Jumat, 11 November 2011

Other Electronic materials

Ringkasan Bab 7 : Other Electronic materials

Developing library and information center collections
Evans, G. Edward; Saponaro, Margaret Zarnosky
Connecticut : Libraries Unlimited, 2005


Oleh:

Rivalna Rivai

Muntashir




Sumber Daya Berbahan Elektronik

Pada era perkembangan teknologi khusunya komunikasi dan informasi telah membawa perubahan yang besar terhadap bagaimana orang bekerja dan berprilaku, tidak terkecuali masalah kebutuhan akan informasi. Kondisi ini membuat perpustakaan sebagai lembaga pengelola informasi harus mampu mengikuti kebutuhan dan prilaku informasi yang ada di lingkungan mereka. Kemajuan teknologi membuat informasi menjadi format yang berbeda dan penggunaan yang berbeda juga, Salah satunya adalah adanya internet. Kehadiran internet membawa perubahan yang sangat berpengaruh secara signifikan terhadap prilaku pencari informasi, yang memiliki kelebihan aksesibilitas yang lebih baik di bandingkan berbahan cetak. Perubahan ini tentu berdampak pada pengelolaan perpustakaan terutama dalam pengembangan koleksi untuk di layankan kepada pengguna.
Pada bab 7 dari buku ini penulis mencoba untuk membahas tentang bahan elektronik atau sumber daya elektronik yang mungkin dapat di koleksi oleh perpustakaan antara lain adalah Full-text, Database Numerik, Musik, referensi elektronik, Perangkat lunak, Simpanan kelembagaan (institutional repository). Selain itu juga mendiskusikan beberapa isu umum tentang pengembangan koleksi tersebut dari permasalahan teknis, hukum dan termasuk pendanaan dalam pengembangan koleksi berbasis web sampai dengan dengan kriteria seleksi koleksi berbahan elektronik tersebut.

A. Analisis Kebutuhan dan Pertimbangan

Sebelum memilih bahan yang akan dikoleksi apakah akan memilih bahan elektronik, perlu di dahulukan dengan adanya kajian terhadap kebutuhan informasi oleh perpustakaan kepada para penggunanya, bagaimana kebutuhan yang mereka inginkan, bagaimana dan dimana mereka mengunakan informasi, apa saja media teknologi yang telah mereka miliki. Sedangkan untuk perpustakaan ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan ketika mereka memilih bahan elektronik sebagai bagian dari koleksinya, yaitu; ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki terutama jaringan dan telekomunikasi yang ada, dan yang tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan dana yang berkelanjutan serta sarana pendukung kainnya.
Kebutuhan informasi terhadap bahan tercetak dan elektronik oleh pengguna pada saat ini masih merupakan sumber yang saling melengkapi dan bersaing. Koleksi bahan tercetak masih banyak di gandrungi dan dimanfaatkan oleh beberapa orang dan komunitas tertentu. Sebagai contoh untuk pengguna yang memiliki minat sejarah tentu akan membutuhkan koleksi yang informasinya dari tahun terbitan lama, tentu saja ini merupakan koleksi yang lahir dari awal adalah sebagai bahan tercetak. Namun bagi beberapa vendor ada yang juga berfokus menyediakan akses ke dokumen lama. Untuk itu Perpustakaan harus mampu untuk memilih vendor yang menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan penggunannya. Sumber berbahan elektronik juga memberikan keuntungan bagi perpustakaan untuk meminimalkan pemakaian ruangan bagi perpustakaan yang memiliki ruang buku yang terbatas. Selain itu ada isu lain yang perlu di pertimbangkan adalah budaya pengguna dari perpustakaan. Apakah telah sesusai dengan kebiasaan cara mereka memnafaatkan informasi?.
Bagi perpustakaan, mengkoleksi bahan elektronik akan meningkatkat kualitas serta efektifitas terhadap layanan pinjam antar perpustakaan serta pengiriman dokumen kepada para penggunannya. Tentu hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi perpustakaan yang memiliki karakter pengguna yang membutuhkan informasi dimana saja dan kapan saja. Namun di sisi lain layanan berbahan elektronik berdampak pada pelayanan menjadi sifatnya berbayar terutama ketika pengguna ingin mencetak dokumen elektronik tersebut. Keuntungan lain dari pengembangan koleksi elektronik di bandingkan dengan koleksi tercetak adalah koleksi elektronik dapat di disain sebagai perangkat lunak yang memungkinkan untuk memberikan laporan kepada perpustakaan tentang statistik pemanfaatan koleksi, hal ini tentu menjadi dukungan sangat baik untuk pengembangan koleksi pada masa yang akan datang. Sebagaian vendor penyedia informasi kadang mengintegrasikan kemampuan tersebut terhadap database mereka, sehingga memiliki laporan. Intinya bahan elektronik memungkinkan penyajian data yang lebih cepat di bandingkan bahan tercetak untuk kepentingan manajemen.


