (Ilmu Sosial), orang tuanya berusaha agar sang anak bisa kenalan dengan kawan sebayanya, maka walaupun masih balita, sang anak sudah mulai memasuki bangku pra-sekolah, seperti: play group, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan sejenisnya. Dengan harapan sang anak memperoleh pengalaman bergaul dengan masyarakat yang lebih luas, dan tentu saja diharapkan memiliki kepekaan sosial terhadap lingkunganya.
Angka kelima, 400 (Bahasa), pada saat yang sama, seiring dengan perkembangan psikologis dan fisiknya, kemampuan bahasa sebagai modal pergaulan juga berjalan seimbang. Sang buah hati mulai dibekali aneka ragam bahasa sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya, terutama yang berasal dari bahasa ibunya. Yang lahir dari budaya Jawa pasti akan pandai bicara dalam bahasa Jawa, demikian pula yang lahir di Papua pasti bisa ‘ngomong’ bahasa Papua. Yang paling mujur yang lahir di London atau China pasti fasih dan lancar berbahasa Inggris dan Mandarin (maksudnya, tidak perlu ikut kursus bahasa Inggris atau Mandarain). Dengan bekal bahasa, sang anak kemudian bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya secara lebih optimal dan intensif.
Angka keenam, 500 (Ilmu Murni), beranjak pada usia sekolah, berarti bekal kehidupan ke depan sudah mulai diberikan kepada si buah hati, yakni usia sekolah. Dia mulai berkenalan dengan ilmu-ilmu pengetahuan ‘murni’, seperti: matematika, bahasa, ilmu alam, dan sebagainya.
Angka ketujuh, 600 (Ilmu Terapan), beranjak ke usia remaja, tidak hanya sekedar ilmu-ilmu murni saja yang diperkenalkan, melainkan bagaimana ilmu itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, umpamanya, bagi seorang muslim tidak hanya tahu arti penting shalat, tapi bagaimana menjalankan shalat itu sendiri dengan baik di masjid. Yang Kristen tidak hanya pandai bernyanyi, tapi bagaimana suara merdu itu bisa bernilai ibadah di gereja, dan seterusnya.
Angka kedelapan, 700 (Kesenian), setelah memiliki ilmu pengetahuan yang semakin banyak, baik yang bersifat pure science, maupun yang applied science, ada pula yang punya minat terhadap keindahan. Kemampuan rasanya lebih tajam dan dominan atau terdapat keseimbangan antara akal dengan rasa, yakni antara kemampuan sains teknologi dengan cita rasa seni, seperti gemar melukis, bermain musik, fotografi, dan sejenisnya. Oleh sebab itu, tidak jarang seorang wartawan foto pada sebuah sebuah penerbitan pers yang berlatar belakang ilmu eksakta.
Angka kesembilan, 800 (Kesusasteraan), tidak hanya di bidang seni saja, ada juga yang berminat di dunia kesusastraan, tengok saja sastrawan terkenal seperti Taufik Ismail. Ketika dia membaca hasil karya sastranya, atau orang lain membaca puisinya, sulit dipercaya bahwa sebenarnya dia adalah seorang dokter hewan.
Angka kesepuluh, 900 (Biografi), akhir dari siklus perjalanan hidup manusia akan berakhir di batu nisan bertulisan “disini hamba Tuhan beristirahat dengan tenang”, “rest in peace”, “segalanya akan berpulang kepada Sang Pencipta”. Seperti kata pepatah “gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”, demikian pula dalam siklus kehidupan kita. Jika, selama kita hidup dalam keadaan yang bermanfaat bagi lingkungan, maka kita akan dilepas oleh tangisan dan linangan air mata, dan dikenang sebagai manusia terpuji, sebaliknya bila sepanjang hidupnya selalu berprilaku onar dan selalu membuat keresahan di masyarakat, maka akan dilepas dengan kelegaan hati dan tesenyum senang. Mungkin, sambil tertawa-tawa ada yang berceloteh “syukurlah, si fulan tiada lagi, berarti kan, si biang kerok yang selalu bikin resah di kampung kita sudah gak ada lagi, kampung kita nyaman kembali”.
Pada intinya, tulisan Yogi mengajak kita merenung sejenak, sudah sampai sejauh mana kita melangkah untuk Tuhan dan lingkungan sekitar. Sudahkah kita menjadi manusia bermakna bagi orang lain? Untuk itu, mumpung masih diberi kesempatan, ia mengajak sama-sama untuk mengukir perjalanan hidup kita ke depan dengan catatan tinta emas. Biarkan orang lain tersenyum menyambut kehadiran kita di dunia, sedangkan kita menangis sejadi-jadinya, mungkin secara ‘naluriah’, sebagai simbol bahwa sang bayi suatu saat akan berhadapan dengan setumpuk masalah tentang dunia. Lalu, biarkan orang lain menangis ketika melepas kepergian kita, sementara senyuman senantiasa menghiasi wajah bersih kita, karena kita sedang dihibur oleh para malaikat dan bidadari utusan Tuhan untuk mengiringi langkah kita menghadap pada Sang Pencipta.

Lucien Febvre dan Marc Bloch

RINGKASAN BACAAN
BAB 2 Para Pendiri: Lucien Febvre dan Marc Bloch
Terjemahan Oleh: Djoko Marihandono


Di Perancis, decade 1920-an adalah dasawarsa gerakan sejarah jenis baru, yang dipimpin oleh dua guru besar Universitas Strasbourg, Marc Bloch dan Lucien Febvre. Jurnal mereka terbitkan, Annales d’histoire economique et sociale, mengkritik tajam sejarawan tradisional. Seperti halnya Lamprecht, Turner dan Robinson, maka Febvre dan Bloch juga menentang dominsi sejarah politik. Ambisi mereka ialah ingin mengganti sejarah politik dengan sejarah yang lebih luas dan lebih manusiawi, suatu sejarah yang berbicara tentang semua kegiatan manusia dan kurang berminat kepada penceritaan kejadian dibanding kepada analisis struktur, sebuah istilah yang sejak itu menjadi favorit para sejarawan Perancis, dengan julukan mazhab Annales.
Pelopor la nouvelle histoire

Sampai abad ke-19, penulisan sejarah di Perancis terfokus pada sejarah-sejarah politik atau sejarah-sejarah besar. Baru pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 muncullah pendekatan penulisan sejarah baru (la nouvelle histoire). Tokoh pencetusnya yang terkemuka adalah Henri Berr (1863-1954). Dia mencoba membuat paradigma dan epistemologi sejarah yang baru. Tokoh lain yang mempelopori penulisan sejarah baru itu adalah Lucien Febvre (1878-1956) dan Marc Bloch (1866-1944). Belakangan dua orang inilah yang lebih dikenal sebagai pelopor la nouvelle histoire itu.
Febvre menyebut cara penulisan sejarahnya sebagai sejarah total (l’histoire totale) sementara Bloch menyebutnya sejarah menyeluruh (l’histoire intégrée). Pada tahun 1929 Febvre dan Bloch menerbitkan jurnal ilmiah La Revue Annales. Dari nama jurnal itulah, muncul aliran sejarah baru, yakni madzab Annales yang sampai hari ini masih berpengaruh di dunia. Kata “Annales” itu sendiri berarti sejarah atau catatan sejarah. Ciri utama madzab Annales adalah penulisan sejarah dari berbagai aspeknya dan yang terpenting tidak bertumpu pada peristiwa-peristiwa besar.

Minat Febvre dan Bloch

Febvre dan Bloch, meski berbeda minat dan perhatian, sama-sama menginginkan sejarawan belajar dari disiplin ilmu lain. Keduanya tertarik pada ilmu lingusitik dan juga membaca kajian-kajian tentang mentalitas primitive karya antropologiwan filsuf Lucien Levy-Bruhl.
Minat utama Febvre adalah geografi dan psikologi. Dalam hal teori psikologi, Febvre sejalan dengan rekannya, Charles Blondel, menolak teori Freud. Dia juga mempelajari antropo-geografi dari Ratzel, tetapi menolak paham determinismenya. Febvre lebih menyukai pendekatan kaum possibilis (serba mungkin) ahli geografi ternama Perancis, Vidal de La Blance, yang menitik beratkan pada dorongan lingkungan terhadap kemampuan berbuat manusia, bukan pada hambatan yang ditimbulkannya. Bloch lebih dekat kepada sosiologi Emile Durkheim dan kelompoknya.

