Jaman selalu berjalan dan berubah, begitu juga kebutuhan dan sarana beriringan dalam berbagai dinamika Perpustakaan beserta Pustakawannya. Citra lama mengenai Pustakawan sudah mulai bergeser dengan tantangan yang kian majemuk, bukan hanya sebagai pendukung atau pendamping dalam pemenuhan kebutuhan informasi belaka, tetapi juga pada kelihaian dan penguasaan menjangkau informasi dimana saja, kapan saja, dan untuk siapa saja.Perpustakaan sebagai inti dari setiap program pendidikan, pengajaran, penelitian (The Heart of The Educational Programs) sangat membutuhkan tangan-tangan yang profesional agar perpustakaan dapat difungsikan secara optimal. Perpustakaan mempunyai fungsi utama memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan kepada pengguna. Layanan kepada pengguna itu dapat berupa :Pelayanan penunjukan (reference service) Pelayanan pemberian informasi (information service);Pelayanan pemberian bimbingan pada pembaca (reader advisory work).Fungsi-fungsi di atas mungkin tidak kita temukan (kalaupun ada, mungkin masih kurang memuaskan) bila perpustakaan ditangani oleh manusia-manusia dengan kemampuan yang “apa adanya”.Kondisi perpustakaan yang sudah memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang fungsinya sebagai sumber ilmu pengetahuan, merupakan suatu tantangan baru bagi kalangan pustakawan. Pustakawan harus terampil menggunakan teknologi informasi yang ada diperpustakaan supaya pustakawan dapat terus menjalankan fungsi yang mulia yaitu membantu para pengguna untuk menemukan solusi dari permasalahannya.
Pustakawan juga bertanggung jawab untuk mengurusi informasi yang ada dengan kemampuan literasi informasi.Pustakawan harus memiliki kemampuan literasi informasiPenguasaan literasi informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pustakawan. Literasi informasi diambil dari istilah asing yaitu Information Literacy, memiliki definisi sebagai berikut :
ACRL (2000), dikutip dari www.cardiff.ac.uk menyebutkan Information literacy is defined as a set of abilities requiring individuals to "recognise when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information.
Secara sederhana Hanna Latuputty (2007) literasi informasi adalah kemampuan memecahkan masalah untuk menemukan solusi dengan mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan dan menemukan.Sebagai pustakawan untuk dapat menguasai literasi informasi maka kemampuan penelusuran on-line menjadi syarat mutlak bagi pustakawan.
Bisa dibayangkan betapa sulitnya kita sebagai pustakawan jika ada pengguna Perpustakaan yang menginginkan informasi dari internet sementara kita tidak bisa mengoperasikan internet atau sebaliknya mampu mengoperasikan internet tetapi tidak tahu harus kemana menelusur informasi.Meskipun saat ini Pustakawan banyak yang memanfaatkan internet sebagai sarana penelusuran informasi, akan tetapi hal tersebut tidak menjamin Pustakawan tersebut memiliki bingkai berfikir bagaimana menemukan informasi yang dibutuhkan pengguna. Banyak diantara pengguna justru melakukan sendiri kegiatan literasi informasi ketimbang melalui Pustakawan. Apa pasal ?
apakah lebih karena ketidakpercayaan pada Pustakawan atau ketidaktahuan pengguna akan kemampuan Pustakawan dalam literasi informasi ?
Bisa jadi keduanya merupakan jawaban yang benar, akan tetapi yang terpenting dari sisi Pustakawan sendiri adalah adanya 3 hal yang segera dimiliki guna mengikuti dinamika Pustakawan dalam hal literasi informasi, yaitu kemauan belajar, memiliki obsesi (tidak cepat puas akan kemampuan yang dimiliki) dan bertanggungjawab dalam implementasi baik secara etika maupun kontribusi kepada pengguna Perpustakaan.
Daftar Referensi
ACRL (2000), Information Literacy: Guidance Note, diakses 1/05/2008 dari http://www.cardiff.ac.uk/learning/practices/infolitguidnote/informationlitgn.htmlLatuputty, Hanna (2007), makalah pelatihan literasi informasi : Literasi Informasi untuk Peguruan Tinggi. Yogyakarta.
Proboyekti, Umi (2008), Blog : Persiapan kelas literasi informasi, diakses 14/05/08 dari http://sambungjaring.blogspot.com/2008/04/modul-literasi-informasi.html
Research center for biotechnology : LIPI (2007), Literasi Informasi perlu diintegrasikan dalam pembelajaran, diakses 6/05/08 dari http://www.biotek.lipi.go.id/index.php?option=content&task=view&id=331&catid=81&Itemid=51n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar