Selasa, 30 Maret 2010

An Introduction to Information Retrieval, Jennifer E Rowley

The Subject12. Pendekatan subjek - pendahuluan, proses, sarana dan evaluasi sederhana

12.1 Subjek
Dalam mencari sumber informasi pengguna sering menggunakan pendekatan subjek atau topik. Pengguna mencari dokumen atau informasi yang berkaitan dengan topik tertentu. Dalam rangka pelayanan informasi tersebut perpustakaan membuat beberapa ketentuan umum terhadap pendekatan sumber-sumber informasi dengan mengatur dokumen-dokumen, dan dokumen pengganti, dalam katalog, indeks, bibliografi, pangkalan data komputer dan sebagainya. Dengan demikian, pendekatan subjek sangat penting dalam akses dan pemanfaatan informasi, dokumen dan data.

Apa itu subjek?Dalam berbicara tentang suatu subjek biasanya kita merujuk pada daerah pengetahuan tertentu, atau ke pokok dari sumber informasi tertentu. Subjek mungkin dianggap untuk didefinisikan sebagai :

Bidang yaang diminatiBidang peneliti individu atau kerja profesional
Bidang hasil tulisan individu
Bidang pengetahuan yang dipelajari.
Titik-titik perbedaan dalam perspektif secara luas dapat dikategorikan sebagai:
(a) Label yang digunakan tidak sama.
(b) konsep-konsep pada lingkup dan asosiasi yang berbeda dengan subjek lain yang jelas.

Faktor-faktor ini merupakan pokok masalah-masalah dalam mengidentifikasi pendekatan subjek yang memuaskan, dan mulai menjelaskan susunan yang luas dari berbagai sarana yang digunakan dalam pendekatan subjek pengetahuan. Di perpustakaan, kebanyakan sarana untuk organisasi pengetahuan terutama menyangkut diri mereka dengan mengorganisasikan literartur. Keterbatasan utama dari pendekatan pragmatis ini terletak pada waktu dan koleksi tergantung sarana yang dihasilkan. Koleksi yang sama beberapa tahun akan diubah, dan sarana, agar tetap efektif, harus berkembang sesuai dengan perkembangan koleksi

12.2 Bahasa Pengindeksan
Pengindeksan adalah kegiatan di perpustakaan, biasanya ada unsur menganalisa suatu karya. Di sini sebuah bahasa pengindeksan hanya didefinisikan sebagai: daftar istilah atau notasi yang dapat digunakan sebagai jalur akses dalam indeks. Definisi ini tidak mengecualikan nama orang, tubuh, bahan kimia, nama dagang dan sebagainya, tetapi dalam bab ini terutama menyangkut dengan pendekatan subjek.

Definisi lain dari bahasa pengindeksan adalah:- Himpunan istilah (kosakata) dan perangkat untuk menangani hubungan di antara mereka dalam suatu sistem untuk menyediakan deskripsi indeks.
- Sebuah bahasa pengindeksan juga dapat disebut sebagai bahasa pencarian.

Bahasa pengindeksan dibedakan menjadi tiga tipe :1. Bahasa pengindeksan dikontrol adalah bahasa pengindeksan dalam kedua istilahnya digunakan untuk mewakili subyek dan proses di mana istilah yang diberikan pada sebuah dokumen tertentu dikendalikan atau dijalankan oleh orang. Biasanya ada daftar istilah yang bertindak sebagai daftar otoritas dalam mengidentifikasi syarat-syarat yang dapat ditetapkan ke dokumen, dan pengindeksan melibatkan seseorang menetapkan istilah dari daftar ini untuk dokumen yang spesifik.
Ada dua jenis bahasa pengindeksan dikontrol yaitu abjad bahasa pengindeksan dan klasifikasi skema. Dalam abjad bahasa pengindeksan, seperti tercantum dalam tesaurus dan daftar judul subjek. Dalam skema klasifikasi setiap subjek diberikan notasi. Tujuan menetapkan notasi adalah untuk menempatkan subjek dalam konteks yang berkaitan dengan sujek lain. Skema klasifikasi dan abjad bahasa pengindeksan digunakan dalam berbagai konteks, dan bahasa pengindeksan dikontrol. Kedua jenis perangkat ini dapat diterapkan dalam katalog, indeks buku dan majalah, bibliografi, buletin, SDI, data base terkomputerisasi dan data bank, abstrak dan layanan pengindeksan, ensiklopedi, kamus dan direktori. Klasifikasi ini juga menonjol dalam susunan fisik dokumen.

2. Bahasa pengindeksan alami bukan bahasa yang benar-benar terpisah, tetapi bahasa `alam 'atau bahasa biasa dari dokumen yang diindeks. Setiap istilah yang muncul dalam dokumen adalah wakil untuk istilah indeks. Dalam prakteknya, pengindeksan bahasa alami cenderung mengandalkan ada dalam abstrak atau judul dokumen. Pengindeksan bahasa alami didasarkan pada teks lengkap dokumen yang digunakan. Dalam pengindeksan komputer akan melibatkan analisis statistik dari frekuensi relatif munculnya istilah dan mungkin juga menggunakan daftar kata yang dianggap berguna dalam pengindeksan (yaitu tesaurus) untuk mengidentifikasi istilah-istilah yang sesuai.

3. Bahasa pengindeksan bebas, bahasa yang tidak didaftar istilah yang berbeda dari istilah yang digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep dalam sebuah wilayah subjek. Pengindeksan `bebas 'dalam arti bahwa tidak ada kendala pada ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan dalam proses pengindeksan. Bahasa pengindeksan bebas dapat dilakukan oleh manusia atau komputer. Ketika dilaksanakan oleh manusia dengan pengetahuan tentang subjek dan terminologi, bahasa pengindeksan bebas dapat menghasilkan indeks yang baik dan konsisten. bahasa pengindeksan bebas manusia tergantung pada keterampilan pengindeks. Sedangkan kalau menggunakan komputeri bahasa pengindeksan bebas, komputer harus memiliki dasar untuk penugasan istilah pengindeksan, komputer harus menetapkan syarat-syarat berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada di dokumen yang diindeks.

12.3 Fungsi sarana subjek
Sarana subjek mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Untuk menunjukkan bahwa perpustakaan atau sumber informasi mencakup subjek tertentu.
2. Untuk menunjukkan bahwa perpustakaan atau sumber informasi mencakup pada subjek terkait.