Mazhab Les Annales Menurut Prof. Dr. Djoko Marihandono
Dalam buku Mazhab Annales 1929-1989 Revolusi Prancis, yang diterjemahkan oleh Prof. Djoko Marihandono, mengungkapkan betapa pentingnya pedekatan Les Annales dalam menganalisis kajian budaya. Madzhab Les Annales lahir sebagai bentuk kritik terhadap sejarah yang menggunakan paradigma Ranke atau disebut madzhab methodique yaitu suatu madzhab yang menulis sejarah hanya untuk tokoh-tokoh terkenal dan peristiwa-peristiwa penting. Menurut Madzhab Les Annales, melakukan penelitian itu tidak hanya pada orang-orang terkenal dan peristiwa-peristiwa penting saja tetapi terfokus pada seluruh lapisan masyarakat yang membentuk suatu struktur tertentu.
Oleh karena itu Les Annales menggunakan metodologi structural yang memandang manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari struktur yang ditentukan baik dari posisi maupun dinamika kehidupannya. Oleh karena itu, mazhab Les Annales menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu menggunakan ilmu bantu dari bidang ilmu lain untuk mempertajam analisis tentang perubahan struktur sehingga metodologi struktur menjadi kajian multidimensional dalam ilmu sejarah. Sampai sekarang, metodologi structural masih digunakan oleh para sejarawan untuk merekonstruksi peristiswa sejarah, khususnya yang menempatkan perubahan struktur masyarakat sebagai tema.
Komentar Pribadi

Untuk memahami pembahasan Les Annales yang diterjemahkan oleh bapak Progf. Dr. Djoko Marihandono, penulis mengambil beberapa sumber (1) dari seumber langsung Mazhab Annales 1929-1989 Revolusi Prancis, yang diterjemahkan oleh Prof. Djoko Marihandono. (2) dari internet http://www.scribd.com/doc/25415411/Sejarah-Sebagai-Kajian-Budaya yang di akses tanggal 28 April 2010 tentang Sejarah sebagai Kajian Budaya oleh Prof. Dr. Djoko Marinadono. Sehingga dapat memberi gambaran sebagai berikut:
Sejarah adalah cabang ilmu sosial yang unik dan spesifik dan dalam penulisannya: sesahih apa pun metodologi yang dimiliki, ia tetap sangat bergantung pada teks, literatur, produksi bahasa yang dihasilkan sebagai bahan penulisan sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder.
Paradigma Annales menyelidiki tentang bagaimana sistem dari fungsi-fungsi sosial atau bagaimana keseluruhan dari fungsi-fungsi itu berkolaborasi dalam kurun waktu tertentu secara multi dimensi, yaitu : dimensi temporal, spasial, individual, sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Mazhab Annales menekankan pada pendekatan holistic, interdisiplin, structural serta berbagai perkembangan penulisan dengan pendekatan baru. Sehingga muncul tema-tema baru dalam penulisan sejarah seperti sejarah wanita, sejarah mentalitas dan lain sebagainya.
Ini menandakan bahwa para sejarawan Perancis ingin menampilkan nilai kebenaran sejarah melalui ketelitian metode berdasarkan empirisisme dan logika. Oleh sebab itu, fokus mereka tak lagi narasi organisasi kekuasaan, otoritas politik, dan relasi ekonomi sebagai sejarah makro, tetapi kepada serpihan-serpihan peristiwa sejarah sosial sebagai suatu sejarah mikro. Bisa dikatakan les Annales memberi kontribusi kepada perspektif baru ilmu sejarah dan merupakan sumber penggalian ide pemikiran pascamodernis pada dasawarsa 1960-an di Eropa maupun Amerika Serikat.

Knowledge Centre Universitas Tarumanegara







The Johannes Oentoro Library Universitas Pelita Harapan







Minggu, 25 April 2010

Referensi Perpustakaan Khusus

Kawan...
Ini hanya sekedar pengalaman..
Pengalaman keliling perpustakaan yang pernah kusinggahi..
Baik sendiri maupun sama sobat-sobatku..
Mungkin diantara kawan ada yang berminat..
Ini ada beberapa gambarannya..
Semoga bermanfaat, tq
1. Digital of Library of Al Qur'an
2. Perpustakaan Depag
3. Zoe, Zone of Edutainment Library Shop Cafe
4. Perpustakaan Masjid
5. Perpustakaan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Jumat, 16 April 2010

Kisi-kisi pertanyaan kunjungan ke Knowledge Center

Kisi-kisi Pertanyaan Kunjungan ke Knowledge Center
Oleh Mufid
Mahasiswa S2 Ilmu Perputakaan Universitas Indonesia


I. Arus Pengetahuan

1. Fungsi dan kompetensi inti yang ada, dan yang diperlukan perpustakaan pada saat ini dan masa yang akan datang
2. Persepsi tentang berbagi pengetahuan di lingkungan unit kerja
3. Persepsi tentang pengetahuan di dalam organisasi perpustakaan
4. Keinginan untuk berkolaborasi di seluruh unit dalam organisasi perpustakaan dan keinginan untuk menerima tanggungjawab atas kegagalan
5. Staf selalu menemukan pengetahuan yang dibtuhkan secara tepat
6. Sistem reward (hadiah) bagi staf yang Menciptakan sumber-sumber pengetahuan
7. Frekwensi staf menciptakan prosedur terdokumentasikan dalam menjalan tugas
8. Frekwensi staf berbagai informasi dengan unit-unit lain secara formal.
9. Tantangan dalam berbagi informasi dengan orang yang berasal dari unit-unit lain

II. Sarana inventarisasi /penyimpanan pengetahuan secara fisik

10. Format penyimpanan pengetahuan yang digunakan di perpustakaan
11. Jumlah pengetahuan baru yang diciptakan oleh staf
12. Jumlah pengetahuan yang dikumpulkan dari sumber eksternal
13. Siapa pemilik dari berabagai ilmu pengetahuan yang ada
14. Penciptaan pengetahuan

III. Penyimpanan pengetahuan (modal manusia/human capital)

15. Penempatan staf sesuai dengan bidang keahliannya
16. Perencanaan pengembangan staff
17. Sistem manajemen sumberdaya manusia (SDM)
18. Prosedur mendapatkan pengetahuan ahli yang sudah pensiun
19. Perencanaan untuk berbagi pengetahuan ahli secara reguler
20. Pengembangan best practices yang memanfaatkan para ahli

Kamis, 15 April 2010

Kisi-kisi Pertanyaan Kunjungan ke Perpustakaan

Kisi-kisi Pertanyaan Kunjungan ke Perpustakaan
Oleh Mufid
Mahasiswa S2 Ilmu Perputakaan Universitas Indonesia

A. Perencanaan
1. Visi dan misi perpustakaan
B. Organisasi
2. Struktur organisasi perpustakaan
3. Komite perpustakaan
4. Kebijakan dan prosedur layanan administrasi
- Keanggotaan dll
5. Kebijakan pengembangan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan
6. Tim seleksi pengadaan
7. Spesialis subyek
8. Kebijakan dan prosedur pelayanan pemakai.
9. Program layanan unggulan
10. Kerjasama dengan asosiasi perpustakaan
11. Bagaimana kebijakan otomasi perpustakaan
- Digital library
- Software yang digunakan
C. Staf/ Personalia
12. Jumlah staf dan Job description masing-masing staf
13. Gap antara latar belakang pendidikan staf dengan tugas yang diberikan
14. Peningkatan SDM staf dan Pelatihan khusus
15. Adakah beasiswa untuk staf yang ingin melanjutkan pendidikan formal bidang perpustakaan
16. Penerapan reward dan punishment ke staff
D. Anggaran
17. Alokasi anggaran untuk perpustakan dalam setiap tahun
E. Pemasaran
18. Pameran, bedah buku, dll.
F. Koordinasi, Evaluasi Dan Pelaporan
19. Rapat bulanan, rapat tahunan.
G. Kendala dan Usaha Penanggulangganya (Solusi)
20. Solusi-solusi atas kendala yang dihadapi disetiap kegiatan perpustakaan

Standarisasi Electronic Record Management Sytem (ERMS) Model Pengelolaan Arsip Elektronik




Dengan lahirnya Undang-Undang No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan, yang menyatakan bahwa perguruan tinggi negeri diwajibkan memiliki arsip perguruan tinggi atau University Archive, maka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta harus mewujudkan University Archive.
Arsip adalah salah satu sumber informasi yang sangat penting untuk menunjang proses kegiatan administrasi dan manajemen. Arsip elektronik adalah arsip diciptakan, digunakan dan dipelihara sebagai bukti transaksi aktifitas dan fungsi lembaga atau individu yang ditransfer dan diolah dengan system computer.

Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu model system kearsipan elektronik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil model sistem Arsip Universitas Gajah Mada yang menerapkan Electronic Record Management System (ERMS). Dasar pemilihan lokasi adalah karena UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan institusi pendidikan yang mempunyai tugas menjaga asset organisasi dan bertanggungjawab dalam pengembangan akademik, sedangkan sistem kearsipan elektronik merupakan salah satu bentuk informasi yang dapat diakses oleh pengguna melalui internet dan intranet.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan, dan penelitian dokumen sebagai metode pengumpulan data. Pengambilan model kearsipan elektronik memilih Electronic Record Management System (ERMS) di Gajah Mada University Archives (Arsip Universitas Gajah Mada) yang telah menerapkan dan mengeluarkan panduan manajemen sistem kearsipan elektronik.

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan dan manfaat sistem kearsipan elektronik bagi lembaga demi peningkatan pencarian informasi dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga Perguruan Tinggi.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran model kearsipan elektronik di lingkungan Arsip Universitas Gajah Mada.

Kata kunci: Arsip, Arsip Elektronik, ERMS


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSejak berdirinya sampai saat ini system kearsipan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Kearsipan yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI tahun 2007. Pelaksanaan kearsipan berasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2005 menyatakan bahwa Arsip UIN menjadi wewenang tanggung jawab dan kewajiban Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian yang selanjutnya disebut Unit Kearsipan untuk lingkungan UIN.