B. Permasalahan Dalam Pengembangan Koleksi Elektronik

Dibawah ini beberapa permasalahan dalam pengembangan koleksi elektronik :
1. Masalah teknis yang berkaitan dengan kecepatan dan stabilitas yang merupakan aspek penting dalam transfer elektronik. Kadang hal ini menjadi masalah ketika penyebaran informasi terganggu sesuai dengan kelemahan dari teknologi tersebut.
2. Perkembangan jumlah informasi secara kuantitas menjadi signifikan dan ini akan merumitkan perpustakaan dalam mengidentifikasi informasi yang sesuai termasuk berkembangnya jenis format elektronik yang ada.
3. Khusus untuk bahan elektronik berbasis web, sering terjadi perubahan terhadap URL (Uniform Resource Locator) sehingga halaman sering tidak dapat diakses.
4. Masalah copyright terhadap karya intelektual. Ketersediaan bahan elektronik yang mudah untuk dilakukan manipulasi sehingga mendorong untuk pelanggaran hak cipta.

C. Jenis Bahan Elektronik

1. Full Text
Istilah ini dapat di terjemahkan sebagai “teks sepenuhnya” mengarah pada koleksi yang mengandung seluruh teks. Sayangnya sampai saat ini belum ada kesepakatan makna dari full text ini dari para vendor sehingga tidak semua yang menyediakan full text dalam artian sepenuhnya pada sebuah jurnal, mulai dari sampul hingga informasi-informasi lainnya seperti catatan legalitas, gambar, tulisan pendek dan bahkan gambar. Dan juga termasuk informasi tentang lowongan kerja, kegiatan seminar dan lainnya yang sebenarnya merupakan bagian dari peran jurnal dalam komunikasi ilmiah. Tentu ini akan mengurangi nilai kualitas dari penyedia atau vendor yang menyediakan bahan full text.. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi perpustakaan ketika ingin berlangganan. Dan salah satu yang harus dipertimbangkan adalah kemampuan format full text yang dimaksud memiliki kemampuan dalam system temu kembali yang mengijinkan sebagian atau seluruh teks menjadi titik akses ketika melakukan penelusuran. Selain itu full text yang lengkap tentunya akan membutuhkan koneksi yang lebih cepat untuk melakukan pengunduhan, ini semua harus menjadi pertimbangan bagi perpustakaan ketika memilih layanan full text yang di sediakan oleh para vendor.
Sedangkan untuk pengembangan koleksi lokal atau muatan lokal terutama dalam melakukan proses digitalisasi dokumen full text sebagai salah satu pengembangan koleksi, yaitu format dokumen, ada berbagai macam format digital untu text mulai dari ASCII, PDF, HTML, XML, dan SGML. Pada saat ini standar format yang berlaku secara internasional, sehingga mudah nantinya di lakukan perubahan system yaitu SGML.

2. Musik

Sumber daya informasi berbahan elektronik disini merupakan musik dalam bentuk terekam, yang tersedia di internet ada yang berbayar dan ada juga yang gratis. Walaupun pada saat sekarang telah banyak website yang menyediakan secara gratis tapi illegal. Namun ada beberapa website yang legal dalam memberikan layanan koleksi musik terekam ini. Jenis bahan elektronik dapat di jadikan koleksi terutama pada perpustakaan akademik atau perpustakaan khusus.

3. Database Numerik

Pada umumnya database numerik menyediakan data berupa angka-angka seperti statistik, data keuangan, informasi sensus, indikator ekonomi dan sebagainya. Koleksi seperti ini dapat dijadikan salah satu pengembangan koleksi oleh perpustakaan, tentunya harus sesuai dengan kebutuhan informasi penggunannya. Pada perpustakaan akademik, data data numerik dari penelitian dapat dijadikan sumber daya koleksi yang bermanfaat untuk pengguna maupun organisasi. Ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan ketika ingin membangun pangkalan numerik perpustakaan adalah tersedinya infrasturktur penyimpanan yang memadai dan yang besar karena cendrung filenya berkapasitas besar terutama jika layanan ini berbasis online jika tidak media penyimpan seperti cd-rom menjadi alternative.

4. Koleksi Referensi Berbasis Elektronik

Koleksi referensi secara tradisional yang berupa ; bibliografi, indeks, abstrak, dan daftar isi yang terekam ke dalam media elektronik. Para penerbit biasanya menyediakan dalam format online / web dan ada juga dalam bentuk CD-rom. Walaupun secara kualitas koleksi referensi elektronik lebih baik di bandingkan tercetak namun paling tidak bagi pengguna kemampuan penelusuran lebih baik dan cepat.

5. Software

Perpustakaan dapat mengembangkan koleksi perangkat lunak, terutama pada perpustakaan sekolah yang berkaitan dengan perangkat lunak pendidikan , atau kadang kala software yang terdapat pada suplemen tambahan dari judul koleksi yang di beli.

6. Simpanan Kelembagaan (institutional repository)

Simpanan kelembagaan merupakan suatu kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan hasil karya intelektual dari sebuah komunitas tertentu. Ada dua penekanan yang terdapat pada simpanan kelembagaan yaitu ; pertama adalah koleksi digital yang memiliki keterkaitan erat dengan lembaga penciptanya, dan penekanan pada preservasi digital terhadap proses kegiatan ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah simpanan kelembagaan :
a. Ketersediaan sumberdaya teknis seperti server, dan jet scanner.
b. Ketersediaan sdm untuk mengelola simpanan kelembagaan baik untuk seleksi yang akan di masukan serta untuk teknisi perangkat keras hingga perangkat lunak.
c. Permasalahan hukum, yakni menyangkut hak cipta.

D. Evaluasi Bahan Elektronik

1. Isi (content)

Masalah isi merupakan faktor yang harus menjadi perhatian dalam melakukan seleksi bahan elektronik, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab ketika seleksi terkait isi, yaitu:
a) Seberapa seringkah produk melakukan update
b) Apakah produk menyediakan akses backfile (akses ke dokumen volume tahun lama) , dan berapa tahun terbit yang lama masih dimiliki. Dan apakah ada tambahan bayaran untuk itu?
c) Sejauh mana cakupan subjek koleksi yang disediakan vendor, dan membandingkannya dengan vendor lainnya?

2. Akses

a) Mode akses yang digunakan apakah akses single user atau mult user, jika multi berapa daya yang dapat di tampung, dan disesuaikan dengan kebutuhan juga dana.
b) Bagaimanakan Kompatibilitas produk dengan sistem jaringan yang dimiliki perpustakaan dan system temu kembali.
c) Apakah Interface produk yang user friendly dan mudah untuk digunakan.
d) Bagaimana Kemampuan sitem temu kembali dari produk
e) Bagaimanakah proses otentifikasi pada pengguna yang sah?

3. Dukungan

a) Apakah produk memberikan dukungan pelatihan kepada para staff perpustakaan?
b) Bagaimana kualitas dokumentasi untuk pedoman penggunaan baik untuk pengguna awam maupun profesional?
c) Bagaimanakah layanan untuk klaim serta pertanyaan permasalahan kepada vendor tersedia ?
d) Bagaimanakah informasi mengenai review dari produk , apakah mencakup seluruh layanan yang disediakan, hal ini penting untuk memberi masukan awal untuk seleksi.

4. Biaya

a) Apakah produk meyediakan akses terbatas beberapa dokumen apakah hanya bisa di cetak saja atau bisa di download, hal ini akan menambah biaya.
b) Perkirakan pembiayaan lebih lanjut dari penggunaan produk, seperti masalah teknis seperti ketersediaan perangkat lunak security atau anti virus.

E. Evaluasi Web Dalam Pengembangan Koleksi

Web merupakan bahan elektronik yang sifatnya lebih dinamis dibandingkan bahan lainnya, hal ini di karenakan kemudahan untuk melakukan perubahan informasi di internet itu sendiri. Oleh karena perubahan yang cepat itu serta setiap orang bisa membangun sebuah website dengan berbagai informasi yang disediakan,, maka hal ini akan menjadi tantangan bagi pustakawan serta pekerja informasi lainnya dalam melakukan seleksi terhadap bahan tersebut. Hal ini perlu dicermati untuk memahami bagaimana melakukan evaluasi yang baik terhadap informasi tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan kriteria dalam melakukan evaluasi pada informasi di website antara lain adalah :
a) Relevansi
Topik koleksi harus sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika baik untuk pengajaran, penelitian dan pengabdian.
b) Kualitas
Koleksi yang di karang oleh pengarang ternama dan atau diterbitkan oleh penerbit terkenal.
c) Komprehensif
Koleksi dengan topik yang lebih luas dan mendalam
d) Harga
Disesuaikan dengan prioritas koleksi yang dibutuhkan
e) Kemutakhiran
Kemutakhiran koleksi di perhatikan terutama pada kajian atau disiplin ilmu yang memiliki perkembangan yang cepat seperti teknologi dan ilmu sosial
f) Kemudahan penggunaan
Koleksi yang mudah digunakan baik sistematika maupun bahasa.
g) Akreditasi
Di utamakan koleksi yang sudah memiliki akreditasi terutama pada journal atau majalah
h) Keunikan

Keunikan koleksi menjadi pertimbangan untuk di adakan, sebagai perluasan topik.
Dari seluruh uraian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa dalam melakukan pengembangan koleksi khususnya koleksi berbahan elektronik, perlu mendapat perhatian yang serius bagi perpustakaan dalam melakukan kegiatan pengembangan koleksi, perlunya untuk memahami karakteristik dari bahan tersebut, kelemahan dan kelebihan dan juga harus memperhatikan akan kebutuhan dan latar belakang dari pengguna potensial, sehingga dengan begitu perpustakaan dapat membangun kebijakan dengan pertimbangan yang matang dengan harapan tujuan dapat tercapai dengan tepat, efektif dan efesien

Kamis, 29 September 2011

AGAR TIDAK SEPERTI AYAM YANG MATI DI LUMBUNG PADI: BAGAIMANA MENJADI PUSTAWAKAN KREATIF, INOVATIF, DAN PRODUKTIF



Oleh Hernowo
"Hanya kemauan yang menjadikan manusia itu kecil atau besar."
HEINRICH HEINE
Suatu ketika Penerbit Mizan, dalam sebuah acaranya, mengundang Kang Ibing sebagai salah satu pembicara. Kang Ibing, sebagaimana kita tahu, adalah komedian yang kental dengan balutan budaya Sunda. Kang Ibing juga sosok yang sering memerankan si Kabayantokoh fiktif dari tanah Sunda yang digambarkan lucu (suka ngebodor) dan pintar tetapi sekaligus bodoh. Apa yang dibicarakan oleh Kang Ibing ketika diminta mengisi sebuah acara yang diadakan oleh Penerbit Mizansebuah penerbit yang memiliki akar di Bandung dan kini, selama 25 tahun lebih, telah memproduksi banyak buku yang menjadi bacaan masyarakat luas di Indonesia?
"Waha'i rekan-rekan yang bekerja di Penerbit Mizan," demikian Kang Ibing menujukan materi pidatonya kepada kami, para pekerja yang bekerja di Penerbit Mizan, yang memang mengisi hampir separuh lebih dari tamu undangan, "janganlah Anda sekalian seperti ayam yang mati di lumbung padi." Memang, Kang Ibing tidak menjelaskan lebih jauh tentang apa yang dikatakannya itu. Namun, sayayang termasuk salah satu pendengar pidato Kang Ibing yang juga menjadi pekerja di Penerbit Mizantentu menyadari sekali akan hal itu.
Setiap bulan Penerbit Mizan, penerbit buku tempat saya bekerja, menerbitkan puluhan buku baru. Apakah buku-buku baru yang diterbitkan oleh penerbit saya sempat saya baca semua? Atau, kalau tidak semua, apakah saya benar-benar menyempatkan diri untuk memerhatikan apa saja buku-buku baru yang bermanfaat bagi diri saya? Bagaimana pula dengan buku-buku baru yang diterbitkan oleh penerbit selain Penerbit Mizan? Dalam Kelompok Mizan saja, kini ada banyak penerbit dengan corak buku terbitannya yang sangat beragam. Ada Qanita, Kaifa, Mizania, Hikmah, Bentang, dan masih banyak lagi. Belum penerbit di luar Kelompok Mizan.
1


Lantas, yang layak untuk saya perhatikan lagi, penerbit tempat saya bekerja juga melanggan sebuah majalah perbukuan dari Amerika Serikat. Majalah perbukuan itu bernama Publishers Weekly dan terbit setiap minggu. Lewat majalah tersebut saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa di negeri adidaya itu setiap minggu diterbitkan buku baru yang jumlahnya mungkin ratusan. Dan kini, di zaman kita saat ini, informasi tidak hanya disebar lewat medium kertas tetapi juga medium lain. Internet adalah salah satu contoh medium baru penyebar informasi yang memiliki kecepatan dan kuantitas yang luar biasa.
Hidup memang tidak harus diisi dengan membaca. Namun, apakah hidup dapat mencapai tingkat yang sedemikian berkualitas jika dijalani tanpa membaca? Saya tiba-tiba teringat kata-kata indah dan demikian "powerful" yang dilontarkan oleh Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup dalam karya mereka, Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken, begitu mendengar apa yang disampaikan oleh Kang Ibing. Gaarder dan Hagrup mengatakan, "Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca sederetan kalimat baru, aku lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas."
Bagaimana agar diri saya dapat menjalankan kegiatan membaca secara kontinu dan konsisten? Bagaimana agar kegiatan membaca dapat menjadikan diri saya ini produktif sekaligus -kreatif? Apakah ada cara-cara baru yang dapat saya temukan dan jalankan sehingga kegiatan membaca dan menulis tidak mudah jatuh pada kegiatan yang sangat melelahkan, membebani, dan membosankan? Apakah membaca dan menulis dapat menyulap diri saya ini menjadi diri yang penuh dengan ide-ide yang brilian dan inovatif?
Menemukan dan Menjalankan Konsep "Mengikat Makna"
Tidak ada yang baru terkait dengan membaca. Dari dahulu hingga sekarangdi zaman yang sangat canggih terutama jika kita merujuk ke perkembangan teknologi informasi dan komunikasimembaca tidaklah berubah. Mata kita menatap teks, kemudian pikiran bekerja untuk memahami apa yang disajikan oleh teks. Kadang-kadang, untuk memahami deretan teks yang disusun oleh seorang penulis, pikiran kita perlu mengunyah dalam waktu tertentu dan kemudian mencemanya. Ada deretan teks yang mudah dikunyah dan dicerna, ada juga deretan teks yang sangat sulit dikunyahapalagi dicerna.
2


Begitulah membaca. Pada suatu ketika, saya terusik untuk bertanya, "Setelah saya memahami sederetan teks dari hasil kegiatan membaca, ke mana hasil pemahaman itu saya simpan?" Saya bertanya seperti ini karena jika saya membaca sebuah buku, saya mungkin mendapatkan sekian kali pemahaman begitu saya membaca halaman-halaman buku tersebut. Ada buku yang memiliki halaman dalam jumlah sedikit, misalnya tidak sampai seratus halaman, ada pula buku yang memiliki ketebalan halaman di atas tigaratus halaman. Sekali lagi, saya simpan di mana jika saya mendapatkan sekian ratus pemahaman?
Ada kemungkinan saya sudah membaca ratusan atau bahkan ribuan buku. Di manakah hasil kegiatan membaca saya yang sangat banyak dan tidak ringan itu? Apakah saya benar-benar mendapatkan sesuatu yang bermanfaatmisalnya ilmuketika saya menjalankan kegiatan membaca? Apabila ya, apa buktinya? Bukankah banyak sekali buku yang telah saya baca dan pada saat buku itu saya baca, saya pun mendapatkan sesuatu yang sangat bermanfaat, namun begitu waktu berlalu, saya pun melupakan hampir semuanya? Kadang saya pun dihinggapi rasa sebal dan kesal karena saya lupa apa yang telah saya baca?
Bahkan kejadian yang lebih parah pun kerap melanda diri saya. Dikarenakan saya sering mengalami rasa sebal dan kesal ketika menjalankan kegiatan membacakarena yang saya baca kemudian terlupa begitu sajasaya pun menghentikan kegiatan membaca yang seharusnya memberikan manfaat kepada saya. Penghentian kegiatan membaca itu kadang-kadang tanpa sadar. Tiba-tiba saja saya berhenti membaca. Ada semacam rasa malas yang menjalar di dalam diri saya untuk membaca. Bahkan, saya rasakan sekali begitu saya menghentikan kegiatan membaca dalam jangka waktu yang lama, untuk memulai membaca kembali ada semacam beban yang tidak tertanggungkan.
Saya yakin bahwa rentetan penghentian kegiatan membaca hingga munculnya rasa malas membaca itu tentu ada sebabnya. Saya pun menduga itu dikarenakan oleh apa yang saya pahami dari membaca kemudian saya lupakan. Atau, dalam bahasa lain, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya ketika saya membaca, dan begitu selesai membaca, saya tidak mendapatkan apa-apa. Benar bahwa selama membaca saya seperti mendapatkan pengetahuan akan apa yang saya baca. Namun, begitu saya menutup buku y&ng saya baca, apa yang saya dapat dari membaca itu hilang bersama ditutupnya lembaran-lembaran buku tersebut. Mungkin ada yang tersisa sedikit di benak saya tentang hal-hal yang mengesankan, namun begitu waktu berlalu, yang tersisa itu pun musnah tidak berbekas.
3