Perbedaan sarana pada organisasi pengetahuan terletak pada peenekanannya kedua tujuan ini. Dua tujuan yang saling bergantung dapat dibuktikan dengan menguji tujuan pertama:

Topik tertentuMemulai pencarian dengan subjek tertentu dalam pikiran, dapat mencari topik tertentu yang tidak begitu cocok dengan persyaratan. Dimasukkannya subjek yang terkait dapat membantu pengguna dengan pencarian tertentu, terutama pengguna yang tidak cukup akrab dengan topik yang dicari atau cara di mana subjek mungkin ditangani atau dikemas dalam literatur.

HubunganHubungan yang di maksud adalah dikenal sebagai hubungan semantik. Ini mewakili hubungan antara subjek yang berhubungan dengan sifat-subjek. Hubungan semantik adalah hubungan antara subyek, yang biasanya cukup stabil, dan mencerminkan konsensus pendapat mengenai hubungan antara subyek. Ada hubungan antara mata pelajaran lain. Ini dikenal sebagai hubungan sintaksis. Hubungan sintaksis muncul dari konteks subjek dalam dokumen tertentu, atau sintaks.

12.4 Proses pengindeksan subjek
Pengindeksan adalah proses di mana indeks dan alat terkait untuk organisasi pengetahuan diciptakan. Pengindeksan dapat dilaksanakan sepenuhnya tanpa bantuan komputer, atau dapat diandalkan untuk berbagai luasan atas fasilitas untuk manipulasi dan pemesanan data yang ditawarkan oleh komputer. Tiga tahap yang diperlukan dalam menetapkan istilah dari pengindeksan bahasa:

Pengenalan-Analisis –TerjemahanTujuan dalam melaksanakan tiga tahap ini adalah untuk membangun sebuah profil dokumen yang mencerminkan subjeknya. Sebagian besar dokumen memiliki banyak karakteristik yang dapat diidentifikasi oleh seorang pencari informasi sebagai kriteria yang akan dipilih sebagai dokumen yang relevan.

Langkah 1 pengenalan, langkah ini melibatkan pengindeks untuk mengenal subjek dengan isi dari dokumen untuk diindeks. Pada tahap ini adalah penting bagi pengindeks untuk berusaha mengidentifikasi konsep yang diwakili oleh kata-kata. Dalam rangka mencapai konsistensi pengindeksan, pengindeks harus memiliki apresiasi yang mendalam dari struktur subjek dan sifat kontribusi bahwa dokumen membuat untuk kemajuan pengetahuan. Pengindeks perlu berkonsultasi dengan sumber-sumber referensi eksternal agar pengindeks mendapat pemahaman yang cukup tentang konten dokumen untuk mengindeks efektif.

Langkah 2 Analisis, Langkah ini melibatkan identifikasi konsep-konsep dalam dokumen yang layak untuk pengindeksan. Setiap satu dokumen berisi sejumlah topik yang berbeda. Ambil contoh sebuah buku berjudul Wills dan Probate. Buku ini berisi bagian untuk membuat surat wasiat, pelaksana, administrasi suatu estat, pensiun, pajak, rumah kepemilikan, hibah dan ketiadaan wasiat, untuk menyebutkan beberapa bagian. Untuk mengidentifikasi tema sentral dalam sebuah dokumen, dan untuk menghasilkan ringkasan konten dokumen yang didasarkan pada tema sentral tersebut. Indeks harus memungkinkan akses ke dokumen tema sentral. Banyak pendekatan pengindeksan tradisional telah berusaha untuk mencari label atau istilah pengindeksan yang luas bersama dengan isi dari dokumen yang diindeks, yaitu, ruang lingkup dan istilah pengindeksan dokumen serupa.

Langkah 3 Terjemahan, Setelah mengidentifikasi tema utama suatu dokumen tema ini harus dijelaskan dalam istilah-istilah yang terdapat pada bahasa pengindeksan. Dalam bahasa dikontrol pengindeksan, ini akan menggambarkan konsep-konsep dalam bentuk skema klasifikasi, thesaurus atau daftar judul subjek yang sedang digunakan. Sebagai contoh, sebuah penafsiran bebas subjek dokumen dapat berupa:

Konflik sosial dan perubahan pendidikan di Inggris dan Perancis antara tahun 1789 dan 1848.
Konsep-konsep yang digambarkan dalam ringkasan ini mungkin diterjemahkan ke dalam abjad bentuk deskripsi :
Pendidikan-History-Inggris-Konflik Sosial-France
atau ke dalam klasifikasi notasi seperti:
942,073.
Terjemahan ini tidak hanya akan melibatkan penandaan subjek, tetapi juga menunjukkan subjek yang terkait, sebagaimana telah didiskusikan sebelumnya. Prinsip dalam menerjemahkan konsep ke dalam bahasa pengindeksan tertentu istilah yang dipilih dan hubungan yang ditandai harus konsisten dengan perspektif pengguna pada subjek. Dengan kata lain, sistem pengindeksan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna indeks. Mengingat bahwa pengguna yang berbeda mungkin memiliki perspektif yang berbeda pada subjek yang sama.

12.5 Proses PencarianPengambilan informasi berikut kelanjutan dari indeks. Pengindeks harus memiliki apresiasi tentang bagaimana indeks itu akan digunakan. Pemilihan pendekatan pengindeksan sangat menentukan tergantung cara di mana indeks akan digunakan. Bahwa seorang pencari informasi harus memiliki pemahaman yang jelas tentang metode pengindeksan. Pengindeksan dan pencarian merupakan bagian integral satu sama lain.
Pencarian indeks, katalog atau data base dapat dilihat dari keterlibatan tiga tahap yang sama seperti pada tahap pengindeksan:

Langkah 1 pengenalan, pencari harus tahu dengan apa yang ingin dia cari. ada banyak contoh ketika pencari tidak sepenuhnya menyadari apa yang mau diambil. Dua keadaan umum dapat muncul:
(a) pencari adalah pekerja informasi berusaha untuk mengambil dokumen atau informasi atas nama yang lain. Sebagian pengenalan disini dapat dicapai dengan melakukan referensi wawancara dengan pengguna akhir. Wawancara referensi harus memastikan subjek yang jelas, dan karakteristik lain dari dokumen atau informasi yang diperlukan.pencari I formasi harus faham dengan sumber-sumber yang akan dicari.
(b) pencari dapat juga pengguna akhir, tapi pengguna akhir yang mendekati pencarian dalam beberapa ketidaktahuan dari kebutuhan atau literatur yang mungkin tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Langkah 2 Analisis, langkah berikutnya adalah untuk menganalisis konsep-konsep yang ada dalam pencarian. Untuk pencarian yang mudah dicetak dalam indeks, maka akan cukup untuk membangun konsep-konsep ini dalam benak pencari. Profil pencarian akan terdiri dari serangkaian kunci pencarian yang mewakili subyek dan karakteristik lain menunjukkan cakupan dan sifat dari pencarian.

