Kamis, 23 Oktober 2008
Uji Tugas Akhir Prodi Ilmu Perpustakaan Yarsi
Rabu, 22 Oktober 2008
minat baca siswa di perpustakaan
berbagai jenis computer display
Selasa, 21 Oktober 2008
sebuah harapan pustakawan non pns
teacher librarian
Senin, 20 Oktober 2008
sdm perpustakaan kurang diberdayakan
beda pustakawan guru dengan guru pustakawan
Jumat, 17 Oktober 2008
tujuan perpustakaan sekolah
Fungsi Perpustakaan Sekolah adalah pusat kegiatan belajar dan mengajar, pusat penelitian sederhana, pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.
Sasaran pembinaan dan pengembangan perpustakaan adalah terciptanya suatu kondisi sosial masyarakat Indonesia yang biasa membaca, gemar belajar dan cinta perpustakaan bagi peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa.
Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, Perpustakaan Sekolah harus mempunyai Pustakawan Sekolah yang sanggup mengembangkan profesinya, harus memiliki fasilitas yang memadai, baik yang berupa gedung/ruang, perabotan dan koleksi berupa bahan pustaka atau non-pustaka, juga dana yang memadai.
Pustakawan Sekolah harus mampu mendayagunakan perpustakaan, trampil dan mampu merencanakan program kegiatan, sehingga perpustakaan dapat berkembang dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.
Masalah-masalah yang dihadapi
Untuk Perpustakaan Sekolah sampai sekarang masih lemah dan memprihatinkan, ini akibat dari kurang keterbukaan Kepala Sekolah untuk usul-usul atau saran-saran Pustakawan demi perkembangan Perpustakaan Sekolah.
Padahal kunci ada pada Kepala Sekolah yang mengerti sungguh-sungguh tentang fungsi Perpustakaan Sekolah sebagai penunjang kurikulum dalam sistem pendidikan.
Perpustakaan merupakan rohnya Sekolah atau jantungnya Sekolah, kalau semua Kepala Sekolah penuh perhatian dan pengertian terhadap perpustakaan sekolah, niscaya nasib perpustakaan-perpustakaan sekolah akan lebih baik.
Apalagi Kepala Sekolah dan Pustakawan terjalin kerjasama yang baik, biasanya tentang dana pun tidak akan ada masalah yang berarti. Biaya untuk penyelenggaraan perpustakaan akan dimasukkan dalam biaya operasional pada awal tahun ajaran, sehingga rencana perpustakaan dapat dilaksanakan sejalan dengan rencana Sekolah pada umumnya.
strategi pengembangan UPT perpustakaan ITB
Peningkatan kemampuan memanfaatkan, mengembang kan, dan menguasai IPTEK dilaksanakan dengan mengutamakan peningkatan kemampuan alih teknologi melalui perubahan dan pembaharuan teknologi yang didukung oleh pengembangan kemampuan sumber daya manusia, sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan yang memadai, serta peningkatan mutu pendidikan sehingga mampu mendukung upaya penguatan, pendalaman, dan perluasan industri dalam menunjang proses indutrialisasi menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, mandiri dan sejahtera
Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, sarana keterampilan dan pelatihan, media pengajaran, teknologi pendidikan, serta fasilitas pendidikan jasmani dikembangkan dan disebarluaskan secara merata untuk membantu terselenggaranya dan meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan persyaratan pendidikan serta kebutuhan pembangunan
Kebudayaan
Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan kearsipan terus dilanjutkan dan diupayakan untuk lebih menunjang pengembangan budaya bangsa, mencerdaskan bangsa dan memasyarakatkan budaya gemar membaca dan belajar. Pembangunan perpustakaan dan kearsipan perlu ditingkatkan dan disebarluaskan merata di seluruh pelosok tanah air, didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai
(Sumber: GBHN. Tap MPR No. II/MPR/1993. Jakarta: BP-7 Pusat, 1993)
SASARAN PENGEMBANGAN:
· Mengembangkan penelitian dengan kebutuhan pembangunan nasional, penguasaan ilmu-ilmu dasar serta critical science and technologies, pengembangan program studi unggulan dan pengabdian kepada mayarakat yang tepat sasaran