Saya pun berjanji untuk menemukan cara membaca yang benar-benar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Apabila saya membaca dan saya mendapatkan secara konkret sesuatu yang bermanfaat dari membaca, tentulah saya akan terus membaca. Entah dari mana mulainya, saya kemudian terinspirasi oleh kata-kata yang diringkas dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. Kata-kata itu berbunyi demikian, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya." Akhirnya, saya pun menemukan konsep bernama "mengikat makna". Saya harus menuliskan hasil-hasil kegiatan membaca saya begitu saya selesai membaca.
Melahap Buku dengan Metode "Ngemil"?
Konsep "mengikat makna" menjadikan diri saya kreatif dalam menjalankan kegiatan membaca dan menulis. Saya setuju dengan riset ahli linguistik Dr. Stephen D. Krashen dalam karyanya, The Power of Reading, bahwa terbentuknya kemampuan menulis berasal dari kegiatan membaca. Saya menjadi penulis yang produktif sekaligus kreatif pada usia 44 tahun gara-gara "kerakusan" saya dalam melahap buku. Di banyak buku yang saya ciptakan, saya senantiasa mengatakan kepada para pembaca buku saya bahwa saya dapat menulis dan mencipta banyak buku karena membaca.
Setelah saya renungkan pernyataan saya itu dan saya amati beberapa penulis produktif seperti Ustad Quraish (Muhammad Quraish Shihab) dan Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat), saya berkesimpulan bahwa menulis atau membuat buku itu hanyalah menuangkan hasil kegiatan membaca. Tentu, saya tidak ingin memudahkan persoalan. Namun, saya meyakini bahwa membaca adalah kegiatan paling utama yang harus dilakukan seseorang agar dia menjadi penulis yang baik. Menulis tanpa membaca tentu saja bisa.. Namun, apabila seseorang mau membaca terlebih dahulu sebelum menjalankan kegiatan menulis, tentulah dia akan lebih lancar dan lebih mudah dalam menulis. Dan bukan hanya itu yang diperoleh. Para penulis yang rajin membaca adalah mereka yang bersandar pada sandaran yang sangat kuat.
Saya menganggap membaca adalah memasukkkan kata-kata ke dalam diri. Semakin banyak dan semakin berkualitas bahan bacaan yang^dibaca oleh seseorang, itu berarti semakin banyak dan semakin berkualitas pula kata-kata yang dimasukkan olehnya ke dalam diri. Sementara itu, saya menganggap bahwa menulis adalah mengeluarkan apa saja yang ada di dalam diriapakah itu dalam bentuk pengalaman, pengetahuan, pemahanam, gagasan, dsb.dengan bantuan kata-kata yang sudah tersedia di dalam diri. Apabila diri itu miskin kata-kata alias tidak suka membaca, tentulah
4