Langkah 3 Terjemahan dari konsep-konsep dalam profil pencarian akan melibatkan konsultasi dari tesaurus, klasifikasi skema (atau indeks), atau daftar judul subjek yang telah digunakan dalam membangun indeks yang akan dicari. Meskipun ada persamaan antara pencarian dan pengindeksan, namun perlu diingat bahwa sukses tidaknya pencarian informasi tergantung pada eksploitasi ketepatan pengindeksan. Mencari sumber informasi, dicetak, atau komputer yang akan sulit, jika sumber itu tidak memberikan akses ke informasi atau dokumen yang sedang dicari. Banyak pencarian yang melibatkan penggunaan lebih dari satu indeks, dan semua pencarian mengharuskan indeks yang paling tepat untuk dipilih. Ukuran

12.6 Langkah keefektifitasan indeks

Untuk pengguna yang pendekatan indeks atau sistem temu kembali informasi terkomputerisasi terdapat sejumlah catatan dalam sistem yang sesuai dengan topik pencarian dan sisa yang tidak dipakai pada saat itu. Bahkan untuk item-item yang dimaksudkan relevan mungkin dinilai sangat relevan, sementara yang lainnya dapat dianggap sebagian sedikit yang relevan.
Pertimbangkan lagi dokumen-dokumen yang diindeks oleh sistem yang mungkin sebagian relevan dengan pencarian pengguna tertentu. Anggaplah bahwa, walaupun minat pembaca terutama pada atap asbes hanya ada kuantitas terbatas materi secara langsung berkaitan dengan topik ini diwakili dalam koleksi. Akan tetapi, kemungkinan untuk memperluas pencarian dan menemukan informasi tambahan mengenai asbes atap dengan mengambil dokumen pada atap, dan mengeluarkan bagian-bagian dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan asbes atap. Hasil akhirnya akan menjadi yang informasi lebih lanjut mengenai atap asbes telah dilacak, tetapi untuk mengumpulkan informasi tambahan ini sudah perlu untuk mempertimbangkan semua dokumen dalam indeks dalam kategori yang lebih luas. Jadi banyak dokumen yang tidakrelevan telah diambil dan diperiksa dalam proses penyaringan yang relevan dan dokumen yang tidak relevan. Ini yang sering disebut sebagai `suara '.
Definisi berikut penting dalam evaluasi indeks yaitu bahwa indeks diukur dari segi efektifitas dalam pengambilan.

12.7 Keutamaan lain indeks

Pemanggilan kembali dan ketelitian mempengaruhi dengan karakteristik lain pada indeks secara singkat ini diperkenalkan di sini.
Tingkat kekhususan pada pengindeksan dalam indeks harus diatur selama perencanaan untuk indeks, dan ditinjau dari waktu ke waktu. Kekhususan dari sebuah sistem adalah sejauh mana sistem memungkinkan pengindeks tepat tentang subjek dokumen. Pernyataan khusus isi dokumen akan menjadi teks dokumen itu sendiri.
Teori dasar aturan pengindeksan adalah bahwa setiap bagian harus selalu sama dengan subjek dokumen yaitu label dan informasi harus cocok. Semakin tinggi tingkat kekhususan pengindeksan semakin besar kemungkinan hasil pencarian ditemukan.
Kelengkapan pada pengindeksan memiliki dampak pada pemanggilan kembali dan ketelitian. Kelengkapan pada pengindeksan dokumen adalah jumlah tema yang diindeks dalam sebuah dokumen.(istilah indeks yang mewakili beberapa tema lebih dari satu). Kesalahan pasti ada dalam sistem apapun yang melibatkan campur tangan manusia. Komputer yang diandalkan lebih rentan terhadap kesalahan asalkan mereka diperintahkan atau diprogram secara tepat dan benar. Kesalahan seperti pengindeks dalam menetapkan istilah yang tidak cocok untuk konsep akan mempengaruhi presisi dengan memproduksi dokumen-dokumen yang tidak sesuai untuk menanggapi sebuah pencarian. Instruksi yang jelas penting dalam pengindeksan seperti thesaurus, daftar judul subjek dan klasifikasi skema.

15. Pendekatan Subjek secara Alfabetis

15.1 Pendahuluan


Meskipun ada beberapa cara yang berbeda untuk pendekatan subjek secara alphabet untuk bidang informasi dan dokumentasi, tetapi masih bersifat umum. Beberapa manfaat penggunaan dari sistem secara alphabet yang baik untuk indeks subjek, baik berupa cetakan atau mesin masih umum untuk semua pendekatan subjek untuk informasi.

15.2 Penamaan Subjek

Pada awalnya kata-kata yang digunakan dalam indeks hanya untuk mewakili konsep dengan pertimbangan penggunaan umum, namun disayangkan label yang diterapkan pada konsep-konsep tersebut bahkan untuk indeks secara alfabetis untuk pengindeksan yang efektif memerlukan pertimbangan yang lebih hati-hati. Banyak kata-kata yang berbeda dapat digunakan untuk mewakili konsep yang sama. Karena itu untuk membantu dalam mengelompokkan konsep perlu mengenali varian yang terkait. Bahasa alami pengindeksan memiliki solusi untuk masalah-masalah yang diidentifikasikan dalam konteks pengendalian bahasa pengindeksan. Masalah penandaan subjek terutama dalam rangka untuk mencapai pendekatan yang berorientasi pada pengguna, berbagai pendekatan pengguna yang berbada harus dipenuhi jika subjek lebih dari satu nama dalam katalog atau indeks perpustakaan maka harus dicari subjek bersamanya (dalam lingkup indeks atau koleksi) di bawah salah satu nama-nama itu dan juga melayani pengguna yang menggunakan nama yang berbeda.