Artinya bahwa unit pengolah arsip masih bersifat desentralisasi, pada Fakultas, Program Pascasarjana, Lembaga, Biro-Biro dan UPT (Perpustakaan dan Pusat Bahasa dan Budaya). Dan yang bertanggungjawab adalah Dekan pada Fakultas, Direktur pada Program Pascasarjana, Kepala Biro pada Biro-Biro yang ada di UIN dan Kepala Pusat pada Perpustakaan dan Pusat Bahasa dan Budaya.

Dengan lahirnya Undang-Undang No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan, yang menyatakan bahwa perguruan tinggi negeri diwajibkan memiliki arsip perguruan tinggi atau University Archive, maka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta harus mewujudkan University Archive. Saat ini di Indonesia baru Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Universitas Indonesia di Depok yang memiliki University Archive sebagai model pengelola arsip perguruan tinggi yang komprehensif. Dan ditambah lagi dengan hadirnya UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik) tahun 2008 setidaknya menunjukkan esensi dasar sebuah arsip. Arsip yang selama ini tenggelam oleh aspek fisik mulai dilihat dari sisi informasi.

Ada beberapa alasan mengapa arsip memiliki fungsi penting dan perlu dikelola dengan baik, diantara lain 1). Arsip sebagai sumber ingatan atau memori. Arsip yang disimpan merupakan bank data yang dapat dijadikan rujukan pencarian informasi apabila diperlukan. Dengan demikinan kita bisa mengingat atau menemukan kembali informasi-informasi yang terekam dalam arsip tersebut; 2). Sebagai bahan pengambilan keputusan. Pihak manajemen dalam kegiatan tentunya memerlukan berbagai data atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi tersebut dapat ditemukan dalam arsip yang disimpan dalam berbagai media baik media elektronik maupun non elektronik; 3). Sebagai bukti atau legalitas. Arsip yang dimiliki organisasi memiliki fungsi sebagai pendukung legalitas atau bukti-bukti apabila diperlukan; 4). Sebagai rujukan historis. Arsip yang merekam informasi masa lalu dan menyediakan informasi untuk masa yang akan datang (Agus Sugiarto, 2005: 9-10). Dengan demikian, arsip dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui perkembangan sejarah atau dinamika kegiatan oganisasi. Oleh karena itu, arsip selalu diupayakan untuk dapat digunakan secara selektif dan efisien.

Banyak upaya yang dapat dilakukan agar informasi yang terekam dalam arsip dengan media apapun agar dapat diakses kapan saja. Salah satu cara yang efektif adalah dengan cara menyelenggarakan kegiatan alih media. Pada dasarnya penyimpanan arsip ke dalam konsep alih media elektronik memiliki teknik yang hampir sama dengan penyimpanan konvensional. Dalam penyimpanan konvensional dibutuhkan peralatan berupa folder-folder untuk menyimpan arsip-arsip, maka dalam system alih media ke bentuk elektronik (computer) juga terdapat folder-folder untuk meyimpan arsip yang telah dikonversi ke dalam bentuk file gambar (format berupa bitmaps, jpeg, dll) atau dokumen (berupa format document, text, dll). Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa jika pada kearsipan konvensional memiliki rak, map dan lembar arsip secara fisik (kertas), maka pada bentuk elektronik memiliki rak, map dan arsip secara virtual dalam bentuk file.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini masih belum mampu mengantisipasi banjir kertas atau flood of paper. Indikasi tersebut dapat dilihat pada berbagai ruangan kantor yang penuh dengan tumpukan arsip, sehingga arsip sulit ditemukan kembali apabila diperlukan segera, tersitanya ruang kerja dan ruang perlengkapan karena dipergunakan untuk menyimpan arsip. Dan tidak semua arsip yang disimpan tersebut masih bernilai guna primer (administrative, legal, fiscal value) maupun sekunder (informational dan evidential value).

Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, banyak pihak yang menggunakan media elektronik dalam pengarsipan dan pengelolaan dokumennya. Sistem pengarsipan elektronik ini biasa dikenal dengan istilah Sistem E-Record Management (ERM). Penggunaan ERM sangat membantu pihak pengelola arsip untuk dapat mengelola dokumen dengan baik secara efektif dan efisien, baik dalam hal penyimpanan, pengolahan, pendistribusian, dan perawatan dokumen.

Sebelum mewujudkan sistem manajemen kearsipan elektronik ada baiknya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menata kembali kebijakan pengelolaan arsip di masing-masing unit kearsipan yang ada. Perwujudannya adalah setiap arsip resmi yang tercipta harus diawasi distribusinya, didata keberadaannya, tersimpan dengan baik dan di tempat yang tepat, penyediaan akses yang mudah, tepat penggunaannya dan dilakukan penyusutan yang bertanggungjawab agar tidak menjadi beban kerja. Pengelola arsip atau arsiparis juga harus dituntut kredibel dalam pekerjaannya karena sangat berat sanksinya seperti cuplikan salah satu pasal dalam UU No. 43 tahun 2009 mengenai ketentuan pidana, “Setiap orang yang dengan sengaja memusnahkan arsip di luar prosedur yang benar sebagaimana dimaksud pasal 51 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).” (Pasal 86 UU No. 43 tahun 2009).

Melihat fenomena di atas dibutuhkan terciptanya arsip elektronik yakni informasi arsip yang disimpan pada media elektronik atau digital seperti pita magnetic, disk drum dan optical disk. Dalam penelitian ini, peneliti memakai model kearsipan elektronik Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia dengan Sistem E-Record Management (ERM) yang akan dijadikan model kearsipan elektronik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Pertanyaan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah:
Bagaimana Sistem E-Record Management (ERM) sebagai arsip elektronik Kementerian Informasi Komunikasi yang akan diterapkan sebagai model system arsip elektronik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti kemukakan di atas, maka diantara tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis Sistem E-Record Management (ERM) sebagai arsip elektronik.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis Sistem E-Record Management (ERM) yang diterapkan di Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai dasar model kearsipan yang akan diterapkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan pengambil keputusan dalam memanfaatkan Sistem E-Record Management (ERM) sebagai arsip elektronik untuk meningkatkan pengelolaan, menyalurkan, dan mendistribusikan informasi dan pelayanan publik.
2. Bagi ilmu kearsipan, penelitian ini diharapkan dmemberikan sumbangan pemikiran serta menambah khasanah hasil penelitian di bidang kearsipan, khususnya untuk penerapan sistem kearsipan elektronik.


BAB II
TINJAUAN LITERATUR

Tinjauan Literatur
Penelitian ilmiah adalah suatu bentuk penelitian dengan cara berpikir dan bertindak secara sistematis. Oleh karena itu kajiannya perlu didukung oleh suatu landasan teori atau dasar rujukan dalam menganalisis permasalahan serta memberikan kejelasan arah dalam melakukan penelitian dan untuk mempermudah langkah-langkah penelitian selanjutnya, maka akan diuraikan tentang kerangka teori yang berkaitan dengan aspek-aspek dalam penulisan ini.

A. Pengertian Arsip
Arsip menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 ayat 1 bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. Pencipta Arsip
Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai kemandirian dan otoritas dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip dinamis.

2. Prosedur Penyusutan Arsip
Prosedur dan teknik penyusutan arsip secara garis besar dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA) dan Nilai Guna Arsip, ini berdasarkan Surat Edaran Kepala Arsip RI Nomor SE/01/1981 Tentang Penanganan Arsip Inaktip Sebagai Pelaksana Ketentuan Peralian Peraturan Pemerintah Tentang Penyusutan Arsip Penyusutan arsip berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA) baik yang berupa pemindahan, pemusnahan maupun penyerahan tertuang ketentuan umum antara lain:
a. Pelaksanaan penyusutan dilaksanakan setelah retensi berakhir
b. Penyusutan dilaksanakan maksimal 30 hari setelah retensi berakhir
c. Pemusnahan arsip harus dilaksanakan secara total baik fisik maupun informasinya
d. Penyusutan dalam bentuk apapun harus dibuat daftar arsipnya.
Dalam hal ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta harus membuat Pedoman Jadwal Retensi Arsip yang disingkat (JRA), dan membuat Berita Acara Pemusnahan yang memuat isi 1) jangka waktu penyimpanan atau rentensi, 2) jenis arsip, dan 3) keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.