diri itu akan kesulitan dalam menulis atau mengeluarkan apa yang ingin dikeluarkan secara tertulis.
Akhirnya, saya pun bertekad untuk menata kegiatan membaca saya. Betapa pentingnya membaca yang benar, tertata, dan teratur agar kegiatan menulis menjadi lebih lancar dan tidak banyak hambatan. Salah satu metode membaca yang saya temukan adalah metode "ngemil". Metode "ngemil" ini, selain sangat mendukung konsep "mengikat makna", juga saya temukan ketika saya menganggap buku sebagai makanan"makanan ruhani". Metode "ngemil" ini saya jelaskan secara panjang lebar ketika saya menulis buku yang sangat saya sukai, Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza. "Ngemil" pelbagai camilan atau makanan ringan tentulah sudah biasa; namun, apakah "ngemil" dalam konteks membaca buku merupakan hal yang biasa?
Untuk dapat menjalankan metode "ngemil" dalam membaca, pertama-tama Anda harus bersedia untuk memilih dan benar-benar menyiapkan sebuah buku yang memang menurut Anda penting untuk dibaca secara mencicil. Buku itu pun harus Anda bawa ke mana-mana. Selanjutnya, metode "ngemil" berhak Anda jalankan ketika Anda menganggur atau memiliki waktu luang. Anda tentu tidak dapat membaca jika Anda sibuk bukan? Nah, ketika Anda menganggursedang menunggu sesuatu, sedang dalam perjalanan, sedang tidak sibuksaatnyalah Anda membaca buku yang telah Anda siapkan dan bawa ke mana-mana itu. Janganlah Anda berpikir bahwa Anda nanti dapat mencari bahan bacaan untuk dibaca ketika Anda menganggur. Kenapa? Karena ada kemungkinan Anda tidak mendapatkan bahan bacaan yang sesuai dengan selera Anda. Apabila bahan bacaan itu tidak sesuai dengan harapan Anda, Anda pasti malas untuk membacameskipun Anda punya waktu untuk membaca.
Terakhir, metode "ngemil" ini mensyaratkan Anda untuk senantiasa mengakhiri kegiatan membaca yang mungkin singkat itu dengan menulis atau "mengikat". Apa yang Anda tulis atau "ikat"? Yang Anda tulis adalah hal-hal sangat penting dan berarti yang Anda temukan di dalam kegiatan membaca Anda. Tulislah sesuatu yang menurut Anda memang layak untuk Anda tulis. Dengan menulis, Anda membuktikan bahwa kegiatan membaca Anda menghasilkan sesuatu yang konkret: tulisan. Dengan menulis, Anda berarti menyimpan hasil kegiatan membaca Anda di sebuah wadah yang jelas. Dan dengan menulis'atau "mengikat", Anda benar-benar tidak sia-sia dalam membaca.[]
5

Senin, 26 September 2011

Majalah Perpustakaan dan Informasi Volume 2 Nomor 2 tahun 2011



Isi Majalah berkenaan tentang :
1. Pengaruh sensor terhadap pengembangan koleksi perpustakaan (studi kasus di 5 asosiasi perpustakaan di dunia oleh Mufid
2. Pustakawan dan Gerakan Pramuka sebuah aktualisasi diri oleh Haryanto
3. E-mail sebagai rekod: sebuah kajian kearsipan oleh Lilik Istiqoriyah
4. Sejarah perkembangan perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Lolytasari
5. Program literasi informasi di perpustakaan perguruan tinggi oleh Ana Afida
6. Peran perpustakaan pada sekolah berbasis spider web methods oleh Ida Darawati

Majalah Perpustakaan dan Informasi Vol 1 Nomor 2tahun 2009

Ditengah kesibukannya sebagai pengajar dan rutinitas dalam mengelola
PSIP YARSI, redaktur mempersembahkan edisi Vol I/No. 2 Tahun 2009. Kali ini wajah cover Majalah PSIP memperkenalkan gedung baru Universitas YARSI.
Pembahasan pada Majalah ini mengacu pada “Perkembangan Dunia Perpustakaan” dengan menampilkan 7 penulis, diantaranya adalah:

1. Pengembangan Media Belajar Bersama dengan Pemanfaatan Fasilitas Gratis di Dunia Internet: Studi Empiris PEngembangan Situs Blogger oleh Indra Hiswara
2. I_Schools dan Kurikulum yang Ditawarkan, Termasuk Informatika Sosial oleh Sulistyo-Basuki
3. Pelestarian Materi Digital oleh Nita Ismayati
4. Mengenal ISBN: Penerapan dan Pemanfaatannya di Indonesia oleh Pudjiharti
5. Pengembangan Kreativitas Pustakawan: Tinjauan Secara Psikologis oleh Safrudin Azis
6. Sejarah Perpustakaan Babylonia oleh Lolytasari
7. Pustakawan Teladan Asal Pulau Dewata Bali Menuju Istana oleh Abdurrahman
8. Apa dan Siapa: Abdul Salam M. Sofro dan Harkrisyati Kamil

Majalah PSIP FTI Universitas YARSI dapat dilanggan dengan mengirim permohonan ke:
Alamat Redaksi dan Sirkulasi Majalah PSIP FTI YARSI:
Gedung Baru Universitas YARSI Cempaka Putih
Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telepon: (021) 422-8105
Faks: (021) 422-8105

Selain itu Redaksi menerima sumbangan tulisan tentang Kepustakawanan baik tulisan ilmiah maupun hasil penelitian yang telah disesuaikan untuk format majalah. Naskah ditulis 1,5 sebanyak 20 halaman. Setiap tulisan harap disertai foto penulis. Naskah yang telah diterima redaksi tidak dikembalikan. Naskah dapat dikirim via email: jip@yarsi.ac.id

Senin, 25 Juli 2011

Read Aloud

RINGKASAN MATERI READ ALOUD
Tujuan READ ALOUDMendorong keberhasilan anak dengan membantu anak menjadi “pembaca sepanjang hayat” yang bisa dicapai melalui READ ALOUD.

Membacakan buku kepada anak-anak merupakan aktivitas terpenting untuk membangun pengetahuan yang dibutuhkan oleh anak-anak.

“If the child has never heard the world, the child will never say the word,
and if you have neither heard it nor said it, it’s pretty tough to read it and to write It”- Jim Trelease

Tahapan anak belajar :
1. Dimulai dengan mendengarkan, akan memperkaya vocabulary anak.
2. Kemudian anak akan belajar berbicara, seorang anak tidak akan pernah mengatakan kata-kata yang belum pernah didengarnya. Jadi setelah mendengarkan, tahap berikutnya berbicara.
3. Tahap selanjutnya adalah membaca. Tahapan dimana anak akan mulai belajar membaca. Akan lebih mudah untuk anak membaca jika ia sudah pernah mendengarkannya dan mengatakannya kata-kata tersebut.
4. Tahap akhir menulis. Setelah mendengar, berbicara, membaca, pada akhirnya anak akan belajar menulis. Kosakata yang banyak akan sangat membantu si kecil untuk mulai menuliskan banyak hal.