Masalah-masalah spesifik adalah :1. Sinonim, yaitu istilah dengan makna yang sama atau serupa yang ada di setiap wilayah subjek. Sinonim berarti juga hal yang persis sama, sinonim dapat dianggap sebagai setara untuk beberapa tujuan tetapi tidak untuk tujuan yang lain. Misalnya untuk indeks yang bersifat umum, cukup untuk menganggap prison dan dungeons sebagai sesuatu yang sama, tetapi dalam indeks yang bersifat khusus ditujukan untuk criminology tidak dapat diterima.
a. Beberapa subjek memiliki satu akar kata, misalnya sterilizer, sterilizing, sterilized atau computing, computers, microcomputers, computed, computation. Istilah-istilah tersebut pada suatu konsep dianggap setara tetapi pada konsep yang lain berbeda.
b. Beberapa subjek memiliki keduanya yaitu umum dan teknis dan nama-nama yang berbeda harus diakui dan tercermin dalam indeks sesuai dengan pengguna, untuk siapa indeks itu dimaksudkan. Misalnya istilah garam dan natrium klorida, lobak dan raphanus sativus.
c. Perubahan penggunaan istilah dari waktu ke waktu. Library of Congress awalnya menggunakan istilah electronic calculating machines yang kemudian berganti dengan istilah computer.
d. Beberapa konsep dijelaskan berbeda dalam versi yang berbeda dari satu bahasa. Amerika dan bahasa Inggris yang berbeda dalam penggunaan. Misalnya istilah-istilah berikut semua akan digunakan untuk objek yang sama: eyeglasses, spectacles, glasses.

Penggabungan sinonim membawa implikasi bagi efektivitas indeks dalam hal ketelitian dan ingatan. Jika dua istilah digabing maka ketelitian terganggu tetapi ingatan dapat ditingkatkan. Semua istilah yang tidak digunakan harus disertakan dalam entri perbendaharaan kata dalam indeks. Yaitu sebagai titik temu dalam beberapa bentuk, sehingga pengguna dapat mencari informasi di bawah istilah yang tidak digunakan. Istilah tidak digunakan biasanya ada dalam indeks hanya untuk mengarahkan pengguna ke istilah yang digunakan.

2. Homograf atau kata-kata yang memiliki ejaan yang sama tetapi berbeda maknanya. Dalam penggunaannya (berlawanan dengan penggunaan indeks) arti dari homograf tergantung konteksnya. Misalnya duty (obligation), duty (taxation). Dalam indeks khusus arti homograf lebih jelas karena penempatan subjek tertentu pada indeks. Dalam indeks yang bersifat umum mungkin hanya dapat dilakukan untuk membedakan antara makna yang berbeda dari satu ruang lingkup homograf dengan menggunakan catatan.

3. Bentuk jamak dan bentuk tunggal, dimiliki oleh semua kata benda sehingga tidak perlu memasukkannya ke dalam indeks. Jika keduanya bentuk kata benda, apakah ada perbedaan antara farms dan farm? Umumnya bentuk jamak dan bentuk tunggal dalam kata benda yang sama dianggap setara ada juga bentuk jamak dan tunggal yang dianggap berbeda. Contohnya exercise dan exercises, church dan churches. Jika hanya satu bentuk diperbolehkan dalam praktek yang umum untuk mengadopsi bentuk jamaknya.

4. Konsep multi-kata, beberapa subjek tidak bisa dijelaskan hanya dengan satu kata tetapi memerlukan dua atau lebih kata. Misalnya origin of species, information retrievel, country walks. Apapun kata dalam istilah yang digunakan sebagai entri utama dalam indeks pengguna dapat memilih untuk mencari topik di bawah kata lain dalam istilah pertama. Biasanya referensi digunakan untuk mengarahkan pengguna dari kata-kata yang tidak digunakan ke yang digunakan. Kadang-kadang istilah disajikan dalam bentuk perintah langsung. Misalnya military hospitals tetapi pada kesempatan lain digunakan istilah kebalikannya hospitals, military.

5. Subjek yang kompleks, seperti istilah multi-kata mungkin memerlukan label yang memerlukan label yang berisi banyak kata. Perbedaan subjek yang kompleks dengan istilah multi-kata adalah subjek yang kompleks mengandung lebih dari satu konsep, namun masing-masing konsep dapat dijadikan kata kunci dalam pencarian, dan masing-masing konsep dapat digambarkan dengan istilah-istilah yang menunjukkan salah satu masalah yang tercantum dari point 1-4 di atas. Contohnya a bibliography of history tidak sama dengan a history of bibliography. Dua istilah yang sama bibliography dan history berfungsi untuk menjelaskan kedua subjek masing-masing hanya kata penghubung yang membedakan pernyataan keduannya.

15.3 Penunjukkan Hubungan

Meskipun masalah utama dari pendekatan subjek secara alfabetis adalah penamaan subjek, tetapi harus juga memperhatikan hubungan di antara subjek. Ada dua kategori utama dari hubungan yaitu hubungan sintaksis pada paragraph akhir dan sederhana, misalnya pada kalimat:
Sugar and health dimana konsepnya sugar, and, health digunakan bersama-sama dalam konteks khusus ini. Jelas salah satu dari konsep-konsep ini bisa ada dalam keadaan yang lain, dimana keberadaan hubungan yang ditetapkan dalam dokumen ini sangat tidak relevan. Hubungan semantik menunjukkan aspek dari hubungan genus-spesies dan diharapkan mewakili asumsi dan hubungan subjek yang diterima secara luas.

16. Bahasa Pengindeksan Secara Alfabetis: Tesaurus dan
Daftar Tajuk Subjek

16.1 Pendahuluan
Ada dua jenis bahasa pengindeksan yang terkontrol yaitu tesaurus dan daftar tajuk subjek. Yang memiliki fungsi dasar untuk mengontrol istilah yang digunakan dalam indeks dan untuk mengontrol tampilan antara konsep-konsep dalam indeks

16.2 Daftar Tajuk Subjek
Daftar tajuk subjek merupakan daftar-daftara dari istilah indeks, yang biasanya disusun dalam urutan berabjad yang dapat digunakan untuk menentukan persyaratan yang akan digunakan dalam indeks, katalog atau pangkalan data untuk menggambarkan subjek.
1. Daftar itu berisi istilah yang akan digunakan dalam katalog, indeks atau pangkalan data atau apapun bentuk tampilannya yang akan menjadi daftar otoritas untuk istilah indeks dan bentuknya.
2. Daftar yang menjadi acuan penggunaan rujukan dalam menampilkan kaitan antara katalog, indeks atau pangkalan data yang bertujuan memandu pengguna berkaitan dengan istilah yang saling berkaitan.