· Meningkatkan kerjasama keterkaitan perguruan tinggi, industri, dan lembaga pemerintah serta kemasyarakatan
· Menyelenggarakan otonomi perguruan tinggi serta mewujudkan kehidupan akademis yang mandiri, dinamis, maju dan kreatif dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia: Pancasila
MISI ITB
· Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kesejahteraan umat manusia, khususnya masyarakat Indonesia, disertai dengan pengembangan SDM yang diperlukan untuk tujuan tersebut
· Menjaga agar ilmu pengetahuan dan teknologi tetap menjadi unsur pendorong penegakan nilai-nilai kemanusiaan dan kesejahteraan umat manusia secara berkelanjutan
· Mengimbangi tekanan kekuatan ilmu dan teknologi negara maju serta dampak arus globalisasi yang makin meluas, mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi yang makin pesat dan persaingan antarbangsa yang makin ketat
· Menjaga kemantapan lingkungan agar benturan industri dan kehidupan modern tidak menghancurkan keseimbangan ekologi dan kehidupan
· Memerangi berbagai bentuk kemiskinan melalui proses pengembangan, dengan menggunakan metoda ilmiah yang disalurkan melalui pendidikan dan penelitian
WAWASAN ITB
· ITB mempunyai ciri sebagai perguruan tinggi teknologi yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan
· ITB mempunyai aspirasi untuk meningkatkan berfungsinya ilmu dan teknologi dalam masyarakat
· ITB mempunyai sikap untuk selalu mengabdikan diri kepada dan mempelopori pengembangan
· ITB mempunyai upaya untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya agar selalu dapat menganggapi dinamika dan memberi sumbangan kepada arah dinamik lingkungannya, dalam kebutuhan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(Sumber: Katalog Kurikulum 1993. Bandung: ITB, 1995)
Dari dasar strategi pengembangan tersebut, hal-hal yang diperlukan oleh ITB adalah:
· Kurikulum yang disempurnakan berkelanjutan
· Dosen yang selalu meningkat kemampuannya
· Mahasiswa dan lulusan yang tinggi kemampuannya
· Jaringan informasi dan perpustakaan yang maju dan berkembang
· Fasilitas dan laboratorium yang memadai
· Keleluasaan pengadaan dan penggunaan dana
· Keleluasaan hubungan kerjasama dengan pemerintah, industri, perguruan tinggi, dan pendidikan di dalam dan luar negeri
(Sumber: ITB Sekilas Data dan Informasi. Bandung: ITB, 1995)
Keadaan Sistem Informasi di ITB pada saat ini adalah sebagai berikut:
1986 - Sistem Informasi Akademik (SIKAD), di Biro Administrasi Akademik
1988 - Sistem Informasi Kepegawaian (SIPEG), di Bag. Kepegawaian
1989 - Sistem Informasi Keuangan (SIKU) hanya menangani administrasi SPP saja.
Pada tahun 1992 dikembangkan menjadi Sistem Informasi Anggaran Terpadu (SIAT) yang menangani SPP/DPP, DRK /Rutin, DIP, OPF
1989 - Sistem Informasi Sarana Akademik (SINSARAK), menangani pemasukan data untuk membuat Jadwal Kuliah
1989 - Sistem Layanan Informasi (SLI) versi I: memperguna-kan basis DOS, untuk para pimpinan ITB di kantor Pusat ITB Jl. Tamansari 64. Tahun 1993 dikembangkan dengan tampilan berbasis Windows
1990 - Sistem Informasi Kemahasiswaan (SIMAWA), berasal dari sistem yang dibangun oleh Direktorat Kemahasiswaan DIKTI. Kemampuannya hanya untuk memasukkan data kemahasiswaan.
Sistem Informasi lainnya dimiliki oleh:
· PUREK V ITB, Bidang Pengembang Perencanaan dan Pengawasan
· Lembaga Penelitian
· Lembaga Pengabdian pada Masyarakat
· Bagian Perlengkapan, untuk Inventory Control
Sistem Informasi yang Dimiliki oleh UPT Perpustakaan ITB
1985 - mempergunakan dBase III Plus untuk pencatatan koleksi perpustakaan
1992 - mempergunakan CDS/ISIS untuk data buku koleksi Perpustakaan Pusat sebanyak 15.000 judul buku, judul majalah, kliping, indeks artikel Bidang Ilmu Hayati, laporan Penelitian dan Tesis sebanyak 1000 judul.
1995 - direncanakan sistem terpadu untuk pengadaan, pengatalogan, sirkulasi, OPAC, interkoneksi dengan perpustakaan lain melalui surat elektronik
RENCANA STRATEGI UPT PERPUSTAKAAN ITB
Dengan melihat kekuatan sistem informasi yang sudah ada di sekitar UPT Perpustakaan pada saat ini, maka direncanakan Sistem Perpustakaan yang terpadu dengan sistem-sistem lain yang sudah ada di ITB. Beberapa hal yang diinginkan antara lain:
· Anggaran Pengadaan Pustaka dengan Sistem Informasi Anggaran Terpadu. Sebagai contoh: Pimpinan Perpustakaan dapat melihat besarnya dana yang dianggarkan untuk Perpustakaan, maupun sisa anggaran untuk tahun yang sedang berjalan melalui layar komputer
· Masalah kemahasiswaan dengan Sistem Informasi Akademi. Sebagai contoh pada saat Pendaftaran Ulang setiap semester, sistem dapat mengetahui nama mahasiswa yang mempunyai kasus dengan Perpustakaan. Contoh lain, Kartu Mahasiswa dapat berfungsi pula sebagai Kartu Perpustakaan, baik di Perpustakaan Pusat maupun Perpustakaan Jurusan
· Penelusuran informasi ing griya dapat dilakukan selama 24 jam dari berbagai lokasi, karena informasi tersedia di Computer House yang buka selama 24 jam
· Penelusuran informasi, penyebaran informasi, pemesanan artikel untuk pemakai di dalam kampus maupun luar kampus melalui electronic mail atau Internet
· Fasilitas On-line Public Access Catalogue (OPAC) dapat ditelusur dari berbagai lokasi di dalam maupun di luar kampus
· Pinjam antarperpustakaan di dalam maupun luar negeri
· Pendidikan pemakai
ASUMSI:
Dengan Sistem ITB yang terpadu akan
1. menunjang sistem belajar mengajar, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang bermutu
2. menunjang penelitian di ITB
3. meningkatkan kerja sama dengan pemerintah, industri, perguruan tinggi, dan pendidikan di dalam maupun di luar negeri, terutama dalam hal alih teknologi
4. meningkatkan cara mengakses informasi baik di dalam maupun dari luar kampus
5. memanfaatkan koleksi secara bersama, sehingga informasi lebih tersebar dan dapat memberi nilai tambah bagi perpustakaan
HAL POSITIP YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
1. sistem di setiap Jurusan dan Unit sudah berjalan dengan baik, dengan demikian peralatan tidak menjadi persoalan, walaupun sistem yang sudah dipergunakan berbeda-beda
2. teknologi yang mendukung sistem yang terpadu sudah tersedia
3. sumber daya manusia sudah tersedia, a.l.: pemrogram, penganalisis sistem, operator dan pustakawan. Selain itu dari kalangan mahasiswa teknik dapat berperan serta untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah
4. dukungan dari Pimpinan ITB
HAL NEGATIP YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
1. belum semua pustakawan, khususnya Pustakawan di Jurusan memahami peran sistem yang terpadu
2. pola berfikir dan bekerja masih tetap konvensional, sehingga fungsi komputer masih belum dimanfaatkan secara optimal
3. dana tidak dapat dapat disediakan seluruhnya oleh ITB
PERUBAHAN YANG DIINGINKAN
1. semua pustakawan dan staf administrasi lainnya memahami bahwa sistem yang terpadu akan medukung keberhasilan ITB
2. sistem yang terpadu harus dimanfaatkan secara optimal
3. ITB mendukung pendanaan, walaupun diperoleh dari berbagai sumber dan masih tetap dalam pengawasan ITB
PENGARUH
1. pimpinan perlu memberi pengarahan tentang pentingnya sistem yang terpadu kepada seluruh sivitas akademika
2. perlu pendidikan dan pelatihan untuk mengubah pola berfikir yang konvensional
3. ITB memberikan keleluasaan pengadaan dan penggunaan dana
Perpustakaan
· Laju inflasi bertambah
· Biaya telekomunikasi naik
· Dana pemerintah turun
· Dana institusi turun
· Teknologi pada sistem yang dipergunakan obsolence
· Peralatan obsolence
· Teknologi makin canggih
· Pemakai bukan hanya lingkungan ITB, misalnya dari industri atau institusi lain
· Masyarakat lebih kritis dalam cara berfikir
· Kebijaksanaan pemerintah berubah, a.l merasa perlu menambah jumlah pusat informasi