Kecerdasan otak anak tergantung dari sinapsis atau sambungan pada otak anak-anak. Namun, diperlukan stimulasi yang berkualitas untuk mendorong tersambungnya neuron pada otak si kecil. Salah satunya dengan mendorong kecintaannya untuk membaca, karena membaca merupakan jendela ilmu pengetahuan yang tidak terbatas.


READING ROLE MODEL

Kapan waktunya memulai READ ALOUD?

You can start read aloud when your child's a newborn. No matter what your baby's age, of course, reading aloud provides a great opportunity for cuddling and bonding ~ Jim Trelease.

READ ALOUD bisa dimulai sejak si kecil baru saja lahir, atau jika mulai saja dari sekarang tidak peduli berapapun usia si kecil. Kenapa sejak dini? Menurut Montesori, ahli pendidikan mengatakan bahwa periode terpenting pertumbuhan perkembangan otak anak adalah ditahun awal kehidupannya sampai umur enam tahun. Jika Anda berhasil mengajarkan anak suka membaca di usia ini, maka seumur hidup si kecil akan suka belajar dan membaca dari buku. Hal ini akan sangat mendorong kemampuannya untuk belajar dan tumbuh kembang otak si kecil.

Mulai dengan membacakan kepada si kecil 3 menit dalam sehari. Lihat perkembangan si kecil, jika ia mulai terlihat menikmati apa yang Anda bacakan, anda bisa menambah porsinya. Membacakan cerita merupakan “hadiah terindah” yang bisa diberikan orang tua kepada anak.

You may have wealth untold: Caskets of jewels and coffers of gold.
Richer than I you never be – I had a mother who read to me
Stricklan Gillilan


Apakah Manfaat READ ALOUD?
• Mengajarkan bayi berkomunikasi
• Memperkenalkan angka, huruf, warna, bentuk dalam suasana yang menyenangkan.
• Membangun kemampuan mendengar, mengingat dan kosakata
• Memberi informasi mengenai dunia sekitarnya
Semuanya ada dan bisa disampaikan melalui buku, tergantung bagaimana kesadaran orang tua untuk mulai membacakan buku tersebut demi masa depan si kecil.

Bagaimana memulai READ ALOUD?

Pertama-tama kenali dulu tahapan perkembangan bayi sebagai berikut :
• 0 – 2 bulan (listener)
Merupakan masa membiasakan bayi dengan suara kedua orang tuanya, jadi bersuaralah ketika membaca, usahakn bayi mendengarkan suara Anda.
• 2 – 4 bulan (observer)
Bacakan katalog book (buku berisi gambar-gambar saja, dengan tulisan sangat sedikit). Mulai gunakan buku sebagai alat berkomunikasi.
• 4 – 6 bulan (cooer)
Membacakan buku dengan menghadapkan ke bayi, pekalah kebutuhan bayi. Kapan harus terus membaca, kapan stop. Jangan dipaksakan jika si kecil terlihat bosan. Pilih buku dengan pilihan yang pas dan menarik.
• 6 – 12 bulan (babbler)
Perbolehkan bayi untuk meraih buku, gunakan buku terbuat dari kain atau plastik yang sukar untuk dirobek atau dimakan.
• 12 – 18 bulan (word maker)
Jadikan membaca buku kegiatan rutin setiap harinya sebelum tidur, atau sesudah bangun tidur. Bacakan satu buku dan ulangi berkali-kali, pilih buku yang sepertinya si kecil sangat suka. Si kecil mulai aktif bertanya apa ini apa itu? Coba cari buku yang berisi aktivitas untuk anak.
• 18 – 24 bulan (phrase maker)
Tetap tanamkan kebiasaan membaca pada anak. Dia akan lebih sering bertanya apa ini apa itu, dan mulai beri kesempatan pada anak untuk menjawab beberapa pertanyaan. Cobalah berhenti saat membacakan dan biarkan anak menyelesaikan ceritanya. Mulai siapkan crayon atau kertas sebagai ekspresi anak Anda.

Pilihlah buku yang berkualitas. Saat pembukaan pembacaan buku tunjukkan terlebih dahulu halaman depan, sebutkan judulnya dengan jelas. Sebutkan pengarang dan ilustratornya, sekilas isi tentang cerita. Orang tua harus terlebih dahulu mengetahui apa isi buku tersebut.

Saat Anda membacakan buku...
1. Think Aloud & Be A Star. Think Aloud dengan memberikan kesempatan anak mencerna cerita dan berpendapat. Be A Star dengan memaksimalkan penampilan Anda melalui ekspresi wajah, permainan suara, dan libatkan anak saat membaca. Misalnya menirukan suara binatang yang dibacanya.
2. Performance. Bacakan cerita dengan hati, expresif dan menarik. Gunakan intonasi suara, body language, bunyi-bunyian.