3. Penilaian Penyusutan RekodPenilaian adalah proses mengkaji aktifitas organisasi untuk menentukan rekod apa yang harus disimpan dan berapa lama rekod harus disimpan untuk memenuhi kebutuhan, persyaratan akuntabilitas dan harapan masyarakat. Sedangkan penyusutan adalah rangkaian proses yang berkaitan dengan penerapan keputusan penilaian. Ada 2 hal dalam penyusutan rekod, yakni :
a. Retensi adalah penyimpanan sesuai kebutuhan organisasi dan persyaratan peraturan
b. Pemusnahan adalah penghancuran/penghapusan rekod dari suatu sistem kearsipan, baik manual maupun elektronik

4. Arsip Statis
Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan. Arsip statis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai asset univesitas dan penyelamatan Arsip Statis dapat dilaksanakan melalui (1) menerima penyerahan arsip dari unit-unit dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan (2) penyelamatan/akuisisi arsip ke lembaga kearsipan yakni Pusat Arsip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selayaknya segera dibangun.
Jenis rekod yang dipertimbangkan permanen atau statis, diantaranya:
a. Rekod tentang kebuktian keberadaan suatu organisasi
b. Rekod hasil penelitian atau prestasi kerja
c. Rekod tentang hak cipta, hak paten, formula, resep
d. Rekod tentang tokoh atau perorangan yang melekat dengan suatu peristiwa

5. Kegiatan Akuisisi Arsip
a. Melakukan pendataan dokumen/arsip dinamis, statis dan yang tidak bernilai guna.
b. Mengelola dokumen/arsip yang masih dinamis dengan baik sesuai sistem yang berlaku.
c. Memusnahkan arsip yang tidak bernilai guna sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah earsipan yang berlaku.
d. Menyerahkan dokumen/arsip statis kepada lembaga kearsipan

6. Perawatan dan Pemeliharaan
Tujuan kegiatan tahap ini adalah menyelamatkan arsip permanen baik penyelamatan fisik dan informasinya serta upaya memperpanjang usia arsip dengan cara menghindarkan dan menanggulangi unsur-unsur perusak arsip serta restorasi. Tahap ini adalah kegiatan yang harus dilakukan setelah pengelolaan arsip statis sudah selesai. Kegiatan tersebut berupa Preventif, Konservasi, Restorasi, Monitoring, Kontrol lingkungan, Uji bahan/fisik arsip untuk menentukan apakah arsip tersebut tetap dipertahankan dalam format aslinya atau harus dialih mediakan ke mikrofilm atau dalam bentuk dokumen imaging. Sementara ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang proses pembenahan arsip, terutama arsip-arsip konvensional

7. Pengamanan ArsipPengamanan arsip adalah menjaga arsip dari kehilangan maupun dari kerusakan. Dalam UU No. 43 Th 2009 Pasal 81, diutarakan ketentuan sebagai berikut :
“Setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan/atau memiliki arsip negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 untuk kepentingan sendiri atau orang lain yang tidak berhak dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).” Dan pasal 83 UU No. 43 Th 2009, diutarakan :
“Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjaga keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip negara yang terjaga untuk kepentingan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).”


B. Arsip Perguruan TinggiArsip perguruan tinggi adalah lembaga kearsipan berbentuk satuan organisasi perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang melaksanakan fungsi dan tugas penyelenggaraan kearsipan di lingkungan perguruan tinggi. Dalam penelitian ini arsip yang dibuat dan diterima oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bentuk dan corak apapun baik dalam keadaan tunggal ataupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan tugas atau kegiatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Tipologi ArsipArsip pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis yakni arsip berbasiskan kertas disebut arsip konvensional yakni arsip yang uraian informasinya berbasis kertas dan arsip elektronik.
Tipologi arsip bisanya dikaitkan dengan media penyimpan informasi arsip. Bentuk media arsip dapat berupa kertas, film, suara maupun elektronik. Secara rinci pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Arsip berbasis kertas (paper records) yaitu arsip-arsip berupa teks yang ditulis di atas kertas. Bentuk arsip bermedia kertas ini juga lazim disebut sebagai arsip yang bersifat konvensional.
2. Arsip pandang-dengar (audio-visual records) merupakan arsip yang dapat dilihat dan didengar. Arsip pandang dengar dapat dirinci dalam 3 kategori:
a. Arsip gambar statik (static image), contohnya foto.
b. Arsip citra bergerak (moving image), film, video, dsb.
c. Arsip rekaman suara (sound recording), kaset.
3. Arsip elektronik, merupakan arsip-arsip yang disimpan dan diolah di dalam suatu format, dimana hanya komputer yang dapat memprosesnya maka sering dikatakan sebagai machine-readable-records. Contohnya floppy disk, hard disk, pita magnetik, optical disk, CD Rom, dsb.
4. Arsip khusus (special format records), contohnya adalah arsip kartografi berupa arsip kearsitekturan, peta, rancang bangun I blue print.

D. Pengertian Arsiparis
Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan. Saat ini di UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta baru memiliki 2 orang arsiparis. Dalam melaksanakan pengelolaan arsip elektronik, arsiparis harus memiliki keahlian dalam bidang pengelola sistem informasi, pelayanan terhadap pengguna dokumen elektronik dan pengelolaan administrasi kearsipan.

1. Petugas Bidang Pengelola Sistem Informasi
Petugas bertanggungjawab terhadap kelancaran penyediaan layanan informasi, mengembangkan dan mengoperasikan infrastruktur penyimpanan dokumen dan menyediakan petunjuk bagi pengguna untuk menggunakan dokumen elektronik

2. Petugas Layanan Pengguna Dokumen Elektronik
Petugas bertanggungjawab dalam mengidentifikasi dokumen elektronik agar dokumen yang digunakan oleh pengguna dokumen elektronik tidak hilang.

3. Petugas Administrasi Data Elektronik
a. Seksi data elektronik mempunyai tugas pokok melaksanakan penelaahan dan analisis data penyusunan rencana dan program kerja serta melakukan tugas operasional teknis dan administratif di bidang data elektronik.
b. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja operasional seksi data elektronik;
c. Pelaksanaan perumusan kebijakan dalam penyelenggaraan pengelolaan Sistem E-Record Management (ERM)
d. Melaksanakan pengumpulan bahan dalam rangka pelaksanaan fasilitasi dan pengelolaan database secara elektronik;
e. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis data elektronik;
f. Melaksanakan pengembangan, pengelolaan dan pembangunan Sistem E-Record Management (ERM)
g. Pengelolaan, pemberdayaan dan pendayagunaan Sistem E-Record Management (ERM)
h. Pelaksanaan penyajian data / informasi publik secara elektronik;
i. Pelaksanaan dan pengelolaan Sistem E-Record Management (ERM), tranfer dan upaya penerapan ERM;
j. Pelaksanaan pengembangan pengelolaan pemeliharaan dan pemberdayaan jaringan komunikasi data internal dan eksternal di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
k. Pemberdayakan petugas di unit arsip untuk mengikuti pelatihan-pelatihan kerarsipan elektronik untuk pengembangan unit arsip di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
l. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan tugas kearsipan;
m. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
n. Melaksanakan tugas lain sesuai tugas pokok dan fungsi.

E. Arsip ElektronikPengertian arsip elektronik menurut NARA (National Archives and Record Administration) Amerika Serikat adalah arsip-arsip yang tersimpan dan diolah di dalam suatu format dimana hanya mesin computer yang dapat memprosesnya. Oleh karena itu arsip elektronik seringkali dikatakan sebagai machine readable records (arsip yang hanya bisa dibaca melalui mesin. Dan ditambahkan menurut Australian Archives dalam buku Managing Electronic Record, arsip elektronik adalah arsip yang diciptakan dan dipelihara sebagai bukti dari transaksi, aktifitas dan fungsi lembaga atau individu yang ditransfer dan diolah di dalam dan diantara system computer. Data-data arsip elektronik dismpan di dalam computer dalam bentuk sinyal-sinyal yang menghasilkan 2 keadaan yang disebut biner. Sistem biner adalah system bilangan yang hanya mengenal 2 macam angka yaitu 0 dan 1 yang disebut bit (binary digit).
Dan lebih rinci dalam Undang-Undang No. 11 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Pasal 1 bahwa informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, telex, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Arsip elektronik juga dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah di pengadilan sebagaimana tertuang dalam Pasal 5, terkecuali
1. Surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis
2. Surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat akta notariil atau akta yang dibuat pejabat pembuat akta.

Dalam Pasal 6 ditegaskan kembali bahwa informasi elektronik dan atau dokumen elektronik dianggap sah sepanjang informasi yang tercantum didalmnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaaan.

1. Keuntungan membuat arsip elektronikKeuntungan menerapkan arsip elektronik, diantaranya adalah :
a. Menghemat ruang kearsipan.
b. Menghemat investasi berupa kertas, tinta cetak (printer& fotocopy). Keungulan utama dari sistem berbasis elektronik adalah penyebarannya yang juga bersifat elektronik, tidak lagi memerlukan banyak pengeluaran kertas dan tinta. tentu saja pada hal - hal tertentu, kertas dan tinta cetak tetap diperlukan
c. Penghematan investasi berupa waktu akses terhadap arsip.
Seperti kita ketahui bersama, dengan menggunakan metode pengarsipa fisik, akan sangat sulit menemukan sebuah arsip yang terdapat dalam sebuah gudang arsip. Hal- hal yang mempersulit pencarian arsip tersebut diantara lain adalah: lokasi arsip yang sering berpindah karena arsip sering dipinjam dan tidak dikembalikan pada tempatnya, penempatan arsip yang tidak terstruktur, pencatatan perjalan arsip yang tidak terstruktur, dan sebagainya. Dengan menggunakan metode arsip elektronik, pencarian elektronik akan semudah menginput kode arsip tersebut sama halnya apabila kita melakukan pencarian sebuah dokumen dikomputer kita.
d. Penghematan investasi berupa SDM. Dalam sistem kearsipan konvensional, tentu saja melibatkan banyak petugas kearsipan untuk dapat melayani kebutuhan kearsipan, dan hal ini juga belum menjamin kecepatan pencarian dan struktur penataan arsip yang baik, karena makin banyak pihak yang mengelola arsip tersebut malah biasanya membuat sistem pengelolaan yang berbenturan antara kebiasaan masing - masing SDM yang mengelola arsip tersebut. Dengan menggunakan arsip elektronik, tentusaja dapat dilakukan penekanan kebutuhan SDM karena kebutuhan akan SDM hanya berupa pengalih media, pemeriksa, serta orang yang mendistribusiakan.
e. Memperkecil kemungkinan kehancuran data. Seperti kita ketahui bahwa sangat mudah untuk melakukan Back-up data pada sistem elektronik, sehingga kita akan selalu mempunyai cadangan terhadap arsip -arsip penting yang kita miliki. hal ini untuk mencegah kehancuran arsip yang disebabkan oleh bencana seperti banjir, kebakaran dsb.

