Selasa, 11 November 2008

kaitan ilmu dan moral

Perkembangan ilmu, teknologi dan sosial kemasyarakatan dalam dasawarsa terakhir menuntut dan mendorong perubahan pada sistem pendidikan di Indonesia. Pembaharuan kurikulumpun dilakukan untuk semakin meningkatkan efisiensi, efektifitas dan mutu hasil dari pendidikan di Indonesia dengan mengembangkan Kurikulum 2004 yang sudah mulai dilaksanakan sejak bulan Juli 2004 seiring dengan tahun ajaran baru dimulai. Kurikulum 2004 dikembangkan untuk lebih meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia lewat jalur pendidikan yang berkualitas.
Permasalahan yang dihadapi adalah bahwa setiap guru harus memahami Kurikulum 2004 dengan baik, memahami tentang pengembangan silabus, penilaian berkelanjutan, penggunaan media pembelajaran dan harus menguasai metode mengajar yang bervariasi untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar yang baik yang pada akhirnya dapat meningkatakan mutu pendidikan secara berkesinambungan
Guru sebagai seorang pendidik dituntut menciptakan suatu pembelajaran yang interaktif dan inovatif yang dapat memberi pengalaman berlajar lebih kepada siswa, serta mampu menerapkan berbagai macam nilai-nilai untuk menumbuhkan sikap dan budi pekerti yang baik yang mampu menghantarkan siswa pada kemampuan yang maksimal baik dari segi keilmuan, segi nilai keagamaan, maupun menumbuhkan sikap saling hormat menghormati, dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Untuk memciptakan pembelajaran yang interaktif dan inovatif serta mampu memberikan berbagai tata nilai yang beradab dengan penuh estetika dan rasa tanggung jawab yang tinggi maka seorang guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang memasukkan berbagai macam tata nilai dalam pembelajaran yang disampaikan.
Perlu sekali ditekankan bahwa menuntut ilmu yang disertai dengan estetika dan nilai-nilai yang penuh dengan budi pekerti sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kepribadian dari seluruh siswa dalam merengkuh pendidikan, sehingga selain ilmu yang didapatkan juga pendidikan yang dapat membangun keteguhan jiwa dan raga setiap peserta didik. Dengan ditanamkan nilai-nilai yang luhur diharapkan siswa akan senantisa belajar dengan rajin tanpa kemalasan, penuh dengan budi pekerti dan akan senantiasa mengamalkan ilmunya untuk kemasyahalatan umat. Sangat tepat orang mengatakan :
Tuntutlah ilmu tanpa teman kemalasanDan beramallah, karena hidup ilmu dengan amalanIlmu tanpa amal, tiada gunaSehingga kau berlalu dengan pudarnya cita-citaBetapa mulia dan ildah ilmu di duniaKarena dia lebih baik dari kekuasaan maupun hartaKepada ahli ilmu, manusia bagaimanapun memerlukannyaSedangkan kepada negara, manusia merasa tak membutuhkannyaBerapa banyak raja yang namanya sirna
(Nashif al-Yaziji)Selain perlu penanamah bahwa ilmu itu sangat penting bagi seluruh manusia perlu ditekankan pula bahwa dalam kehidupan harus memiliki budi pekerti yang luhur dan penuh dengan nilai nilai tatakrama dalam kehidupan bermasyarakat, karena ilmu tanpa tatakrama bagi tanaman tanpa buah. Karena tanpa memiliki tatakrama seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi dan luas dapat sombong, congkak dan merasa paling tinggi derajatnya ketika hidup di masyarakat, sehingga banyak teman, kerabat, dan masyarakat yang lain akan membenci karena kecongkakan orang tersebut.
Pembentukan nilai-nilai moral dan estestika serta tatakrama dalam bermasyarakat lebih ditekankan pada kurikulum 2004 ini dengan adanya standar kompetensi lintas kurikulum. Standar kompetensi lintas kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Sedangkan para ahli ilmu, namanya senatiasa terngiang di antara manusia