Saat Anda membacakan cerita untuk anak, yang terpenting adalah menanamkan kecintaannya untuk membaca. Bukan bertujuan untuk menyelesaikan sebuah cerita. Bukan sebuah masalah jika cerita dari buku tidak dapat selesai dibaca semua, dan bukan sebuah masalah jika si kecil hanya menginginkan cerita itu-itu saja. Ada baiknya coba libatkan si kecil saat Anda membeli buku, biarkan dia memilihnya sendiri sehingga sesampainya dirumah dia akan sangat tertarik untuk membacanya.

Sebuah metode yang menyenangkan sekaligus membuat kedekatan Orang tua dan anak semakin erat. Bacakan cerita untuk anak minimal 20 menit sehari untuk masa depan buah hati Anda. Selamat mencoba, semoga berguna untuk Anda para Orang Tua. Terimakasih.




Rabu, 20 Juli 2011

PENILAIAN DAN PENYUSUTAN ARSIP PERGURUAN TINGGI

Latar Belakang


Perguruan tinggi sebagai organisasi menghasilkan arsip. Dalam mengelola arsip dibutuhkan manajemen arsip. Salah satu kegiatan dalam manajemen arsip adalah penilaian dan penyusutan.
Penilaian dan penyusutan arsip mempertimbangkan rekod yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional, persyaratan hukum dan akuntabilitas keuangan. Penyusutan arsip adalah penghapusan rekod dari suatu sistem kearsipan, baik manual maupun elektronik.

Penelitian tentang evaluasi pengelolaan arsip, dilakukan oleh Agus et.al., di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggambarkan bahwa penilaian dan penyusutan hanya mencapai level 23%.
Penilaian dan penyusutan arsip dilakukan berdasarkan subjektifitas pengelola arsip, dan tidak berdasarkan kebijakan yang dibuat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2006, Departemen Agama sebagai induk organisasi UIN telah membuat JRA untuk lingkungan Departemen Agama.
Arsip yang teretensi dalam JRA DEPAG tsb tidak memenuhi substansi fungsi dan tugas pokok organisasi di lingkungan UIN

Untuk itu, UIN harus membuat JRA spesifik untuk diterapkan di lingkungan UIN

Rumusan Masalah

Bagaimanakah pelaksanaan penyusutan arsip di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?


Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pelaksanaan penilaian dan penyusutan arsip di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berpedoman pada Jadwal Retensi Arsip Departemen Agama, sebagai dasar untuk merancang Jadwal Retensi Arsip spesifik pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Senin, 04 Juli 2011

Majalah Perpustakaan dan Informasi Vol II Nomor 1 tahun 2011



Kali ini PSIP YARSI memberikan gebrakan baru dengan memberikan mandat kepada IKALIPSI untuk meneruskan perjuangan penerbitan Majalah Perpustakaan dan Informasi Vol. 2 Nomor 1 tahun 2011, yang selama ini dibina oleh PSIP YARSI. Sungguh suatu tantangan baru bagi IKALIPSI, suatu tantangan bagi alumni PSIP YARSI khususnya untuk membuat karya dalam bentuk tulisan.
Wajah sampul edisi kali ini dihiasi dengan suasana Perpustakaan POLTEKKES Jakarta III, dimana Haryanto, ketua IKALIPSI bekerja dan sampul belakang, bapak Drs. Muh. Kailani Eryono, MM., menyerahkan laptop untuk para mahasiswa PSIP YARSI.
Artikel yang datang ke meja redaksi edisi ini diawali dengan pemikiran Peranan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Digital oleh Dekan baru PSIP YARSI bapak Anton Adibroto. Dilanjutkan dengan beberapa tulisan alumni dari alumni PSIP YARSI seputar perpustakaan dan kearsipan. Ada juga tulisan dari penulis non alumni diantaranya adalah dari mahasiswa Program S2 Ilmu Perpustakaan UI dan dari dosen UNAIR.

Daftar isi Majalah
  • Dari Meja Redaksi
  • Lensa kegiatan IKALIPSI
  • Profil Dosen Ilmu Perpustakaan, ibu Siti Sumarningsih, M.Lib
  • Perjalanan Karier seorang Pustakawan, bapak Mukmin Suprayogi
  • Profil perpustakaan dan Pustakawan alumni bekerja, Perpustakaan POLTEKKES Jakarta III (Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III)
  • Peranan Perpustakaan di Era Keterbukaan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI oleh Haryanto
  • Kepemimpinan dan Praktek manajerial perpustakaan oleh Safruddin Aziz
  • Menginstal senayan library di windows oleh Agus Yudo Waluyo
  • Prinsip ISO 15489 dalam pengelolaan Manajemen Rekod oleh Lolytasari
  • Manajemen Rekod elektronik oleh Dyah Puspitasari
  • Tantangan hak cipta di era internet oleh Lili Sudria Wenny
  • Lensa Kegiatan alumni
  • Berita Gembira
  • Berita Duka
  • Info Seminar
  • Biografi Penulis

Kamis, 16 Juni 2011

Pengurusan ISBN


Pertama, siapkan kelengkapan berkas dalam bentuk print out:

Bagi Anggota Baru:
1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit.
2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit
3. Fotocopy:halaman judul, balik halaman judul, daftar isi dan kata pengantar

Bagi Anggota Lama :
1. Membuat surat permohonan atas nama penerbit
2. Fotocopy:halaman judul, balik halaman judul, daftar isi dan kata pengantar


Berkas tersebut bawa ke Perpusnas beralamat di Jakarta, Jl. Salemba Raya 28 A/Kotak Pos 3624 Jakarta.