16.3 Sears’ List of Subject Headings

Sears’ List of Subject Headings pertama kali ditulis oleh Minnie Sears dan dicetak tahun 1923, edisi ke 12 terbit tahun 1982. daftar ini digunakan sebagai katalog kamus untuk perpustakaan menengah, perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum yang kecil khususnya di Amerika Serikat. Dalam susunan tajuknya dapat dibagi ke dalam beberapa subdivisi, yaitu:
1 Subdivisi bentuk fisik dari dokumen, contohnya Diseases – Dictionaries.
2 Subdivisi yang menunjukkan perlakuan yang komprehensip, contohnya Chemistry – Societies.
3 Subdivisi yang menunjukkan aspek khusus, contohnya Education – History.
4 Subdivisi yang menunjukkan kronologis, contohnya US – History – 1783 – 1809.

Tiga prinsip tajuk yang diseleksi dan digunakan dalam Sears’:
1. Diutamakan entri khusus tidak dimasukkan dalam entri yang luas.
2. Tajuk yang digunakan untuk pencantuman didasarkan pada penggunaan yang umum.
3. Pentingnya keseragaman dan konsistensi dalam penerapan tajuk subjek.

Beberapa kategori tajuk sengaja diabaikan oleh Sears’ dengan memasukkan:
Nama diri, contohnya nama perseorangan, nama keluarga, nama tempat.
Nama lembaga, contohnya nama perkumpulan, nama lembaga dan nama badan pemerintahan.
Nama lazim, contohnya nama binatang, alat, penyakit dan nama bahan kimia.
”See” dalam referensi umum digunakan untuk menyambung dua istilah yang menggambarkan konsep yang serupa, tetapi gambaran tersebut dalam bentuk tidak sama yang berasal dari:
1. Sinonim, contohnya Gaels see Celts.
2. Bagian kedua dari tajuk majemuk, contohnya Dusting and Spraying see Spraying and Dusting.
3. Bagian kedua dari tajuk kata sifat, contohnya Furniture, Built-in see Built-in Furniture.
4. Mengembalikan tajuk ke susunan awal, misalnya Natural Gas see Gas, Natural.
5. Beragam ejaan, contohnya Color see Colour.
6. Lawan, contohnya Intemperance see Teperance.
7. Bentuk tunggal hingga bentuk jamak, contohnya Mouse see Mice.

“See also” digunakan untuk menghubungkan dua tajuk yang keduanya digunakan dalam pengindeksan dengan maksud memperluas pencarian untuk subjek yang berhubungan. Contohnya Crime see also Crimes without victims.

16.4 School Library Association List of Subject Headings
Diterbitkan tahun 1981, daftar terbaru ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan daftar tajuk subjek yang cocok digunakan di perpustakaan sekolah menengah dan pusat-pusat informasi di United Kingdom. Daftar ini dibuat untuk digunakan dalam katalog subjek, termasuk katalog kamus, indeks subjek dan bahasa indeks untuk system temu kembali informasi yang terkomputerisasi di perpustakaan sekolah. Dalam prinsip-prinsip umum pendekatan SLA memiliki kesamaan dengan Sears’ misalnya SLA merekomendasikan daftar pilihan tajuk tertentu sama dengan cara dalam Sears’.

16.5 Thesauri

Tesaurus adalah sebuah kompilasi kata-kata dan frase yang menunjukkan persamaan, tingkatan serta ketergantungan satu sama lain yang kesemuannya berfungsi menyediakan kosa kata standar mengenai sistem penyimpanan dan temu kembali informasi.
Tesaurus bertujuan mendorong pengawasan terminology dalam pengindeksan dan sebagai alat dalam pencarian dengan mengantarkan penelusur ke istilah indeks yang digunakan. Tesaurus telah digunakan secara ekstensif sejak sekitar tahun 1950-an untuk mengindeks koleksi-koleksi khusus dokumen, abstrak bulletin, peralatan terbaru, penyebaran system informasi yang terseleksi, pangkalan data online, ensiklopedia dan alat bibliografi.

16.5.1 Ciri Khusus Tesaurus

1. Penentu atau istilah yang dapat diterima untuk digunakan dalam indeks untuk menggambarkan konsep.
2. Bukan penentu atau istilah yang tidak dapat digunakan dalam pengindeksan, namun muncul dalam tesaurus untuk memperluas entri kosa kata (istilah dimana pengguna dapat memasukkan tesaurus dan diarahkan ke istilah yang tepat) dari bahasa pengindeksan.

Bentuk istilah apakah itu penentu atau bukan penentu, merupakan salah satu dari:
1. Kata tunggal, contohnya Horror, Journalisme, Counting.
2. Prase yang terdiri dari dua atau tiga kata terdiri dari kata benda dan kata sifat, contohnya Country life, Electric meters.
3. Dua kata yang dihubungkan oleh and, or, &, contohnya Joy and Sorrow, Boats & Boating.
4. Gabungan prase, contohnya Victim offender relationships.
5. Nama perorangan, badan, tempat, contohnya Smith, Paris.

Hubungan hirarkis terwakili di dalam tesaurus dengan bentuk:

• A adalah diperbolehkan, tapi pertimbangkan untuk menggunakan B atau C atau, ..., N sebaliknya.

dimana A, B, C, ..., N adalah deskriptor dan B dan C dan selanjutnya berkaitan dengan A melalui beberapa hubungan hirarki. Hubungan hirarkis harus ditunjukkan agar pengguna dapat mentransfer dari istilah akses pertama ke istilah terkait, dan untuk memperluas atau mempersempit pencarian parameter. Deskriptor yang satu tingkat lebih tinggi/luas disebut ‘BT’, contoh:
Remedial reading
BT Reading

menunjukkan bahwa Remedial reading merupakan sub ordinat dari topic Reading. Istilah sempitnya ditandai oleh 'singkatan' NT '. Jadi:

Libraries
NT Public libraries

mencatat bahwa Public libraries adalah jenis Library. Ini menandakan bahwa NT dan BT adalah descriptor luas dan sempit. Contoh di atas biasanya akan dilengkapi dengan:

Public libraries
BT Libraries

• Hubungan hirarkis dapat juga mengambil bentuk hubungan koordinasi, dengan descriptor terkait yang disebut `RT'. Contohnya:
Food
RT Vegetarianism
Dinners
Cookery

Hal ini biasa bagi `RT 'menjadi seflexitive dan contoh di atas tentang Food akan disertai oleh serangkaian inversi dari pernyataan dalam bentuk:
Vegetarianism
RT Food
Cookery
RT Food

Penting untuk diingat bahwa hubungan seperti ditampilkan dalam tesaurus tidak dapat dialihkan ke indeks, dan ini adalah alasan penting mengapa pencari harus berkonsultasi dengan petugas tesaurus sebelum memulai search.