2. Pemilihan Sistem Arsip Elektronik
Secara garis besar, sistem pengelolaan dokumen elektronik yang akan digunakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Sistem pengelolaan dokumen elektronik yang digunakan harus memenuhi kebutuhan fungsional untuk penyimpanan jangka panjang.
b. Semua dokumen elektronik harus memiliki metadata yang dilekatkan untuk menjelaskan konteks, riwayat, dan atribut penyimpanan dokumen lainnya. Metadata yang digunakan ini harus dalam bentuk spesifik yang telah disepakati. Metadata adalah informasi berupa atribut mengenai format dan struktur data yang telah distandarisasi untuk mendeskripsikan kandungan, lokasi, dan nilai data.
c. Semua dokumen elektronik harus disimpan dan dikelola dalam format standar yang direkomendasikan secara luas, seperti XML (eXtensible Markup Language)
d. Semua dokumen elektronik harus disimpan dalam media penyimpanan yang memenuhi standar spesifikasi tertentu untuk penggunaan jangka panjang.

3. Daur Hidup Arsip ElektronikSeperti halnya arsip konvensional, arsip elektronik juga memiliki daur hidup mulai dari tahap penciptaan sampai pda tahap penyusutan. Menurut Palmer bahwa arsip elektronik memiliki 5 tahapan hidup yaitu penciptaan, penyimpanan, penemuan kembali, alih media dan penyusutan.

a. Penciptaan Arsip Elektronik
Penciptaan arsip elektronik dapat berasal dari hasil alih-media, naskah dinas elektronik (e-mail), website internet, basis data, dokumen multimedia, dan lain-lain .

b. Penyimpanan Arsip Elektronik
Suatu informasi dapat disebut arsip apabila informasi tersebut terekam di dalam berbagai bentuk media penyimpanan. Arsip elektronik menyimpan informasi di dalam suatu media yang bersifat magnetik dan karena informasi arsip elektronik melekat di dalam media penyimpanan maka perlu dipertimbangkan secara hati-hati penggunaan media simpan tersebut.

Dalam pemilihan media penyimpanan arsip elektronik harus mengenal tipe media yang tepat dan memilih jenis yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penyimpanan. Ada beberapa media yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai penyimpan data dan informasi sesuai dengan perkembangan teknologi, diantaranya:
1) Pita magnetik merupakan media penyimpan yang terbuat dari bahan magnetik yang dilapiskan pada plastik tipis, seperti pita pada pita kaset. Pita magnetik dibedakan atas dua macam yaitu (1) reel tape dan (2) catridge tape. Reel tape merupakan pita magnetik yang digulung dalam wadah berbentuk lingkaran sedangkan catridge tape berbentuk seperti kaset video dan audio.


Cartridge Tape 1

2) Ada dua jenis piringan magentik yaitu (1) disk permanen yang lebih dikenal dengan hard disk dan (2) disk fleksibel yang disebut floppy disk atau disket.


Hard Disk 1


3) Piringan optik merupakan piringan yang dapat menampung data hingga ratusan atau bahkan ribuan kali dibandingkan disket. Piringan optik dapat berupa (1) CD (Compact Disc), (2) DVD (Digital Video Disc) dan (3) Blue Ray.


Saving data to CD or DVD 1


4) UFD (USB Flash Disc) adalah piranti penyimpanan data yang berbentuk seperti pena dimana cara pemakaiannya dengan menghubungkan ke port USB. Menurut klaim produsen, alat ini mampu merekam 1 juta kali dan tahan disimpan sampai 10 tahun.

USB Flash Disk 1

5) Kartu memori (memory card) yaitu jenis penyimpanan seperti plastic tipis yang biasa digunakan pada PDA, kamera digital, ponsel, maupun handy came. Saat ini terdapat jenis yang beragam kartu memori seperti compact flash, multimedia card (MMC), smart card, memory stick, memory stick duo, secure digital card (SD Card), mini secure digital.

Multimedia MMC 1

c. Penemuan Kembali
Pemanfaatan arsip elektronik akan meningkatkan pemanfaatan secara luas serta membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi kepemerintahan dalam volume yang besar dan akurat. Selain itu memudahkan penyusunan informasi organisasi secara terstruktur; meningkatkan kualitas layanan public; dan memudahkan penemuan kembali dokumen yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan terstrukur. Dalam hal ini dokumen perlu diakuisis, dikelola dan disimpan dalam sebuah sistem yang mampu memelihara integritas serta keasliannya.

d. Alih Media
Pemindaian dokumen asli direkomendasikan untuk menggunakan resolusi minimum 300 dpi (dot per inch) dan disimpan dalam bentuk dokumen elektronik dalam format tertentu (TIFF, GIF, JPEG, dan lain-lain). Dokumen elektronik tersebut harus memiliki informasi yang sama dengan dokumen aslinya dalam rangka memberikan versi digital yang berumur panjang dan berkualitas tinggi. Dokumen elektronik akan lebih baik bila disimpan tanpa teknik kompresi atau jika memang diperlukan, harus menggunakan kompresi yang bersifat lossless (tanpa kehilangan informasi).

e. Penyusutan Arsip Elektronik

Penghapusan dokumen elektronik perlu diatur secara khusus, mengingat masih akan meninggalkan jejak-jejak digital yang mungkin didapatkan kembali. Pemusnahan bisa dilakukan dengan format ulang, degaussing, partisi atau menata ulang susunan magnet pada hard disk, dan terkahir adalah pemusnahan secara fisik pada media penyimpananya, jadi tidak bisa dilakukan hanya proses delete. Dapat digambarkan penyusutan arsip elektronik, sebagai berikut: terhadap dokumen elektronik yang disimpan dalam media optik (CD-ROM, DVD, dan sebagainya), pemusnahan dilakukan dengan cara menghancurkan media penyimpanan secara fisik. Pemusnahan hendaknya dilakukan secara total, termasuk pemusnahan duplikat yang disimpan dalam media backup, maupun tempat penyimpanan lainnya.

F. Migrasi Dokumen Elektronik

Migrasi dokumen harus didahului dengan uji coba untuk menjamin kepastian, kehandalan dan aksesibilitas terhadap dokumen elektronik yang telah ada. Langkah yang perlu di ambil adalah:
1. Mereformat dokumen elektronik yang ada.
2. Migrasi berbagai komponen dalam sistem, seperti indeks database atau migrasi sistem secara keseluruhan ke platform yang baru.
3. Mendokumentasi perubahan-perubahan yang terjadi pada perangkat keras, perangkat lunak, dan format dokumen elektronik, termasuk mendokumentasikan perubahan dari satu format ke format yang baru.

G. Sistem E-Record Management (ERM)

Sistem Manajemen E-Record Management (ERM) adalah sebuah sistem yang mampu memelihara integritas serta keaslian arsip. ERM merupakan arsip elektronik yang telah diterapkan di Kementerian Informasi dan Komunikasi. Untuk menjamin kelangsungan dokumen elektronik agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, diperlukan sebuah prosedur registrasi dokumen dan record yang diimplementasikan untuk mengelola setiap e-record sepanjang siklus hidupnya dari mulai pembuatan sampai pemusnahannya.

1. Proses pengelolaan E-Record Management (ERM)
Proses registrasi sangat penting dalam pengelolaan e-record, agar semua informasi dapat dipelihara dan dikelola terus-menerus dan dokumen akan ter-link ke dokumen lain, gambar, grafik, suara dan lain-lain. Prosedur registrasi yang baik minimal harus mampu :
a. Mengidentifikasi asal (originator) dari sebuah record
b. Mengidentifikasi pemilik (owner) atau manajer dari sebuah record
c. Selalu mencatat riwayat hidup sebuah record dari mulai record tersebut dibuat dan terakhir dimodifikasi, untuk setiap versi dari sebuah record
d. Menentukan status sebuah record seperti draft, final, dst. untuk setiap versi dari record tersebut
e. Mengidentifikasi komponen-komponen dari record yang disimpan dan dikelola dalam record yang terpisah, termasuk relasi antar komponen-komponen tersebut
f. Mengidentifikasi setiap header record ataupun template yang bersesuaian dengan suatu record
g. Menjamin bahwa konteks yang dimiliki oleh sebuah record dan relasinya dengan record lain yang dalam satu konteks selalu terjaga
h. Menjami bahwa setiap record memiliki judul yang bermakna dan dijelaskan dalam konteksnya, serta diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu yang disepakati
i. Mengelola keamanan dari setiap record dengan berdasar pada kebijakan organisasi dan hak ases untuk semua tipe record seperti personal, grup, lembaga, public, arsip, dst.
j. Menjamin bahwa semua record disimpan dan dapat dipertukarkan menggunakan standar yang dapat diterima luas, seperti XML serta format yang sesuai untuk record tersebut.