Tenaga profesional pustakawan makin banyak
· Biaya yang dibebankan kepada pemakai naik
· Perpustakaan siap menggalang dana secara mandiri
· Sistem diperbaiki seluruhnya atau sebagian, disesuaikan dengan anggaran yang tersedia
· Biaya perawatan makin besar
· Informasi makin mudah diperoleh dengan biaya yang lebih murah
· Pemakai dari luar ITB dikenakan biaya yang berbeda
· Sistem harus dievaluasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat
· Perpustakaan harus lebih aktif memasarkan produknya
· Perpustakaan bersifat aktif mengunjungi pemakainya, agar tidak kalah bersaing dengan pusat informasi lainnya dalam menggalang dana
· Perpustakaan bersiap memperoleh saingan yang lebih banyak Informasi atau koleksi yang disediakan harus lebih spesifik
· Sumber informasi bertambah
· Mendidik staf yang sudah ada agar bekerja lebih profesional
· Biaya insentif tambahan makin besar
Kamis, 16 Oktober 2008
strategi penggunaan internet
jaringan kerjasama perpustakaan di indonesia
Masalah kelistrikan (Jakarta)Lemigas (Jakarta)BATAN (Jakarta, Bandung, Yogyakarta)Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan (Bandung)Direktorat Penyelidikan Tatakota dan Daerah (Jakarta)ITT (Bandung)ITB (Bandung)Tambang & Pengolahan Bahan Galian (Bandung)Direktorat Geologi (Bandung)Bosscha Observatorium (Bandung)PT Semen Gresik (Gresik)Jaringan ini cukup kuat dan berhasil dalam penelusuran kepustakaan.
Jaringan Informasi bidang Biologi dan PertanianKoordinator: Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian BogorAlamat: Jl Ir H Juanda 20, Bogor 16122Telp.: (0251) 21746Jaringan ini memiliki keuntungan karena umumnya perpustakaan yang bergerak dalam bidang penelitian masalah biologi dan pertanian terdapat di Bogor.Perpustakaan penunjang lainnya, misalnya:Perpustakaan Balai Penelitian (RISBA) di MedanBP3G di Pasuruan
Jaringan Informasi bidang Kedokteran dan KesehatanKoordinator: Sub bagian perpustakaan, Bagian Dokumentasi dan Pengolahan Data, Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan Jakarta.Alamat: Jl Percetakan Negara 20, Jakarta Pusat, PO BOX 1226Telp.: (021) 414-226Tugas pokok jaringan ialah memperlancar pengadaan, pengolahan, dan pendayagunaan informasi. Tata kerja: Pusat Jaringan, dibantu oleh perpustakaan penunjang dan perpustakaan setempat.
Perpustakaan penunjang antara lain:Perpustakaan Kesehatan Pusat, Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaFakultas Kedokteran Universitas AirlanggaLembaga Penelitian Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraBadan Koordinasi Keluarga Berencana NasionalDisamping perpustakaan tersebut diatas, masih terdapat lagi perpustakaan Dinas Kesehatan yang berjumlah lebih dari 119 buah, juga berbagai perpustakaan dalam lingkungan Departemen Kesehatan, Perpustakaan Konsorsium Ilmu Kedokteran dan Perpustakaan Percontohan.Jaringan Informasi bidang keluarga Berencana dan KependudukanKoordinator: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta.Jaringan ini mulai dibentuk pada tahun 1974, mempunyai perpustakaan penunjang terbesar di Jakarta.
Perpustakaan Keluarga Berencana yang berada di propinsi, kabupaten, dan kotamadya lebih banyak berupa perpustakaan kerja dengan koleksi yang disediakan oleh BKKBN. Jaringan ini terutama kuat dalam masalah distribusi terbitan BKKBN.Jaringan Informasi bidang Hukum dan Perundang-undanganKoordinator: Badan Pembinaan Hukum Nasional JakartaAlamat: Jl Mayor Jend Sutoyo, Cililitan Jakarta TimurPusat jaringan ini adalah Pusat Dokumentasi Hukum (PDH-BPHN). Tugas PDH-BPHN:Mengatur dan menyelenggarakan data dan informasi hukum dalam arti menghimpun peraturan dan perundang-undangan, tulisan karya ilmiah hukum dan putusan pengadilan,Membina dan menyelenggarakan perpustakaan hukum serta menyelenggarakan jaringan informasi dan dokumentasi hukum,Menyelenggarakan publikasi penelitian, pertemuan ilmiah dan majalah hukum.