Singkatan lain yang ditemui di beberapa tesaurus. Antara mereka dapat terdaftar: `GT' Generik to; `SA' see also: `TT' tema top dalam hierarki; `XT' istilah yang tumpang tindih; `AT' istilah asosiasi; `CT' istilah koordinasi; `ST' istilah sinonim; dan 'SU' see under.



















Gambar 16.3 memperlihatkan beberapa ekstrak dari tesaurus. Selain menampilkan secara alfabetis, subjek, dan ada beberapa tampilan lainnya yakni sebagai berikut:

1. Menampilkan hirarki. Berbagai istilah kunci dalam tesaurus dapat ditarik dalam urutan abjad, dengan hirarki yang lebih lengkap menampilkan istilah-istilah yang terhubung dengan makna yang lebih spesifik.
2. Tampilan kategori. Thesaurus istilah dikelompokkan di bawah serangkaian kategori judul, yang sesuai dengan subbidang utama dalam daerah tesaurus.
3. Permuted list of term (Format bergilir) tiap kata dalam deskriptor atau istilah entri secara bergilir menjadi titik temu. Contohnya: manajemen Industri akan muncul di dua tempat dalam urutan abjad: di bawah industri dan di bawah manajemen.
4. Graphic display
Peragaan grafis sebenarnya sama dengan tree structure, tetapi biasanya tidak disertai notasi. Peragaan jenis ini sulit dibuat, di-update, dan makan banyak tempat. Suatu peragaan grafis yang sederhana mungkin akan membantu pemakai melihat dengan cepat hubungan-hubungan antar deskriptor, tetapi jika terlampau banyak istilah berhubungan dan tingkatan hirarki dimasukkan dalam peragaan grafis maka peragaan tidak membantu melainkan membingungkan.
5. Sebuah skema klasifikasi. ThesauroFacet, yang disusun oleh Electric Inggris, adalah sebuah contoh terkenal tesaurus didukung oleh klasifikasi facet penuh. Format ini menjadi umum di tesaurus baru, sebagian karena pengakuan pentingnya melihat hubungan baik dan istilah subjek dalam satu alat. Dengan pengaturan seperti itu, thesaurus abjad menyediakan akses langsung ke subjek dan kelas notasi. Skema klasifikasi menunjukkan hubungan, dan memfasilitasi browsing antara subyek.

16.5.2 The Root Thesaurus
Upaya untuk menciptakan suatu “tesaurus sumber” yang akan berfungsi sebagai sumber istilah-istilah standar yang dapat digunakan untuk menyusun tesaurus dan bahasa indeks lain telah menghasilkan Root Thesaurus dari British Standards Institution (BSI) pada tahun 1981. Bidang subyek atau topik tesaurus selalu sangat khusus, sehingga ada ratusan tesaurus. Apabila ada standardisasi dalam istilah, khususnya untuk istilah yang digunakan dalam banyak tesaurus yang bidang subyeknya masih berhubungan, maka ini akan sangat bermanfaat bagi pengindeksan dan temu kembali secara keseluruhan. Untuk tujuan inilah Root Thesaurus diciptakan.


Extract from The BSI Root Thesaurus 1
Root Thesaurus belum mencakup semua topik. Yang sudah ada ialah sekelompok topik untuk bidang industri, energi, lingkungan dan safety engineering. Ada dua daftar, yaitu daftar berabjad dan daftar berkelas. Untuk indikator atau kode hubungan antar deskriptor digunakan kode yang tidak tergantung dari bahasa tertentu, seperti:
 = (sama dengan UF)
 - (sama dengan USE)
 < (sama dengan BT)  > (sama dengan NT)
 ¾ (sama dengan RT)

16.5.3 Multilingual Thesauri
Tesaurus multi bahasa ialah tesaurus yang dapat digunakan untuk pengindeksan dan penelusuran dalam beberapa bahasa. Tesaurus multi bahasa sangat berguna untuk sistem jaringan informasi internasional. Penyusunan tesaurus macam ini tentu saja bukan pekerjaan mudah. Salah satu masalah yang sering muncul ialah tidak adanya padanan untuk suatu deskriptor dalam semua bahasa yang digunakan. Untuk mengatasi ini kadang-kadang digunakan suatu switching language yang terdiri atas notasi dan berfungsi sebagai perantara.

16.5.4 Computers and ThesauriThesauri mungkin tampil apakah di online display of machine-held thesaurus records atau di hard copy sebagaimana tergambar dalam ADLIB dari LMR Information Systems.




Dengan online pencarian thesaurus lebih mudah, komputer dapat mengurutkan, menggabungkan, mengedit, dan membandingkan.






16.6 Thesauri and subject headings list – a quick comparison
Perbedaan antara thesauri dan subject headings list:
1. Thesauri cenderung berisi istilah yang lebih spesifik daripada yang ditemukan dalam subject headings list.
2. Thesauri cenderung menghindari tema terbalik (seperti Patung, Jerman).
3. Headings in thesauri tidak dibagi. Misalnya Education-Bibliographies tidak akan ditampilkan dalam thesaurus, tetapi subject headings list
4. Hubungan tampilan dalam thesaurus lebih luas daripada subject headings list
5. Perbedaan tipe hubungan dalam thesaurus dengan menggunakan `RT ', 'MT' dan 'BT', bukan di 'see also' yang digunakan oleh subject headings list
6. Hubungan antara istilah yang tercantum dalam tesaurus sering tidak dapat ditransfer ke indeks. Kamus katalog biasanya `see' dan `see also' petunjuk dari headings
7. Thesauri sering membuat tambahan pernyataan eksplisit dari hubungan terstruktur dibanding daftar catalog atau displays


16.7 Penyusunan thesaurus atau daftar subject headings
Semua alfabet bahasa pengindeksan harus ia disesuaikan dengan aplikasi. Tesaurus yang baik tidak harus dicetak dan diterbitkan, tetapi dapat melayani pengguna. Ada 3 langkah proses untuk penyusunan tesaurus atau daftar subject headings.

Langkah 1 Tentukan tujuan dari bahasa pengindeksan
1. Cakupan subyek: bidang inti dan sekunder
2. Jenis literatur/data apakah berupa teks, data numerik, data geografi, pengindeksan mendalam/rangkuman
3. Kuantitas literatur/ data
4. Type of information stroge system yang digunakan dalam pre koordinasi atau pos koordinasi atau keduanya dan bisa secara manual atau komputerisasi.
5. Resources of the information system yang terdiri dari bahasa alami indexing. Resources ini berupa initial design dan dapat dikembangkan untuk bahasa indek. Applikasi yang baik indeks akan tersimpan dan mudah ditelusur.
6. Pertanyaan pengguna akan terjawab dalam konstruksi thesaurus.
7. Bidang subjek yang akan dibahas harus ditentukan dengan cara eksplisit mengenai batas-batas cakupan topik, dan di mana berbagai aspek subjek harus diperlakukan.