Untuk itu pada setiap record minimal perlu ditambahkan atribut-atribut seperti dalam tabel di bawah, yang mampu memastikan :
a) Setiap record selalu terkelola dengan baik
b) Setiap record dapat diakses oleh pengguna yang berhak dengan mudah dan cepat
c) Konteks dimana sebuah record dibuat dan digunakan dapat dipahami.

2. Informasi yang wajib tersedia setiap saat di konten arsip elektronik
Arsip elektronik yang baik mempunyai identitas institusi, disini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan menampilkan konten tetap sebagai identitas lembaga dalam arsip elektronik, diantaranya:
a. Nama Instansi, yaitu nama dari pihak yang membuat arsip tersebut. Untuk surat biasanya mempunyai dua nama yaitu nama organisasi yang mengeluarkan surat dan nama orang yang bertanggung jawab terhadap surat itu.
b. Nomor, yaitu nomor dari arsip tersebut. Setiap arsip atau dokumen resmi akam mempunyai nomor. Nomor ini antara lain menunjukkan nomor penerbitan dari arsip tersebut. Contoh: nomor surat.
c. Judul/Perihal/Subyek, yaitu identitas yang menunjukan masalah atau urusan yang terkandung dalam arsip tersebut.
d. Tanggal, yaitu tanggal pembuatan atau penerbitan arsip
e. Tempat, yaitu menunjukkan tempat dimana arsip tersebut dibuat atau diterbitkan.

Kementerian Komunikasi dan Informasi telah menyediakan panduan umum Sisem Manajemen Dokumen Elektronik E-Record Management (ERM) bagi lembaga dalam merencanakan pembangunan sistem aplikasi. Pengembangan aplikasi ERM ini harus dilaksanakan secara harmonis dengan mengoptimalkan hubungan inisitaif masing-masing lembaga dan fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah dan penguatan kerangka kebijakan untuk menjamin kerepaduannya dalam suatu jaringan sistem manajemen kearsipan dan proses kerja. Pendekatan ini diperlukan untuk mensinergikan 2 kepentingan, yakni (1) kepentingan pelayanan public yang diperlukan masyarakat dan (2) kepentingan untuk penataan sistem manajemen kearsipan elektronik dengan proses kerja terpadu.

Untuk itu ERM dilengkapi dengan peraturan dan kewenangan yang berkaian dengan pemanfaatan dan transaksi informasi yang sesuai dengan UU ITE tahun 2008. Pengaturan ini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi, kerahasiaan dan keamanan informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (information security) serta perlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy)

3. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan
a. Informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan kinerja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Informasi mengenai laporan keuangan
c. Hasil keputusan
d. Melayani akses pemintaan informasi public
e. Terkecuali informasi yang tidak boleh diungkap oleh Undang-Ungda


BAB III
METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan proses penggunaan Sisem Manajemen Dokumen Elekronik E-Record Management (ERM) di Kementerian Komunikasi dan Infmasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana penelitian tidak menggunakan data-data berupa angka melainkan berupa narasi.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan metode yang sesuai bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan ‘mengapa’ atau ‘bagaimana’, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiswa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bila focus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. (Yin, 2006, hal.1). Oleh karena itu, metode studi kasus digunakan karena peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan arsip elektronik yang akan dijadikan model di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian dalam penelitian ini adalah Depkoinfo yang telah menerapkan Sisem Manajemen Dokumen Elekronik E-Record Management (ERM) dan telah menerbitkan pedoman sistem kearsipan elektronik.

D. Sumber Data
Yin (2006) menyatakan bahwa metode penelitian studi kasus dapat didasarkan atas 6 sumber bukti (data) yang berlainan, yaitu : dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langusng, observasi partisipan dan perangkat-perangkat fisik. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah informasi documenter yang relevan untuk topic studi kasus, meliputi :
a. Surat, memorandum dan pengumpulan resmi;
b. Agenda, kesimpulan-kesimpulan pertemuan dan laporan-laporan peristiwa tertulis lainnya;
c. Dokumen-dokumen administrative, proposal, laporan kemajuan dan dokumen-dokuemn internal lainnya;
d. Penelitian-penelitian atau evaluasi-evaluasi resmi pada tempat yang sama;
e. Kliping-kliping baru dan artikel-artikel lain yang muncul di media massa.
Dokumen-dokumen tersebut bermanfaat untuk mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain.
2. Rekaman arsip
Rekaman arsip seringkali berbentuk komputerisasi, meliputi:
a. Rekaman layanan, seperti jumlah klien yang dilayani dalam suatu periode waktu tertentu;
b. Rekaman keorganisasian, seperti bagan dan anggaran organisasi pada periode waktu tertentu;
c. Peta dan bagan karakteristik geografis suatu tempat;
d. Daftar nama dan komoditi lain yang relevan;
e. Data survey, seperti rekaman atau sensus yang terkumpul sebelumnya di sekitar tempat penelitian dan
f. Rekaman-rekaman pribadi, seperti buku harian, kalender dan daftar nomor telepon;
Rekaman-rekaman arsip ini dapat digunakan bersama-sama dengan sumber-sumber informasi yang lain.

E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara

Wawancara merupakan sumber bukti yang essensial bagi studi kasus, karena studi kasus umumnya berkenaan dengan informasi yang dapat memuat keterangan-keterangan penting dan baik. Para informan juga dapat memberikan bukti fisik arsip elektronik dengan demikian peneliti dapat mengidentifikasi sumber bukti relevan lainnya.

2. Observasi langsungDalam observasi langsung peneliti dapat mengukur peristiswa atau prilaku terentu dalam periode waktu tertentu di lapangan. Saat observasi peneliti juga dapat mengambil foto-foto pada lapangan studi kasus. Foto-foto tersebut akan membantu memuat karakteristik-karakteristik arsip elektronik.

3. Observasi partisipanObservasi partisipan adalah suatu bentuk observasi khusu dimana peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif melainkan juga mengambil berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiswa yang akan diteliti.

4. Perangkat fisikPerangkat fisik yaitu peralatan teknologi alat atau instrument pekerjaan seni atau beberapa bukti fisik lainnya.


F. Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mencari model arsip elektronik yang akan diterapkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu, analisis pada penelitian ini adalah Pengambilan model kearsipan elektronik memilih sistem kearsipan di Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkoinfo) yang telah menerapkan dan mengeluarkan panduan manajemen sistem kearsipan elektronik. Stake holder UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Depkoinfo yang akan menjadi informan dalam penelitian ini. Informan adalah anggota dari kelompok yang diteliti yang akan mengantarkan peneliti ke pusat permasalahan yang ingin diketahui atau diselidiki. (Salim, 2006, hal. 131). Cara pemilihan informan biasa disebut dengan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling. Moeleong (2007) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif teknik pengambilan sampelnya purposive sampling di mana dalam penentuan sampelnya (informan) didasarkan atas tujuan-tujuan atau criteria tertentu. Sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi criteria sebagai berikut: (Sugiono, 2005: Ahmadi, 2005)
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi. Mereka memahami kultur setempat dan menyaksikan kejadian-kejadian penting di sana, sehingga sesuatu itu bukan sekedar mengetahui tetapi juga dihayati
2. Mereka tergolong masih terlibat pada kegiatan yang sedang diteliti.
3. Mereka mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan informan
Berdasarkan criteria pemilihan informan di atas, peneliti juga menetapkan criteria-kriteria pemilihan informan untuk penelitian ini, antara lain :
1. Informan terlibat langsung dalam melaksanakan kegiatan arsip elektronik
2. Informan yang dipilih sedikitnya telah bertugas dikearsipan elektronik minimal 1 tahun di Depkoinfo. Hal ini disebabkan minimal telah melayani pengguna arsip elektronik selama 1 tahun
3. Informan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi demi kelancaran proses penelitian
4. Informan bersedia memberikan informasi sesuai dengan keadaan sebenarnya tanpa mengubah informasi tersebut.
5. Informan dan peneliti belum saling mengenal dan tidak memiliki hubungan kekerabatan
Kriteria informan tersebut digunakan oleh peneliti untuk memilih atau menyeleksi layak atau tidaknya dijadikan informan dalam penelitian ini. Sehingga data atau informasi yang diperoleh oleh peneliti terkumpul dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuan penelitian.