Mulai aktif sejak tahun 1975, kini unit jaringan ini terbagi atas:Pusat Dokumentasi Hukum, Biro Hukum, berbagai badan yang berada di Jakarta, berjumlah 52 buah.Perpustakaan di Jakarta (15 buah).Perpustakaan Fakultas Hukum, Universitas, Institut (35 buah)Perpustakaan Negara dan Umum (6 buah)Biro Hukum Pemerintahan Daerah (17 buah)Biro Lembaga lain-lain (7 buah)Jaringan Informasi bidang Masalah Bangunan dan PerumahanKoordinator: Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah, Direktorat Jenderal Cipta Karya Jakarta.Alamat: Jl Raden Patah 1/I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Jaringan Informasi bidang Teknologi, Lingkungan Hidup dan Alih TeknologiKoordinator: Perpustakaan Sentral LIPI BandungAlamat: Jl Cisitu, Bandung 40135 (Kompleks LIPI)
Disamping menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai sistem informasi di lingkungan LIPI, jaringan ini juga bekerja erat dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat, terutama lembaga swadaya yang bergerak di bidang teknologi tepat guna.Jaringan Informasi bidang Pertahanan dan KeamananKoordinator: Perpustakaan Departemen Pertahanan Keamanan RI Jakarta.
Mulai dibentuk tahun 1978, terutama bergerak dalam lingkungan perpustakaan Departemen Hankam and unit ABRI seperti Perpustakaan Sejarah Militer TNI-AD, Pusat Sejarah ABRI, dan lain-lain.Jaringan Informasi Bidang Pemukiman ManusiaKoordinator: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, BandungTerutama bergerak dalam bidang informasi perumahan.Jaringan Informasi bidang Masalah LingkunganKoordinator: Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan Lingkungan Hidup Jakarta.Dibentuk pada bulan Mei 1980. Kantor Menteri PPLH merupakan ‘National Focal Point’ (Pusat Referal) dengan PDII sebagai pelaksana teknis/operasional. Focal point tersebut dikaitkan dengan INFOTERA, sebuah jaringan informasi internasional bidang lingkungan. Focal point Indonesia telah melayani permintaan untuk menelusuri sumber informasi yang relevan dalam bidang lingkungan hidup.
Jasa yang dapat diberikan oleh National Focal Point adalah:Menampung pertanyaan referal mengenai human settlement and habitat environmental selection, decertification pulp and paper industry.Menyalurkan permintaan informasi kepada sistem informasi internasional.National Focal Point bersedia memberikan jasa informasi fotokopi dari karangan yang diperlukan oleh anggota jaringan. Hingga tahun 1981 yang tercatat pada INFOTERA adalah:Lemigas, Direktorat Penyelidikan Masalah BangunanLembaga Oseanografi NasionalBagian Biologi ITBPPMLLembaga Ekologi UNPADBadan Kebijaksanaan Perumahan NasionalLembaga Masalah Ketenagaan IPBBiotrop/SEAMEODepartemen PertambanganBP3KDepartemen Arsitektur ITBSTRAPA Group ITBDirektorat Perlindungan dan Pengawetan AlamJaringan Informasi Pengkajian IslamKoordinator: Perpustakaan Pusat Islam Masjid Istiqlal JakartaAlamat: Masjid Istiqlal, Jl Taman Wijayakusuma, PO BOX 4419 Jakarta Pusat.
Mengkoordinasikan berbagai perpustakaan yang khusus bergerak dalam bidang kajian Islam seperti Perpustakaan Islam (Yogyakarta) yang memiliki koleksi yang kaya akan kajian Islam, berbagai perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) serta perpustakaan pesantren dan masjid. Baru bergerak sekitar awal tahun 1980an.Jaringan Informasi KewanitaanKoordinator: Menteri Muda Urusan Wanita JakartaAlamat: PDII-LIPI, Jl Jend Gatot Subroto 10, Jakarta 12190Dalam praktek erat bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI). Terutama bergerak dalam subyek yang menyangkut wanita; telah menerbitkan tesaurus bidang kewanitaan, bibliografi wanita Indonesia serta bekerjasama dengan pusat dokumentasi sejenis di Asia Tenggara.