Langkah 2 Tentukan karakteristisk dari bahasa pengindeksan dimana terkandung thesaurus atau daftar subject headings

1. Bahasa alami
2. Bahas yang sesuai dengan aplikasi
3. Exhaustivity
4. Tingkat pre koordinasi
Disebut pra-koordinasi sebelum (= pra- ) penelusuran gunakan untuk indeks tercetak seperti dalam majalah indeks dan abstrak, bibliografi nasional, indeks majalah, dan juga katalog subyek perpustakaan yang belum sepenuhnya memanfaatkan kemampuan komputer (belum berbentuk OPAC). Maka dalam perencaan bahasa indeks, evaluasi bahasa bsic harus masuk dalam account

5. Thesaurus atau daftar subject headings dan stukturnya. Sumber daya sistem informasi akan memberlakukan kendala pada sifat bahasa pengindeksan. Temu balik informasi harus terekam atau tercetak. Beberapa jenis grafik mungkin dapat membantu, karena terpisah dari subheadings, petunjuk penggunaan, dan sebagainya. Para tesaurus dapat disimpan dalam bentuk dapat dibaca oleh mesin dan hanya dicetak sebagai bagian yang diperlukan.

Langkah 3: Mulai untuk mengkompilasi bahasa
Penyusunan depkriptor mencakup:

1. Identifikasi bidang subyek utama

2. Pemilihan istilah harus masuk dalam thesaurus. Begitu istilah telah diterima untuk dimasukkan mereka harus jelas dicatat, sehingga tahap ini dan selanjutnya harus dilanjutkan secara bersamaan. Istilah yang dipilih secara manusiawi dapat diturunkan dari sejumlah sumber. Secara khusus, daftar kata-kata lain yang digunakan dalam wilayah subjek seperti:
(a) Thesaurus lain, klasifikasi dan alat temu balik informasi
(b) dokumen dalam wilayah subjek, seperti artikel berkala, data base, pengindeksan dan abstrak jurnal, ensiklopedi, kamus.
(c) pengetahuan sebelumnya dan pengalaman indexers, bahasa indeks dan pengguna.

3. Terekam. Yang paling nyaman untuk merekam format manual istilah adalah menulis setiap istilah pada kartu, dan untuk dicatat pada kartu komentar apapun tentang istilah itu adalah fitur dalam tesaurus atau daftar subject headings. Setiap kartu akan menampilkan istilah dan lingkup catatan yang diperlukan, terkait dengan istilah dan sinonim. Untuk memudahkan konsultasi, kartu harus disimpan dalam urutan abjad sesuai dengan istilah utama pada kartu.

4. Memeriksa hubungan istilah yang terkait dengan memakai kartu

5. Hasil akhir thesaurus dengan cara melakukan pemeriksaan pada masing-masing fitur dari daftar.. Klasifikasi atau hubungan indikator lain harus diperiksa dan dicatat dalam bentuk terakhir mereka. Jika ada link yang diperlukan antara menampilkan dan daftar, beberapa notasi harus diperkenalkan. Semua list harus dikonversi ke format yang sesuai dengan basis data computer sehingga jelas dalam pengindeksan bahasa.

6. Revisi daftar. Daftar atau tesaurus tidak bisa statis. Harus diperbarui dan relatif mudah. Setiap perubahan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan disesuadikan dengan bahasa pengguna atau menjadi multi-bahasa.


16.8. Natural indexing languages

Bahasa itu berasal dari dokumen-dokumen yang masuk ke dalam sistem, apakah itu berupa abstrak, full text, sitasi (termasuk judul, terbitan berkala judul dan sebagainya) atau daftar yang terkendali atau tidak terkendali istilah indeks. Salah satu fitur unik bahasa alam pengindeksan adalah kurangnya kontrol kosakata. Hal inilah kekuatan dan kelemahan dari bahasa alami pengindeksan berasal dari karakteristik dasar. Pada sistem yang mutakhir tesaurus tidak lagi diterbitkan dalam format tercetak, tetapi juga sudah tersimpan dalam bentuk elektronik atau digital. Peragaan tesaurus dalam bentuk seperti ini perlu didesain dengan mengingat bahwa melihat atau membaca informasi pada layar berbeda dengan proses membaca teks pada halaman tercetak.

16.8.1 Stop-lists and go-list
Kebanyakan bahasa alami pengindeksan beroperasi dengan bantuan stop-lists. Go-list berguna untuk membuat entri indeks subjek. kan membuat indeks berguna isian di area subyek yang diindeks dengan memakai fasilitas computer yang dapat dicetak dan diperbaharui atau dimodifikasi. List kadang-kadang dikenal sebagai thesaurus, dan memang merupakan suatu bentuk tesaurus bahasa alamiah.

16.8.2 Attractions of natural language indexing
Bahasa pengindeksan dibagi menjadi dua kategori:
1. Faktor-faktor ekonomi
Dalam pencarian bahasa indeks alami memerlukan perangkat lunak. User harus terbiasa dengan fasilitas ini, dan karena itu perlu lebih banyak latihan untuk pengambilan informasi dalam basis data yang telah diindeks dengan bahasa pengindeksan yang terkontrol. Sebagai contoh, kemapuan dalam temu kembali informasi untuk mencari kata-kata indeks dengan controlled indexing language untuk pendekatan subyek tiap dokumen akan diwakili oleh satu entri subyek saja.

2. Faktor bahasa. Biasanya pengguna dalam penelusuran dokumen memakai bahasanya sendiri sehingga penelusuran tidak ditemukan, misalnya pencarian dokumen `Greenhouses'. Untuk menemukn Greenhouses terlebih dahulu ada subjek yang mewakilinya. Biasanya ada daftar istilah, daftar judul subjek atau thesaurus, yang bertindak sebagai daftar otoritas dalam mengidentifikasi istilah-istilah (Greenhouses) dari dokumen yang spesifik. Pencari ini diharapkan untuk berkonsultasi daftar dikontrol yang sama selama perumusan strategi pencarian. Dalam bahasa alami pengindeksan ini merupakan istilah indeks.