BIBLIOGRAFI

a) Buku
Departemen Agama. 2007. Petunjuk Pelaksanaan Kearsipan Departemen Agama Republik IndonesiaKemenerian Komunikasi dan Informasi. 2003. Panduan Manajemen Sisem Dokumen Elekronik Versi 1.0. Jakarta: Kemenerian Komunikasi dan InformasiLexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif karya. Bandung: Penerbit Rosda
Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
Sugiarto, Agus. Manajemen Kearsipan Modern (Dari Konvensional ke Basis Komputer). 2005. Yogyakarta: Gaya Media
Sulistyo-Basuki. 2003. Manajemen Pengelolaan Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Universitas Indonesia. (2009). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia . Depok : Universitas Indonesia

Yin K. Robert. 2006. Studi Kasus, Desain dan Metode. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

b) Jurnal/Hasil Penelitian
Kusuma, Gayatri. 2006. Sistem Kearsipan Elektronik; Pra Implementasi di Departemen Komunikasi dan Informatika. Tesis, Program Pasca Srajana Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

c) Peraturan Perundang-Undangan/ Panduan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2006. Tentang Tata kearsipan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan
d) Internet
Aneka Ilmu Pengetahuan. Nilai Guna Arsip. Diakses tanggal 3 April 2010. http://kanalom.blogspot.com/2010/02/nilai-guna-arsip.html
Any Think. Makalah tentang Kearsipan. Diakses tanggal 2 April 2010. http://sunrisedpg.blogspot.com/2009/02/makalah-tentang-kearsipan.html
Budiman, Muhammad Rosyid. Dasar Pengelolaan Arsip Elektronik. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY. Diakses tanggal 2 April 2010. http://www.arsipjogjaprov.info/archieve/artikel/ROSYID.DasarPengelolaan.pdf
Effendhie, Machmoed. Records Management (Manajemen Arsip Dinamis). 2005. Diakses tanggal 5 April 2010. http://kearsipan.fib.ugm.ac.id/rm.htm
Febri, Agung. Peran Teknologi Informasi (TI) Dalam Pemberdayaan Kegiatan Kearsipan. 2007. Diakses tanggal 5 April 2010. http://agungfebri.blogspot.com/2007/10/peran-teknologi-informasi-ti-dalam.htmlLolytasari. Project Proposal Pembenahan Sistem Kearsipan (Management Records) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses tanggal 5 April 2010. http://leuwiliang-bogor.blogspot.com/2010/03/project-proposal-pembenahan-sistem_29.html
Mulyani, Sri. Alih media arsip konvensional ke media elektronik: upaya penyelamatan dan pelestarian arsip di Badan Pengendalian Pertanahan Daerah (BPPD) Sleman. Diakses tanggal 2 April 2010. http://arsip.ugm.ac.id/buletindetil.php?id=64
Rusidi. Prosedur dan Teknik Penyusutan Arsip. Diakses tanggal 5 April 2010. http://www.arsipjogjaprov.info/archieve/artikel/rus.teknikpenyusutanarsip.pdf
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Sejarah Singkat Universitas. Diakses tanggal 2 April 2010. http://www.uinjkt.ac.id/index.php/tentang-uin.html
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Visi, misi dan Tujuan. Diakses tanggal 2 April 2010. http://www.uinjkt.ac.id/index.php/visi-misi-dan-tujuan.html
Waluyo. Memaknai kembali arsip sebagai sumber Informasi. Diakses tanggal 5 April 2010. http://kearsipan.fib.ugm.ac.id/maknaarsip.htm

Selasa, 13 April 2010

DAFTAR TAJUK SUBJEK

Tugas Kelompok Ana Afida, Siti Narani, Lolytasari

A. Susunan berabjad daftar tajuk subjek.

1. AGAMA
2. AGAMA BUDHA
3. AHMADIYAH
4. AKHLAK
5. AL HADITS
6. ALQURAN
7. AQIQAH
8. BUDAYA ISLAM
9. DAM
10. FILSAFAT ISLAM
11. HADIS QUDSI
12. HADIS SHOHIH
13. HAJRUL ASWAD
14. HARTA WARIS
15. HIJRAH
16. HUKUM ISLAM
17. IDUL FITRI
18. IJTIHAD
19. IMAM HAMBALI
20. INJIL
21. ISRA’ MI’RAJ
22. JIHAD
23. KAB. BOGOR
24. KAFIR
25. KAUM SYIAH
26. KAWIN SIRI
27. KHALIFATURRASYIDIN
28. KIAMAT
29. MAKRUH
30. MAN
31. MASJID AQSA
32. MAS KAWIN
33. MUALLAF
34. MUHRIM
35. MUKJIZAT
36. MUSTALAH HADIS
37. NABI ISYA AS
38. NATAL
39. NISAB
40. PERJANJIAN HUDAIBIYAH
41. PERJANJIAN LAMA
42. PONDOK PESANTREN NGURUKI
43. PROP. KALBAR
44. PUASA RAMADHAN
45. QADA
46. QISAS
47. QUNUD
48. RUKUN IMAN
49. SHOLAT
50. SURAT YASSIN
51. TAFSIR ALQURAN
52. TAHLIL
53. TALAK TIGA
54. TALQIN
55. ULUL AZMI
56. WAKAF
57. WASIAT
58. WUDHU’
59. WUKUF
60. ZAKAT FITRAH

B. Daftar Tajuk Subjek
AGAMA
Untuk karya yang mengkaji agama. Digunakan juga sebagai tajuk tambahan untuk karya yang mengkaji aspek agama pada nama negara, bangsa, dsb., ump. INDONESIA – AGAMA, dsb.

Lihat juga AGAMA, PERSELISIHAN
AGNOSTISISME
BAHAISME
BRAHMANISME
BUDHA DAN BUDHISME
DEISME
DEWA
EVOLUSI
GAIB, KEKUATAN
GNOTISISME
HINDUSIME
HIDUP KEROHANIAN
HUMANISME
IMAN
ISLAM
AGAMA
KEKAFIRAN
KONFUSIANISME
KRISTIANI
MISTIK
MITOLOGI
MITOS
MONOTEISME
PANTEISME
PERCAYA DAN KERAGU-RAGUAN
PENGORBANAN (TEOLOGI)
POLITEISME
POSITIVISME
RASIONALISME
SHINTOISME
SPIRITUALISME
TAKHYUL
TAOISME
TEISME
TEOLOGI
TEOLOGI ALAM
WAHYU
YUDAISME
ZOROATRIANISME
x Ilmu Agama
xx DEWA
PERADABAN
TEOLOGI
TUHAN

Agama Budha
Lihat BUDHA DAN BUDHISME

AGAMA, PERSELISIHAN
x Perdebatan Agama
Teologi – Perdebatan
xx AGAMA

AGNOSTISISME
xx AGAMA

AHMADIYAH
Lihat juga AHMADIYAH LAHORE
AHMADIYAH QADIAN

AHMADIYAH LAHORE
xx AHMADIYAH

AHMADIYAH QADIAN
xx AHMADIYAH

Air Sembahyang
Lihat WUDU’

Air Wudu’
Lihat WUDU’

Akhlak
Lihat WATAK

Al Hadits
Lihat HADIS

ALKITAB
x Injil
xx KITAB SUCI

Alkitab-Mukjizat
Lihat MUKJIZAT

Alquran
Lihat ALQUR’AN
x Quran
Qur’an
Koran
Kuran

ALQUR’AN
Lihat juga ISLAM, SUMBER AJARAN
x Kalamullah
Mushaf
xx ISLAM

Aqiqah
Lihat QURBAN DAN AQIQAH

Azmi, ulul
Lihat ULUL AZMI

BRAHMANISME
Lihat juga KASTA
HINDUISME
xx AGAMA
BUDHA DAN BUDHISME
HINDUISME

Budaya Islam
Lihat KEBUDAYAAN ISLAM

BUDHA DAN BUDHISME
Lihat juga BRAHMANISME
TEOSOFI
x Agama Budha
xx AGAMA
TEOSOPI

Dam
Lihat DAM (HAJI)

DAM (HAJI)
x Haji, Dam; Denda Haji
xx HAJI

DIRAYAH HADIS, ILMU
Lihat juga HADIS, MUSTALAH
x Hadis, Ilmu Dirayah
Ilmu Dirayah Hadis

DOA (ISLAM)
x Shalat
Sembahyang
Sholat
Salat
xx IBADAH (ISLAM)

Fatwa Ulama
x IJTIHAD

FILSAFAT ISLAM
x Filsafat Tasyri’
Islam dan Filsafat

Filsafat Tasyri’
Lihat FILSAFAT ISLAM

FIKIH
Lihat juga FIQIH

FIQIH
x Hukum Islam
xx ISLAM
FIKIH

HADIS
Lihat juga ISLAM, SUMBER AJARAN
x Hadis, Ilmu
xx ISLAM

HADIS NABI
Lihat juga HADIS QUDSI

HADIS QUDSI
xx HADIS NABI

HADIS SAHIH
x Hadis Shohih



Hadis Shohih
Lihat HADIS SAHIH
xx HADIS

HAJAR ASWAD
x Hajrul Aswad

HAJI
Lihat juga DAM (HAJI)

Hajrul Aswad
Lihat HAJAR ASWAD

Hari Qiyamat
Lihat KIAMAT

Hari Raya Fitrah
Lihat IDUL FITRI

Harta Waris
Lihat WARIS DAN PEWARIS (HUKUM ISLAM)

HIBAH DAN WASIAT
xx HUKUM PERDATA (ISLAM) – WAKAF, HIBAH DAN WASIAT

Hijrah
Lihat NABI MUHAMMAD SAW

Hukum Islam
Lihat FIQIH

HUKUM ISLAM
Gunakan dengan subdivisi, misalnya : HUKUM ISLAM-WARIS jika tanpa subdivisi gunakan FIKIH
Lihat juga FIKIH
HUKUM INTERNATIONAL ISLAM
HUKUM PERDATA ISLAM
HUKUM PIDANA ISLAM
x Fardu; Haram; Makruh; Mandub; Sunnat; Wajib; Islam, Hukum
xx FIKIH

HUKUM PERDATA (ISLAM) – WAKAF, HIBAH DAN WASIAT
Lihat juga HIBAH DAN WASIAT
x Hibah, Wakaf
Wasiat (Islam)