16.8.3 Penyusunan bahasa indeks dengan pendekatan particularly
1 Pencarian kata-kata unik atau frasa tertentu yang digunakan dalam bahan sumber. Contohnya nama merek dan nama perusahaan, ini akan bermasalah jika:
• Nama tersebut disingkat, misalnya DEC, Digital Equipment
• Nama perusahaan tanpa tanda hubung, misalnya Perkin Elmer, Perkin-Elmer
• Nama-nama merek yang terdiri dari kata-kata umum, misalnya Crest, Tube Investments, dan perusahaan yang dikenal oleh dua atau lebih nama, misalnya GPO, British Telecom.
Sebagian besar masalah ini dapat diatasi dengan penggunaan logika Boolean dan kontekstual.

2 Slogan, kutipan dan menangkap kalimat-kalimat, yang mungkin atau mungkin tidak akan diindeks dalam bahasa pengindeksan yang terkontrol, misalnya adopsi antar-ras.

3 Geographic names, ada beberapa yang bermasalah, dinataranya:
 Nama tempat yang berulang di beda daerah dan negara, misalnya Berlin di New Hampshire dan Jerman
 Nama tempat yang samar, misalnya Tyneside, The Peak District
 Berbeda tempat khusus, misalnya West Midlands, Birmingham, Midlands.

Untuk mengatasi masalah ini pengguna harus memahami geografi dan wilayah administrasi yang bersangkutan. Misalnya, ada judul: Mrs. Thatcher at Oxford hears of Second Falkland Crisis`, keputusan sulit: apakah mengambil Oxford, atau Falkland.

16.8.4 Bahasa alami pengindeksan yang mempunyai banyak masalah
Untuk mengatasi masalah ini dengan menggunakan basis data: pengindeksan.
1 Semantik, termasuk sinonim, kata varian bentuk, autonyms dan seterusnya. Pengguna harus mempertimbangkan semua kemungkinan yang ada.

2 Homographs, dan kata-kata mana makna tergantung pada konteks. Syarat dengan lebih dari satu makna, misalnya, intelligence, yang berarti baik secara individu dan kemampuan berpikir analitis atau informasi tentang musuh, harus diakui oleh pencari memiliki kemungkinan makna ganda. Logika kontekstual dapat membantu dalam penghapusan penggunaan yang tidak diinginkan homograph.

3 Mengelompokkan istilah ke dalam kategori. Tidak ada referensi silang dapat diharapkan. Pengambilan dokumen pada topik pencarian, tetapi menggunakan istilah untuk konsep yang lebih luas atau sempit, sangat bergantung pada kecerdikan pencari, dan hubungan tambahan yang pengindeks basis data mungkin ditambahkan untuk menghubungkan indeks istilah bahasa alami. Untuk mengutip contoh kecil, yang dipilih secara acak dari tiga puluh New York Times artikel yang berhubungan dengan kenaikan harga, indeks harga, kenaikan upah dan gaji, atau (US) Pemerintah Federal pengeluaran anggaran dan kebijakan, hanya tujuh item termasuk istilah `inflasi ', namun semua akan berhubungan dengan pencarian pada topik inflasi.

Bab 16 Bahan Bacaan

1. Aitchison, J. and Gilchrist, A., Thesaurus construction: a practical manual, Aslib: London, 1972.
2. Aitchison, J. et al., Thesaurofacet: a thesaurus and faceted classification for engineering and related subjects, English Electric Company: Whetstone, Leicester, 1979.
3. American National Standards Institute, American national standard guidelines for thesaurus structure, construction and use. ANSI Z 39.19, 1974.
4. Askew, C., Thesaurus of consumer terms, Consumers' Association:
London, International Organization of Consumer Unions: The Hague,
1979.
5. British Standards Institution, British Standard 5723: 1979. Guidelines for the establishment and development of monolingual thesauri, BSI: London, 1979.
6. British Standards Institution, BSI Root thesaurus, 2 vols. BSI: Hemel Hempstead, 1981.
7. Construction Industry Thesaurus, 2nd edition, compiled by the CIT Agency at the Polytechnic of the South Bank under the direction of M.J. Roberts, Department of the Environment, Property Services Agency: London, 1976.
8. English Electric Co. Ltd., Thesaurofacet, English Electric Company: Whetstone, Leics, 1969.
9. Engineers' Joint Council, Thesaurus of engineering and scientific terms, Engineers' Joint Council: New York, 1967.
10. Foskett, D.J., `Thesaurus' in: Encyclopaedia of Library and Information Science, vol 30, Marcel Dekker: New York, 1981.
11. Gilbert, V., `A list of thesauri and subject headings held in the Aslib library', Aslib Proceedings, 31(6), 1979, 264-274.
12. Gilchrist, A., The thesaurus in retrieval, Aslib: London, 1971.
13. Haykin, D.J., Subject headings: a practical guide, Government Printing Office: Washington, DC, 1951.
14. INSPEC thesaurus 1983, Institution of Electricial Engineers: London, 1983.
15. International Road Research Documentation Thesaurus (IRRD). OECD: Paris, 1972.
16. International Standards Organisation, International Standard 2788. Guidelines for the establishment and development of monolingual thesauri, ISO: Geneva, 1974.
17. Lancaster, F.W., Vocabulary control for information retrieval, Informa¬tion Resources Press: Washington, DC, 1972,
18. Library of Congress, Subject Cataloguing Division, Library of Congress subject headings, 9th edition, Library of Congress: Washington, DC, 1980. (With quarterly supplements accumulated annually. Also available in microform with the entire list cumulated quarterly.)
19. MacCafferty, M., Thesauri and thesaurus construction, Aslib: London, 1977. (Aslib bibliography no 7)
20. Medical Subject Headings (MeSH), National Library of Medicine: Bethesda, MD, Annual update.
21. Sears' List of Subject Headings, 12th edition, editor B.M. Westby, H.W. Wilson: New York, 1982.
22. Soergel, D, Indexing language and thesaurus construction and maintenance, Melville Publishing Co.: Los Angeles, 1974.
23. Subject headings for engineering, Engineering Index Inc.: New York, 1972.
24. Swatridge, C., A list of subject. headings for school and other libraries, School Library Association: London, 1981.
25. Thesaurus of ERIC descriptors, 7th edition, Macmillan Information: New York, 1977.
26. Thesaurus of metallurgical terms, 5th edition, American Society for Metals: Ohio Metals Society, London, 1981.
27. Townley, H.M. and Gee, R.D., Thesaurus-making: grow your own wordstock, Deutsch: London, 1980.
28. Viet, J., Macrothesaurus for information processing in the field of economic and social development, OECD: Paris, 1978.