HUKUM PERKAWINAN
Lihat juga HARTA PERKAWINAN
MAS KAWIN
PERCERAIAN
PERKAWINAN (HUKUM ADAT)
PERKAWINAN (HUKUM ISLAM)
POLIGAMI
SUAMI DAN ISTRI
PERKAWINAN--UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN
x Perkawinan, Hukum
xx HUKUM PERDATA
SUAMI DAN ISTRI

IBADAH (ISLAM)
Lihat juga DOA (ISLAM)
KHOTBAH (ISLAM)
MASJID
PUASA
ZAKAT

IDUL FITRI
x Hari Raya Fitrah

IJTIHAD
Lihat Fatwa Ulama
xx ISLAM, SUMBER AJARAN
USUL FIKIH

IMAM HAMBALI
xx ALIM ULAMA

Injil
Lihat ALKITAB
xx KITAB SUCI

Isa al Masih
Lihat Nabi Isya AS

ISLAM
Lihat juga KEBUDAYAAN ISLAM
x AGAMA ISLAM

Islam dan Filsafat
Lihat FILSAFAT ISLAM


Islam, Kebudayaan
Lihat KEBUDAYAAN ISLAM

Islam – Pembunuhan
Lihat QISAS

ISLAM, SUMBER AJARAN
x Sumber Ajaran Islam
xx AL QUR’AN
HADIS

Isra’ Mi’raj
Lihat NABI MUHAMMAD SAW

JIHAD
xx HUKUM ISLAM – PERANG

Kab. Bogor
Lihat KABUPATEN BOGOR
xx PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN BOGOR
x Kab. Bogor

Kafir
Lihat KEKAFIRAN

Kalamullah
Lihat ALQUR’AN

Karomah
Lihat MUKJIZAT

Kaum Syiah
Lihat SYI’AH

KAWIN SIRI
x Kawin Diam-diam
xx PERKAWINAN (HUKUM ISLAM)

Keajaiban
Lihat MUKJIZAT

KEBUDAYAAN ISLAM
x Islam, Kebudayaan
xx ISLAM
KEKAFIRAN
x Kafir
xx AGAMA

Kelakuan
Lihat WATAK

KHALIFAH ISLAM
x Islam, Khalifah

Khalifaturrasyidin
Lihat KHULAFAURRASYIDIN
xx KHALIFAH ISLAM

KIAMAT
x Hari Qiyamat

KITAB SUCI
Lihat juga ALKITAB
x Injil

MADRASAH ALIYAH NEGERI
x Man
xx MADRASAH

MAHAR
x Maskawin
xx PERKAWINAN (HUKUM ISLAM)

Makruh
Lihat HUKUM ISLAM

Man
Lihat MADRASAH ALIYAH NEGERI
xx MADRASAH

MASJID AQSA
xx ISLAM

Maskawin
Lihat MAHAR

Masuk Islam
Lihat MUALLAF


MUALLAF
x Masuk Islam

MUHRIM
x Wanita Muhrim

MUKJIZAT
Lihat juga GAIB, KEKUATAN
x Keajaiban
Alkitab – Mukjizat
Karomah
xx GAIB
KEKUATAN
KRISTIANI
TEMPAT SUCI

Mushaf
Lihat ALQUR’AN

Mustalah Hadis
Lihat HADIS, MUSTALAH

NABI DAN ROSUL
Lihat juga nama nabi dan rosul, Ump. Nabi Ibrahim; Nabi Muhammad SAW, dsb.

NABI ISA
x Nabi Isya AS

Nabi Isya AS
Lihat NABI ISA
x Isa al Masih

NABI MUHAMMAD SAW
x Hijrah
Isra’ Mi’raj Muhammad saw, Nabi
Nabi Muhammad SAW -- Hijrah
Nabi Muhammad SAW -- Isra’ Mi’raj
xx NABI DAN ROSUL

Nabi-nabi Istimawa
Lihat ULUL AZMI

Nakal
Lihat WATAK

Natal
lihat NATAL (KRISTIANI)

NATAL (KRISTIANI)
Lihat juga CERITA NATAL
PUISI NATAL
SANDIWARA NATAL
YESUS KRISTUS
x Natal, Perayaan
Natal, Pesta
xx PESTA
YESUS KRISTUS

Natal, Perayaan
Lihat NATAL (KRISTIANI)

Natal, Pesta
Lihat NATAL (KRISTIANI)

NISAB
x Waktu

PEMERINTAH DAERAH
Gunakan, bila diperlukan, bentuk-bentuk pemerintahan daerah, ump. DAERAH ISTIMEWA; KABUPATEN; KECAMATAN; KOTAMADYA; OTONOMI DAERAH; PAMONG PRAJA; PROPINSI
Lihat juga ADMINISTRASI NEGARA
DESA
DESENTRALISASI DALAM PEMERINTAHAN
xx DESENTRALISASI DALAM PEMERINTAHAN DESA
HUKUM ADMINISTRATIF
OTONOMI DAERAH
POLITIK, ILMU

PERADILAN ISLAM
x Islam, Peradilan
Qada

PERJANJIAN HUDAIBIYAH
xx SEJARAH ISLAM
SEJARAH NABI
SIRAH NABAWIYAH

Perjanjian Lama
xx AL KITAB

PERKAWINAN (HUKUM ISLAM)
xx HUKUM ISLAM
HUKUM PERKAWINAN

PESANTREN
x Pondok Pesantren Nguruki

Pondok Pesantren Nguruki
Lihat PESANTREN

PROPINSI KALIMANTAN BARAT
x Prop. Kalbar
xx PROPINSI (PEMERINTAHAN)

PROPINSI (PEMERINTAH)
Gunakan, bila diperlukan, nama-nama propinsi, ump. JAWA BARAT, KALBAR, dsb.
xx ADMINISTRASI NEGARA
PEMERINTAH DAERAH

Prop. Kalbar
Lihat PROPINSI KALIMANTAN BARAT
xx PROPINSI (PEMERINTAHAN)

PUASA
x Saum
Siyam

Puasa Ramadhan
Lihat PUASA

Qada
Lihat PERADILAN ISLAM

QISAS
x Islam – Pembunuhan

QUNUD
x Doa Qunut
xx DOA (ISLAM)

QURBAN DAN AQIQAH
x Qurban; Aqiqah



RIWAYAH HADIS, ILMU
x Hadis, Ilmu Riwayat
Ilmu riwayah hadis
xx HADIS, MUSTALAH

Salat
Lihat DOA (ISLAM)

Saum
Lihat PUASA

SEJARAH ISLAM
Lihat juga PERJANJIAN HUDAIBIYAH

SEJARAH NABI
Lihat juga PERJANJIAN HUDAIBIYAH

Sembahyang
Lihat DOA (ISLAM)

Shalat
Lihat DOA (ISLAM)

Sholat
Lihat DOA (ISLAM)

SIRAH NABAWIYAH
Lihat juga PERJANJIAN HUDAIBIYAH

Siyam
Lihat PUASA

Surat Yassin
Lihat SURAT YAASIN

SYI’AH
x Aliran Syi’ah
Sekte Murji’ah
Sekte Syi’ah
xx ISLAM – ALIRAN DAN SEKTE

Tafsir Alquran
Lihat TAFSIR ALQUR’AN, AHLI



TAFSIR ALQUR’AN, AHLI
x Mufassirin
Ahli Alqur’an

Tahlil
Lihat NYANYIAN ROHANI
TALQIN DAN TAHLIL

Talak Bain Kubra
Lihat TALAK TIGA

TALAK TIGA
x Talak Bain Kubra
xx PERCERAIAN (ISLAM)

Talqin
Lihat TALQIN DAN TAHLIL

TALQIN DAN TAHLIL 297.322
x Tahlil
Talqin

ULUL AZMI
x Nabi-nabi Istimewa

USUL FIKIH
Lihat juga IJTIHAD

Wakaf
Lihat HUKUM PERDATA (ISLAM) – WAKAF, HIBAH DAN WASIAT

Waktu
Lihat NISAB

Wanita Muhrim
Lihat MUHRIM

WARIS DAN PEWARIS (HUKUM ISLAM)
x Ahli waris
Faraid
Harta waris
Hukum Islam – Waris
Hukum Kewarisan Islam
Islam pembagian harta
Muwaris
xx HUKUM PERDATA ISLAM

Wasiat
Lihat Wasiat (Islam)

Wasiat (Islam)
Lihat HIBAH DAN WASIAT

WATAK
Lihat juga CINTA
ETIKA
ETIKET (PERGAULAN)
HIDUP BERKELUARGA
HIDUP KERUHANIAN
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
KEBERANIAN
KEBIASAAN
KEJUJURAN
KEPATUHAN
KESETIAAN
KESOPANAN
KEWAJIBAN
PANTANGAN MINUMAN KERAS
PERSAHABATAN
SIMPATI
SOSIAL, PENYESUAIAN
x Kelakuan
Nakal

xx BEHAVIORAL
ETIKA
KESOPANAN
WATAK
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

Wudhu’
Lihat WUDU’

WUDU’
x Air Sembahyang
Air Wudu’


Wukuf
Lihat WUQUF (HAJI)

WUQUF (HAJI)
x Wukuf

ZAKAT
Lihat juga ZAKAT FITRAH
ZAKAT MAL
xx ZAKAT PROFESI
IBADAH (ISLAM)

ZAKAT FITRAH
xx ZAKAT